Hari yang dinantikan akhirnya datang dengan cepat, Diana seperti biasa keluar dari mobil yang disopiri oleh sopir pribadinya. Keadaan sekolah masih sepi, tetapi tidak dengan isi kelasnya yang dipenuhi orang-orang yang terlalu giat ingin belajar. Termasuk teman sebangku, yang sengaja mematikan ponselnya tadi malam!
Prisil nampak duduk santai membaca materi Bahasa Indonesia yang jam tujuh lima belas nanti, akan berlangsung khidmat seperti biasa. Kedatangan Diana mengusik Prisil, benar saja teman sebangkunya itu siap membuka mulut. Ingin menyampaikan curhatan yang tertahan tadi malam, sebelum Diana mengoceh tatapan tajam Prisil mengartikan.
"Lu jangan ngomong sekarang!"
Diana menelan ludah kasar, lalu menjatuhkan ranselnya ke atas meja.
"Terus siapa yang mau denger curhatan gua, ha?" tanya Diana kesal.
Prisil menoleh. "Masih banyak manusia di kelas ini," balasnya, lalu kembali membaca materi.
Diana mendengkus sebal, tatapannya beralih ke bangku paling belakang. Sasarannya adalah Yuni dan Wina. Mereka berdua sudah nempel sejak masuk SMK sama-sama tidak terlalu menyukai belajar. Namun, Diana tidak terlalu sering bergaul dengan mereka takutnya malah ketempelan bodoh atau malas, lebih baik dengan Prisil, bukan?
Langkah Diana mendekati dua manusia yang sedang menertawakan wajah cowok di layar ponsel. Diana menghampiri meja keduanya, lalu berkata, "Asik banget, nih? Ngetawain siapa?"
Wina dengan mata berbinar-binar mendongak. "Biasa, Yuni ditembak cowok yang baru ketemu sehari!"
Biasa? Ah, ya, Diana tidak lupa bahwa Yuni bukan Yuni Shara tentunya. Adalah cewek yang sedikit populer di kalangan cowok yang, bisa dibilang sangat urakan bukan cowok idaman yang berpenampilan rapi. Dilihat, dari tampangnya saja beberapa mantan Yuni sangatlah menyeramkan. Mungkin ketua gank begal?
Diana mendekatkan wajahnya, menilai bentuk rupawan padahal biasa saja manusia yang ditertawakan oleh Yuni dan Wina. Dalam hati, Diana langsung menyanjung cowok yang mulai dekat dengannya. Lebih gantengan Kevin lah, mau lewat foto ataupun wujud asli. Sudah terbayang bagaimana respon kedua temannya itu jika mendengar curhatan Diana.
Tanpa menunggu lama, Diana mulai mengatur suaranya agar semua manusia yang sok haus ilmu di kelas bisa mendengar juga, termasuk Prisil tentunya.
"Parah! Gua diajak dinner sama anak MM!" seru Diana heboh, tetapi belum membuat anak lain di kelas meliriknya.
"Wah, diajak siapa? Mungkin gua kenal orangnya?" tanya Yuni, sebagai cewek yang mungkin merasa paling kenal dengan semua manusia berjenis kelamin cowok?
"Siapa, tuh? Jarang banget lo deket ama cowok, Din!" balas Wina.
Diana tersenyum senang, lalu berkata, "Walaupun ngajaknya malming yang masih lama, tapi gua seneng banget! Nah, kalian juga tau sendiri gua gak terlalu disukai cowok!"
"Sama siapa, ih! Ngeluhnya nanti aja kali," sela Yuni sudah tidak sabar.
Baiklah, Diana segera membalas, "Kevin, cowok yang dikalahin Prisil waktu pemilihan KETOS!"
Yuni dan Wina saling berpandangan, tak mampu membalas kabar sangat menggegerkan dan tidak pernah disangka! Yuni yang dari kelas sepuluh memgejar Kevin sama sekali tak pernah direspon, sekarang mendengar Diana yang tiba-tiba diajak dinner adalah hal yang membuatnya iri dan juga aneh.
Mengapa harus Diana? Apa kelebihan cewek cerewet dan manja itu? Pikir Yuni kesal. Penghuni kelas yang tadinya tidak nampak peduli akan ocehan Diana, saat mendengar nama Kevin pasang mata di kelas sana tiba-tiba melirik Diana. Mempertanyakan apakah pendengaran mereka tidak salah? Diana diajak dinner oleh Kevin? Kevin yang terkenal kalem dan selalu melempar senyum?
KAMU SEDANG MEMBACA
PRISIL'S STORY [COMPLETED ✔️]
Fiksi RemajaPINDAH KE DREAME "Pacaran? Sorry, gak terdaftar dalam kamus kehidupan gua!" •• Prisil Margaretha Kyana. Gadis yang terkenal akan sikap dinginnya, membuat semua lelaki enggan mendekati. Hingga kepopuleran sebagai Ketua OSIS di SMK Hanum Perwita memb...