Selamat malam
Selamat membaca♡
1
2
0Perhatian!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.Bab 7: Rumor
Jangan biarkan dirimu terpengaruh oleh rumor yang belum tentu benar.
***
Setelah kepergian Devan dan Bang Jack. Keyra mengajak Milan turun. Mereka berjalan santai di pinggir jalan yang sering dilewati motor gunung.
"Gimana kalau Devan diculik sama Bang Jack. Kita terlalu cepat percaya sama Bang Jack." Ucapan Milan membuat Keyra yang berjalan di depan laki-laki itu berhenti seketika. Dia membalikkan badan menghadap Milan.
"Gara-gara hampir dehidrasi otak lo jadi eror Lan." Keyra menggelengkan kepalanya.
"Gimana kalau Bang Jack itu sebenarnya perampok gunung yang lagi marak. Terus dia ngerampok Devan." Milan semakin khawatir dengan pikirannya.
"Aduh!" Milan mengaduh karena perutnya ditonjok Keyra.
"Minum air yang dikasih Bang Jack tadi biar otak lo jalan lagi." Keyra memijit keningnya, Milan jika sedang lelah membuat otaknya berpikir dengan kacau."Bang Jack gak akan ngerampok Devan, gak ada yang bisa dirampok dari Devan. Dia juga gak akan nyulik Devan, gak ada untungnya. Lagian kalau dia berniat jahat kenapa dia gak bawa gue dengan alasan gue cewek pasti mudah ngalahin gue? Kalau lo lupa gue ingatin Devan bukan orang biasa. Dia menguasai banyak beladiri belum lagi pistol di balik jaketnya yang bisa buat Bang Jack berpikir berulang kali kalau mau jahatin Devan."
"Lo bener." Milan menarik napas lega setelah kalimat panjang Keyra.
Mereka melanjutkan perjalanan. Saat berjalan santai begini mereka baru menyadari bahwa pemandangan dari sini sangat indah. Pucuk-pucuk pepohonan terlihat menghampar luas. Kota-kota terlihat di kejauhan sana. Dibandingkan dengan perkotaan udara disini jauh lebih dingin. Baru kali ini mereka mengejar target sampai pegunungan biasanya masih di perkotaan yang pemukimannya padat.
"Lo gak takut item Key?" Milan membuka suara setelah hening panjang.
"Random banget sih lo." Keyra tidak mengerti lagi dengan pikiran Milan.
Milan tertawa."Gue kebawa suasana. Baru kali ini kita bisa menikmati perjalanan, selama ini hanya berusaha secepat mungkin agar bisa menangkap target." Milan berjalan di samping Keyra, jalanan yang mereka lewati lebih landai dan lebar sehingga memungkinkan untuk berjalan bersisian.
"Kayaknya sekali-kali kita berempat bisa mendaki atau kamping." Milan kembali bersuara tidak peduli jika Keyra tidak menanggapi sama sekali.
"Kapan terakhir kali kita liburan bareng?"
"Empat tahun yang lalu." Keyra akhirnya membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]
Novela Juvenil⚠️Plagiat dilarang mendekat⚠️ Apa yang terlintas pertama kali saat mendengar The Killers? Para pembunuh? Ya, mereka adalah para pembunuh. Tapi mereka bukan pembunuh kebanyakan. Mereka adalah para pembunuh kejahatan. Tiga remaja yang memiliki sepoto...