Bab 29: Kerja Sama

212 48 56
                                    

Hai guys bagaimana kabarnya?
Siapa yang gak sabar ketemu Keyra, Devan, Milan, dan yang lain. Angkat tangannnn!!!

Maaf lama gak update, nungguin goals tapi ternyata gak mencukupi setelah sekian lama😢🥺

Aku berharap kalian yang baca selalu tinggalkan jejak ya^^ Komen dan vote plijeee (aegyo)

Selamat membaca♡

1
2
0

Perhatian!
Cerita ini berlatar distopia Indonesia. Segala kejadian, organisasi, latar tempat dan waktu, serta kesamaan tokoh hanya kebetulan belaka. Seluruh cerita hanya fiksi tidak berkaitan dengan kenyataan.

Bab 29: Kerja Sama

Tim tanpa salah satu satu anggota adalah kosong.

***

Sepuluh hari berlalu, hari ini Faidhan sudah dibolehkan pulang karena luka di kakinya sudah membaik hanya butuh rawat jalan beberapa hari lagi. Laki-laki calon agen itu sudah bisa berjalan normal hanya saja belum bisa jika terlalu lama berjalan atau berlari kencang.

Keyra, Devan, dan Milan datang ke rumah sakit menjemput Faidhan bersama dengan Barra dan yang lain.

"Yuk, udah selesai semua." Milan mengajak mereka segera keluar dari rumah sakit. Dia baru saja mengurus administrasi Faidhan. Laki-laki itu menanggung semua pengobatan Faidhan, dirinya merasa bertanggung jawab karena lalai menjaga junior sekaligus muridnya.

Mereka segera berjalan mengiringi Faidhan menuju parkiran mobil. Hari ini Milan membawa mobil karena dari dua hari yang lalu telah diberitahukan bahwa hari ini kepulangan Faidhan.

Faidhan menaiki mobil Milan bersama Aksa dan Rafael. Sementara Devan, Barra dan Nada menaiki mobil Keyra. Milan mengendarai mobil lebih dulu diikuti oleh mobil merah dengan Keyra yang mengemudi.

Dua puluh meter berkendara Nada membuka suara."Faidhan ingin tetap terlibat dengan kasus ini."

"Maksud kalian?" Devan yang duduk di samping kursi kemudi segera menghadapkan tubuhnya ke belakang.

"Juga kami." Barra mengangguk tanpa menghiraukan nada keberatan dari Devan.

"Kalian tidak melihat apa konsekuensi dari masalah kemarin?" Devan menaikkan sebelah alisnya."Kalian dihukum tidak boleh latihan dengan kami selama dua bulan dan Faidhan harus berada di rumah sakit selama sepuluh hari."

"Hukuman kami sudah berjalan hampir dua minggu. Tinggal enam minggu lagi dan itu bukan waktu yang lama." Barra tetap menatap Devan yakin.

"Faidhan terluka!" Devan mengusap wajah frustasi.

"Itu terjadi karena tidak ada persiapan yang baik. Ditambah itu memang bukan keahlian Faidhan dan Kak Milan." Nada kekeuh dengan pendiriannya.

Saat Devan kembali ingin membuka suara. Telepon milik Keyra berdering, panggilan masuk dari Milan. Keyra segera mengetuk head unit mobilnya.

"Key, mereka gila." Seruan kesal Milan segera menjadi salam pembuka telepon.

"Mana Faidhan?" Keyra mengetahui apa yang terjadi di mobil depannya. Terdengar suara Milan menyuruh Faidhan berbicara.

"Kak gue masih ingin terlibat dalam kasus ini." Faidhan segera menyampaikan maksudnya.

"Lo bahkan belum pulih sepenuhnya Faidhan!" Devan memotong Keyra.

The Killers 120: The Thrilling Fight [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang