Bagian 5

219 46 6
                                    

Keesokan harinya, chika masih tertidur dibalik selimut tebalnya. Wajahnya yang begitu tenang menikmati alam mimpinya sampai tidak menyadari jam sudah menunjukan pukul 07.41 wib.

Seseorang masuk membuka pintu kamar chika, melangkahkan kakinya menuju jendela dan membuka lebar gorden dikamarnya. Sinar matahari langsung mengenai wajah chika. Mendapati sorot matahari chika perlahan membuka matanya, dan mengerjap beberapa kali memastikan orang yang berdiri didepan jendela.

"Mamih ihhh"

"Bangun sayang, itu vito udah ada dibawah lo"

"HAH? "

"Ngapain bang vito kesini? "

"Mami ga tau. Katanya mau ngajak kesuatu tempat"

Chika masih dengan wajah bingungnya sedangkan mami aya sedang merapihkan sampah snack yang berserakan dimeja chika.

"Oh ya mami lupa, kemaren aran kesini. Bawa bunga sama ek krim. Kamu si pulangnya malem, mami jadi lupa bilang"

"Aran" Gumam chika yang tanpa sadar maminya sudah keluar dari kamar.

Chika segera bangkit dari tidurnya dan segera pergi ke kamar mandi. Saat turun kebawah chika melihat vito sedang berada diruang tamu dengan secangkir teh didepannya. Chika bukannya melangkahkan kakinya ke ruang tamu, dia memilih mencari maminya yang berada di taman sedang menyiram beberapa bunga kesayangannya.

"Mih, aran kemaren mampir ngga? "

"Engga. Mamih tawarin masuk katanya mau langsung pulang"

"Kok Aran ngga chat aku ya? Apa iya dia marah? Fix dia pasti marah? " Batin chika seraya melihat room chat nya bersama aran

✍✍✍

Pagi ini aran sudah rapi dan bersip untuk berangkat ke kampus. Aran memang memutuskan untuk langsung pulang ke Jakarta setelah mengantarkan bunga ke rumah chika. Aran berpikir tak ada alasan bagi aran untuk tetap berada di bandung, chika juga sama sekali tidak mengabari dirinya. Tidak mengatakan bahwa dirinya sedang pergi bersama cowo lain. Perasaan kesal dan kecewa aran bercampur jadi satu.

Setelah 20 menit membelah jalanan kota jakarta aran sampai dikampusnya. Dheo sudah menunggu aran diparkiran karna sebelumnya aran menghubungi dirinya untuk menunggu nya diparkiran kampus.

Saat turun dari mobil, aran mendapatkan  tatapan dari mahasiswi yang begitu mengaggumi aran dari sisi manapun. Walaupun hari ini aura aran tidak terlalu ke luar karna pengaruh hatinya, tapi tetap saja aran begitu mempesona di pandangan mata mahasiswi.

"Weh, ada yang lagi galau ni" Gurau dheo saat aran sudah dihadapannya

"Diem lo"

"Gimana, udah siap lepas chika buat gue belum"

"Gue bunuh lo ya dheo"

Dheo hanya menanggapi ucapan aran dengan  tawanya. Begitu asik menggoda aran ditengah kegalauan hatinya.

✍✍✍

Chika dan vito sudah berada diparkiran kampus chika. Awalnya vito ingin mengajak chika kesuatu tempat yang indah menurut vito. Tapi chika menolak dengan alasan ada tugas penting dikampus yang diselesaikan hari ini.

Ya, chika memutuskan untuk kembali kejakarta sebenarnya bukan karena masalah tugas kampus, tapi masalah aran. Yang tak kunjung membalas pesan nya padahal aran online. Chika yakin aran marah padanya.

Vito memaksa untuk mengantar chika tapi chika tidak mau alasannya akan diantar supir. Tapi vito tetap kekeh untuk mengantar chika alhasil dirinya mengiyakan ajakan vito untuk mengantarnya ke kampus, mami aya juga setuju jika vito mengantarkan chika.

Setelah menempuh perjalanan 2 jam chika sampai dikampusnya. Saat chika turun, vito ikut turun. Chika bingung dengan ikut turunnya vito. Ternyata vito mengajak sarapan bersama dikantin fakultasnya. Karna merasa tidak enak dengan vito yang sudah mengantarnya jauh-jauh sampai jakarta, chika mengiyakan ajakan vito.

Perjalanan menuju fakultas seni harus melewati fakultas sastra terlebih dahulu. Chika khawatir jika dirinya bertemu dengan aran, sedangkan chika sedang bersama vito. Dan benar saja, dari arah berlawanan ada aran, dheo, zee, dan solleh. Tatapan aran dan chika bertemu tapi aran langsung mengalihkan pandangannya lagi menuju hp nya, seolah aran tidak mengenali chika.

Chika yang diperlakukan seperti itu tentu saja menahan rasa sesak didadanya.

"Ran chika" Ucap zee saat akan berpapasan dengan chika

"Biarin"

"Lah dia sama cowo lain" Aran hanya diam

Saat mereka berpapasan chika memanggil aran "aran" Aran yang merasakan namanya dipanggil menghentikan langkahnya tapi saat menyadari siapa yang memanggil namanya aran tetap melanjutkan jalannya menuju perpus.

"Ayo chika, aku udah laper nih" Ajak vito yang menarik pergelangan tangan chika, tapi tatapan chika masih fokus dengan aran yang semakin lama semakin menghilang dari jangkauan matanya

My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang