Bagian 3

329 67 3
                                    

Seorang pemuda terduduk lesu dibalkon seraya manatap langit hitam bertabur bintang. Tangannya masih memegang benda persegi panjang tipis dan sesekali memutarnya. Indra penglihatnya terus saja merotasikannya ke benda itu berharap ada pesan masuk dari seseorang yang sudah hampir dua hari menghilang. Pemuda itu menyandarkan punggungnya pada kursi lalu meluruskan kakinya diatas meja. Kedua indranya terpejam untuk mengurangi rasa rindunya pada kekasihnya.

Terdengar suara langkah kaki mendekat ke pemuda itu, sentuhan tangan dirasakannya dibahu pemuda itu.

"Masih belum ada kabar? " Pemuda itu mengangguk setuju

"Lo ngga coba tanya temen-temenya ran? "

"Udah kak. Tapi mereka seakan-akan ga tau keberadaan chika"

Sudah dua malam aran dibuat uring-uringan karna tidak mendapat kabar dari chika. Tentu saja karna chika marah pada aran. Bagaimana tidak, aran baru memberitahu chika 30 menit sebelum keberangkatannya menuju singapura untuk menjalani pemotretan majalah bersama angel. Gadis yang paling dicemburui oleh chika.

Flashback on

Aran mengikuti mata kuliah dengan gelisah. Karna jika chika sudah marah pasti susah untuk mengembalikan moodnya lagi. Terlebih aran masih menyembunyikan sesuatu dari chika, jika aran memberi tahu chika pasti chika akan marah, tapi jika tidak diberi tahu maka chika akan semakin marah.

Sedari tadi aran mengetuk ngetuk pulpennya diatas meja mencari cara untuk membicarakannya dengan chika. Setelah matkul selesai, aran melangkahkan kaki jenjangnya ke kelas chika.

Saat aran hampir sampai, mata aran melihat chika bersama gerombolannya baru saja keluar dari kelas.

"Chika" Panggil aran sambil memegang pergelangan tangan chika.

Chika melihat aran, lalu menghempaskan tangannya hingga genggaman aran terlepas.

"Chika aku pinjem bentar ya" Ijin aran pada teman teman chika. Semua teman chika paham bahwa mereka berdua pasti sedang ada masalah.

Aran terus menggenggam lengan chika dan membawanya ke dalam mobilnya. Selama berjalan menuju parkiran chika terus memberontak meminta aran untuk melepaskan genggaman tangannya tapi aran tetap diam.

"Chik, aku mau ngomong sesuatu" Tak segera mendapat respon dari chika. Aran menarik dagu chika untuk menghadapnya.

"Aku setengah jam lagi bakal terbang ke Singapura" Mendengar perkataan aran, chika langsung menatap aran berusaha mencari kebohongan dari matanya

"Aku mau ijin, Aku mau pemotretan disana 2 hari, mmm bareng angel"

"..... "

"Chik"

"Udah kan? Aku mau ke kantin"

"Chika pliss" Aran berusaha

chika yang ingin keluar dari mobil

"Kenapa minta ijin? Ga penting juga kan ran?" Jemari chika membuka kunci mobil aran

"Chika"

"CHIK" Bentak aran yang sudah tidak bisa menahan emosinya. Menyadari kesalahannya aran kembali menggenggam tangan chika, kali ini tidak ada penolak kan karna chika sudah menangis

"Ma.. Maaf, aran ga maksud bentak chika"

"Terserah kamu aja ran" Chika langsung keluar dari mobil. Saat aran hendak mengejar chika, ponselnya berdering. Setelah panggilannya berakhir, aran langsung menginjak pedal gasnya melajukan mobilnya.

"Maaf Chik"

Flashback off

Keesokan paginya aran terbangun dengan mata sembab. Ya semalaman aran menangis karna masih belum mendapat kabar dari chika, satu pesan pun tidak chika balas. Seakan-akan perempuan itu menghilang dari dunianya.

My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang