11. Late

9 4 0
                                    

"Kenapa harus ke taman belakang? kamu bisa bicara tadi di tangga." Tanya Areum.

"Aku mau momen ini jadi berkesan jadi aku bawa kamu kesini. Pemandangannya bagus kan?" Areum mengangguk setuju sambil melihat sekitar taman.

Pohon dan bunga-bunga mulai berguguran karena sudah masuk bulan September. Sudah enam bulan semenjak mereka naik ke kelas 11.

Saat Areum sedang memandang pohon dan bunga di sekitar taman, seseorang yang mengajaknya kemari tiba-tiba menggenggam tangannya.


"Areum, lihat aku." Areum menurut, menatap dia dan menunggu kalimat lanjutan.



"Sebenarnya aku-
















___________________________________

Jisung dan Hyesoo sudah sampai di lapangan bola. Masih harus berlari sampai ujung karena letak taman sekolah mereka memang sejauh itu dari gedung utama, di sebelah taman ada lapangan bola juga ada Ruang kreatif untuk kegiatan ekstrakulikuler.

"S-sung. K-kita bisa jalan biasa aja?" Dengan napas memburu Hyesoo memanggil Jisung yang masih berlari.

Jisung menoleh ke belakang, dilihatnya Hyesoo yang lemas karena terus berlari sejak mereka mencari Areum tadi. Gadis itu pasti sangat lelah.

"Jalan aja pelan-pelan, aku mau nyusul Areum duluan." Setelah mengatakan itu, Jisung melanjutkan larinya, meninggalkan Hyesoo yang masih sibuk mengatur nafas sambil berjalan dengan kecepatan normal.

"Sebenarnya kenapa Jisung jadi semangat mencari Areum sih?" Hyesoo bingung sendiri













Sibuk bertanya-tanya sendiri, dari belakang Hyunsu datang dengan terburu-buru menghampiri Hyesoo.

"Katanya kamu mencari Areum berdua, satu lagi mana?" kata Hyunsu begitu sampai di depan Hyesoo.

"Udah lari duluan ke taman sekolah."

"Lah kamu ngga ikut lari."

"Kamu ngga liat wajah sama kondisi aku ya?" tanya Hyesoo kesal.

"kenapa? ada jerawatnya?" Hyunsu melihat wajah Hyesoo dengan seksama, mereka berdua masih berjalan beriringan. "Ngga ada jerawatnya, btw wajahmu glowing banget." Lanjutnya.


"Pliss, kalau mau ngajak gelud besok aja, aku lagi capek."

Hyesoo berjalan lebih cepat meninggalkan Hyunsu. Wajahnya glowing, iya glowing sama keringat hasil lari maksudnya.

____________________________________

Sementara Jisung sudah sampai di taman sekolah dan berjalan perlahan. Berhati-hati karena takut Areum benar-benar diculik. Jaga-jaga dengan kemungkinan terburuk.

Melewati bangku taman dan beberapa pohon jisung melihat sosok yang diyakininya sebagai Areum. Rambutnya abu-abu berhias pita merah di belakangnya. Itu memang Areum.




"Ar-!." Jisung menahan teriakkannya, seperti ada yang salah.

Jisung bersembunyi di belakang pohon sakura karena melihat sosok selain Areum dan sepertinya mereka sedang mengobrol.

"Itu yang nyulik? Kok kayak kenal ya." Monolog Jisung sendiri masih memastikan.

Dari posisinya yang cukup jauh dari Areum dan si penculik, Jisung masih bisa mendengar percakapan mereka karena di taman memang hanya ada mereka bertiga.













"Areum, lihat aku." Dapat Jisung liat Areum menuruti kata si penculik

"Bentar, itu- itu ..." Jisung berusaha melihat dengan seksama siapa sosok yang dia duga menculik Areum.





















"Sebenarnya aku..."




















"Itu kan Daesung."


















"Aku suka sama kamu, Areum-ah Narang sagwillaeyo?"
























Jisung diam, Areum diam, dan Daesung masih menunggu jawaban Areum.

Jisung merasa ada rasa sesak di dadanya, khawatir dan was-was dengan jawaban yang akan Areum berikan.







'Tolong jawab tidak, aku mohon.' dalam diam Jisung berdoa.











"A-aku-

"Aku bingung bagaimana cara menyampaikannya, tapi apa kamu bisa menungguku sampai aku juga menyukaimu? Daesung?"

Areum melihat kearah lain, berusaha menjawab tanpa melukai perasaan Daesung, nyatanya dia memang tidak sedang menyukai siapapun, hanya sedang memikirkan seseorang.

"Tentu, aku tidak bisa memaksa perasaan mu." Sementara Daesung masih memandang Areum, dia yakin bahwa Areum bisa membuka hati untuk dirinya.

"Jadi bagaimana dengan pengakuan aku tadi?" tanya Daesung lagi. Areum kembali melihatnya. ,masih dalam posisi berhadapan dan tangan daesung masih menggenggam Tangan Areum











































"Aku rasa, aku bisa menerimanya. Belajar menyukaimu sambil membuat kenangan indah bersama."

Jawaban Areum sukses membuat Daesung tersenyum semakin lebar. Kaget dan bahagia menjadi satu.

Areum membalikkan tubuhnya, menghindari melihat Daesung. Pipinya merona hebat setelah dia menerima Daesung untuk mulai berpacaran.






Saat melihat kebelakang, Areum melihat Jisung sedang memandanginya dari balik pohon sakura. Ekspresi Jisung sulit untuk ditebak, yang jelas pemuda itu tengah terdiam dengan pandangan kosong.

Areum menarik tangan Daesung cepat dan berlari kecil menuju pohon sakura untuk melihat Jisung lebih dekat.



"Jisung?" Panggil Areum hati-hati, Jisung kembali sadar lalu memandang Areum dan Daesung bergantian sambil tersenyum simpul.

"K-kamu sejak kapan disitu?" tanya Areum sedikit malu. Jisung tidak mendengar pengakuan Daesung kan?

"Ngga lama, barusan aku sampai." Jawab Jisung enteng seolah tidak terjadi apa-apa.

"Maaf aku sempat dengar beberapa kata diakhir tadi, Congrats ya buat kalian berdua." Lanjut Jisung lalu berbalik dan berlari menjauh.
















Setelah itu Hyesoo dan Hyunsu datang.

"Gini ya kelakuan kamu, hilang mendadak bikin orang khawatir." Iya Hyesoo dan Hyunsu kompak memarahi Areum bergantian.

Setalah menceritakan semuanya. Hyunsu dan Hyesoo lega, Areum tidak diculik

"Selamat ya buat kalian berdua." Hyesoo melempar senyum jahil ke arah Areum. "Jangan lupa traktiran nya."

I'm Late | Han Jisung × OC ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang