Selesai mata kuliah chika langsung berlari menuju kelas aran. Setibanya didepan kelas ternyata pintunya masih tertutup brarti masih ada dosen didalam kelas. Chika duduk di kursi panjang depan kelas aran, menunggu dengan rasa khawatir. Jari tangannya tak henti meremas ujung bajunya.
Setelah menunggu hampir 30 menit akhirnya pintu terbuka. Dosen keluar diikuti beberapa mahasiswa yang juga ikut keluar.
"Dheo" Panggil chika, saat melihat dheo keluar kelasnya
"Iya chik? Cari aran ya? " Chika hanya mengangguk
"Dia ijin ga ikut kelas, kayanya ada project deh dia" Mendapatkan jawaban dari dheo chika langsung berlari dari kelas aran, mengeluarkan HP nya untuk menelpon seseorang.
Selesai menelpon chika langsung membuka aplikasi mobil onlen, karna dirinya tidak bawa mobil hari ini. Untuk vito, dia sudah langsung pulang ke Bandung setelah sarapan bersama dikantin.
Setelah 15 menit mobil yang chika pesan sudah datang. Tadi chika menelpon menejer aran, teh melody untuk minta alamat aran. Untung saja teh melody memberi tahu chika alamat pemotretan aran. Jika tidak entahlah apa yang terjadi dengan chika.
Sebelum sampai kelokasi aran, tadi chika sempat mampir ke toko pizza, chika sengaja membelinya untuk aran karna pizza salah satu makanan kesukaan aran dan juga cara chika untuk membujuk aran. Setelah menempuu perjalanan 1 jam lamanya chika sampai di lokasi aran, saat turun dari mobil chika langsung dijemput oleh teh melody.
Aran tentu saja tidak tau kedatangan chika, karna chika yang melarang teh melody untuk memberi tahu aran.
Chika dan teh melody berjalan menuju lift karna tempat pemotretan aran ada di lantai 5. Benar saja saat sudah sampai di lantai 5 aran masih sibuk dengan pemotretan nya bahkan tidak menyadari kedatangan chika.
Chika sekarang berada di ruangan aran, tadi teh melody yang menyarankan chika untuk menunggu didalam ruangan aran saja. Terdengar bunyi knop pintu ruangan aran menampilkan sosok pria tinggi, putih, dan juga tampan siapa lagi kalo bukan aran. Tapi aran masih sibuk dengan HP nya sampai belum menyadari keberadaan chika.
"Aran" Panggil chika lembut. Aran yang mendengar itu langsung menghentikan aktivitas bermain HP nya dan juga menghentikan langkahnya
"Hai" Sapa chika canggung
"Ngapain? Aku cape"
"A.. Aku bawain kamu pizza. Dimakan ya" Ucap chika seraya membuka kotak pizza nya
"Aku ga laper"
"Aran"
"..... "
"Aran maaf"
Chika mendekat duduk di samping aran. Memandang wajah tegas aran yang terlihat jelas sedang menahan emosi.
"Aran kamu marah ya"
"Engga. Ngapain? Ga penting juga" Mendengar itu chika langsung memeluk aran dari samping, mata chika sudah mulai berkaca kaca
"Ngapain kamu kesini? Bukannya lagi asik berduaan sama abang mu itu, sampe ga inget waktu, sampe ga chat aku"
"Arannn, jangan gini" Nada chika mulai purau
"Bahagia kan sama abang mu itu" Lanjut aran
"Aran aku bisa jelasin"
"Dahlah chika aku cape, aku masih harus lanjut. Aku ga mau mood ku hancur. Kamu pulang aja, nanti biar supirku yang anter kamu pulang" Setelah mengatakan itu aran benar benar meninggalkan chika sendirian yang sedang menangis sesenggukan.
#########
Mau cerita itu ngga?
Engga?
Yaudah ga maksa si, hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince
Fiksi RemajaAku tidak bisa mengatakan "mari berjalan di jalur bunga". Mari kita melihat hal hal baik, aku tidak bisa mengatakan bahwa hanya akan ada hal-hal baik dari sekarang, bahwa kamu tidak akan terluka. Aku tidak bisa katakan itu, aku tidak bisa berbohong...