Kejutan!!!
Udah lama banget gak ketemu kalian. Kangen banget denger sama baca notif dari kalian🥺
Gimana kabarnya? Semoga baik, sehat, bahagia selalu dan yang pastinya tetap setia nungguin The Killers.
Jangan lupa share, vote, dan komen<3
Selamat membaca♡
1
2
0Perhatian!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, organisasi, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.Bab 33: Déesse Sauveuse
Bertemu denganmu sepertinya takdirku.
***
Milan memukul lawan di depannya dengan senapan. Beberapa detik lalu pertarungan segera meletus di atas atap gedung tersebut. Milan menghadapi penyerang ketiga dan keempat. Fahar lebih dulu menyerang penyerang pertama dan kedua. Sementara Faidhan bertarung dengan penyerang kelima.
Milan menendang kaki lawan lalu kembali memukul dengan senapan membuat penyerang keempat terkapar tak berdaya.
Milan tersenyum miring."Didikan Devan dan Keyra nih. Jangan remehin gue."
Laki-laki bermata dingin itu segera mengirim pukulan ke ulu hati musuh yang langsung ditangkis. Milan tidak kehilangan kesempatan dia segera mengirim tendangan ke area terlemah lawannya. Penyerang ketiga menunduk kesakitan. Milan segera memukul dengan senapan. Lalu menendang kepalanya. Penyerang ketiga menyusul tumbang.
Fahar menghindari pukulan yang hampir mengenai pelipisnya. Laki-laki itu segera mengambil tangan penyerang lalu membawa ke bahu sedetik kemudian membanting ke lantai. Musuh tumbang. Fahar segera menendang bersamaan dengan berbalik badan saat penyerang kedua hendak memukul dari belakang. Orang itu segera mundur dua langkah. Fahar tidak memberi ampun segera mengirim pukulan bertubi-tubi sampai penyerang tumbang.
Faidhan juga tidak terlalu kesulitan. Dia sama seperti Milan memanfaatkan senapan untuk menyerang musuh. Beberap detik setelah Milan dan Fahar mengalahkan musuh. Laki-laki berambut kuncir satu itu berhasil mengalahkan musuh dengan menginjak dada dan memukul kepala lawan.
"Tim dua!" Milan segera berlari menuju senapannya.
***
Nada membuka pintu mobil saat orang kedua dari mobil musuh keluar. Gadis itu segera menyerang. Dua lawan satu. Nada mendengus dia tidak takut.
Gadis itu menyerang menggunakan pipa besi. Dia melompat memukul kepala lawan dengan keras. Satu musuh tumbang. Temannya menggeram lalu memanggil yang lain.
Dari dua mobil keluar lima orang. Enam lawan satu. Pertarungan yang tidak seimbang tapi gadis itu tidak akan menyerah. Tugasnya adalah melindungi Rafael dan Ervin.
Enam orang itu menyerang dengan serentak. Satu tendangan mengenai Nada membuat tubuh gadis itu membentur mobil. Dia segera menghindar ke samping saat musuh kembali menyerang.
"BUK!" Satu pukulan mengenai bahu Nada. Gadis itu meringis.
"DUK!" Satu tendangan berhasil lolos. Nada jatuh terduduk.
Dua orang musuh bersiap menendang tapi terhalangi oleh Ervin yang lebih dulu menendang.
"Cuma pengecut yang mengeroyok perempuan." Ervin berdecih.
Orang yang kakinya ditendang Ervin segera meludah ke samping lalu menyerang. Ervin segera menangkis lalu mengirim pukulan balasan.
Nada segera bangkit lalu bertarung dengan laki-laki yang membawa pisau. Gadis itu berputar saat menghindari benda tajam tersebut. Nada membalas dengan tendangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]
Novela Juvenil⚠️Plagiat dilarang mendekat⚠️ Apa yang terlintas pertama kali saat mendengar The Killers? Para pembunuh? Ya, mereka adalah para pembunuh. Tapi mereka bukan pembunuh kebanyakan. Mereka adalah para pembunuh kejahatan. Tiga remaja yang memiliki sepoto...