Selamat membaca♡1
2
0Perhatian!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.Bab 6: The Killers
Dalam sebuah tim tiap anggota berperan penting.
***
"Kalian mau pulang ke rumah atau mau ke sky house?" Milan bertanya sambil menyalip mobil di depannya.
"Lo mau kemana Key?" Devan mensejajarkan motornya dengan mobil Keyra.
Keyra sejak tadi diam. Keluar dari pekarangan markas besar membuat dia memikirkan sesuatu. Apa yang dikatakan Laksamana Besar benar semua. Tapi dia juga tidak bisa patuh pada aturan, kebanyakan aturan tersebut hanya mengekang.
"Key?" Devan kembali bersuara.
"Huft..." Keyra menghembuskan napas sejenak."Gue mau ke suatu tempat dulu setelah itu pulang ke rumah. Kalian kalau mau ikut gue silahkan kalau mau pulang duluan juga gak masalah."
"Kemana?" Milan ikut mensejajarkan motornya dengan mobil merah berkapasitas empat penumpang tersebut.
"Biasa. Ada yang perlu gue perbaiki." Keyra memperdalam gas lalu membanting stir berbelok ke kiri saat bertemu persimpangan.
"Gue ikut." Devan ikut berbelok ke kiri.
"Gue juga." Milan mengikuti. Dia tahu kemana gadis itu ingin pergi.
The Killers berkendara dengan kecepatan sedang. Mereka bergerak ke arah selatan kota. Sepuluh menit berkendara melewati jalanan besar dengan gedung-gedung tinggi mereka memasuki kawasan pemukiman yang tidak terlalu padat bahkan beberapa kali ada hutan kecil, itu adalah hutan lindung.
Lima belas menit melewati pemukiman mereka berhenti di depan sebuah bangunan dengan tembok setinggi dada orang dewasa. Keyra masuk ke pekarangan diikuti Devan dan Milan di belakangnya. Mereka turun dari kendaraan.
'Silver Automotif'
Itu yang tertulis di plang yang berada di dinding atas bangunan. Sebenarnya tempat ini adalah rumah sederhana yang disulap menjadi bengkel.
Seseorang laki-laki berusia akhir kepala dua itu menoleh saat mendengar suara kendaraan yang memasuki pekarangan rumahnya. Tapi dia tidak terkejut karena dari suaranya saja dia mengenali siapa pemilik kendaraan.
"What’s up Bang Jack!" Milan turun dari motor. Melakukan salam ala cowok.
"Apa kabar Bang?" Devan juga melakukan salam.
"Gak buruk tapi gak baik juga." Bang Jack mengangkat bahu.
"Gak baik karena pelanggan setia lo lama gak datang kan Bang?" Keyra bergabung dengan ketiga lelaki itu.
Bang Jack terkekeh."Lo bener Key. Wah udah lama kalian gak kesini, kemana aja?"
"Biasa Bang, misi." Bang Jack hanya mengangguk mendengar jawaban Milan.
"Lagi ngapain Bang?" Devan penasaran karena saat datang tadi Bang Jack sedang mengerjakan sesutu pada motor trail berwarna hijau.
Bang Jack menepuk body motor."Cuma ngecek dikit-dikit."
"Kali ini Buto Ijo mau lo bawa kemana Bang?" Milan terkekeh mendengar kalimatnya sendiri. Tidak pernah terbiasa dengan nama yang Bang Jack berikan untuk motor trail hijaunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]
Teen Fiction⚠️Plagiat dilarang mendekat⚠️ Apa yang terlintas pertama kali saat mendengar The Killers? Para pembunuh? Ya, mereka adalah para pembunuh. Tapi mereka bukan pembunuh kebanyakan. Mereka adalah para pembunuh kejahatan. Tiga remaja yang memiliki sepoto...