Chapter 16

1.5K 115 7
                                    

"tunggu paman tetangga bar bar, aneh bin gila ini teman kak gemgem?kok bisa sih kak gemgem punya teman gak waras semua. Emmm,...solsol ketemu paman tetangga ketika solsol tidak sengaja menjatuhkan bola basket dari jendela kamar solsol, lalu ketika solsol ingin mengambil bola yang sempet sempetnya kabur dari rumah ke rumah sebelah,solsol bertemu dengan paman tetangga yang lagi ngobrol sama anak anak ayamnya"jawab solar sambil mengenang kembali pertemuan diantara dirinya dan blaze

================================================================================

Flashback

#Solar POV#

Seperti ini kira kira kejadiannya pemitsah, pada suatu hari yang cerah di hari minggu, disebuah komplek perumahan yang damai, indah, asri, dan permai. Atau lebih tepatnya di sebuah kamar di rumah berlantai dua, terlihat sesosok anak kecil yang kini tengah kalang kabut membereskan kamarnya yang sungguh berantakan yang seakan baru saja terkena sapuan puting beliung pembawa meteor (menurut kakaknya, kalo menurutnya  sih kamarnya B aja alias baik baik saja), sang kakak alias gempa terus menerus mengomel padanya tentang pentingnya kebersihan dan kerapihan kamar, yang didengarkan oleh solar tercinta kita melalui telinga kiri dan keluar di telinga kanan alias numpang lewat doang. tapi berhubung kakaknya mengancam akan menyita semua peralatan eksperimen, ponsel beserta ps dan psp miliknya jika dia tidak membersihkan ataupun merapihkan kamarnya sampai sang kakak kembali dari acara belanjanya, solar dengan terpaksa mulai merapihkan kamarnya.

Dan ketika solar hendak merapihkan buku buku serta alat alat eksperimen miliknya yang berserakan di lantai ke dalam lemari penyimpanan miliknya yang lumayan tingginya, tiba tiba saja solar melihat sebuah bola basket yang tengah bertengger dengan cantik di rak atas lemarinya

"Sejak kapan itu bola bertengger disitu" Tanya solar pada dirinya sendiri ketika melihat sebuah bola basket yang diam diam membisu di dalam lemari miliknya

"Apa mungkin milik kak gemgem ya, tapi kenapa ada di kamarku?" Tanya solar pada dirinya lagi

"Ambil aja deh, trus kasih ke kak gem, siapa tau itu bola bener bener punya kak gem" Ucap solar sambil celingak celinguk mencari cari sebuah kursi atau apapun yang bisa dia gunakan untuk mengambil bola yang masih anteng bertengger di lemarinya, setelah lama mencari, akhirnya solar pun menyeret sebuah kursi atau lebih tepatnya kursi belajarnya ke dekat lemarinya

"Kenapa gak nyampe sih, per**tan, kenapa ini kursi pendek banget sih, solsol jadi gak bisa ngambil bolanya kan, woy kursi, bisa gak sih kau itu tambah tinggi, setidaknya sampe solsol bisa ngambil bolanya" Gerutu solar pada sang kursi yang tidak punya salah apa apa itu, tak lupa kata kata mutiara yang tidak sepatutnya diucapkan oleh anak berumur sepuluh tahun itupun meluncur dengan mulusnya dari bibirnya. Poor kursi

"Kalo gini kan solsol jadi harus nyari alat lagi buat ngambil itu bola" Ucap solar sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya sebelum akhirnya tatapannya berhenti pada sebuah sapu yang sedang duduk cantik di pojok kamarnya.

setelah beberapa saat  mempertimbangkan pro dan kontra, di ambilah sapu cantik itu sebelum kemudian digunakan solar sebagai alat untuk menusuk nusuk sang bola basket di atas lemarinya.

setelah beberapa kali berusaha, akhirnya sang bola pun mulai menggelindingkan dirinya ke arah solar. yang tidak solar antisipasi adalah ketika sang bola jatuh dari peraduannya, solar yang merasa belum siap untuk menangkap sang bola akhirnya menunduk dan bola basket yang baru saja terjun bebas dari atas lemari akhirnya mulai memantul kesana-kemari sebelum akhirnya melompat keluar dari jendela, dan solar yang menyaksikan itu hanya bisa terdiam mematung menyaksikan kamarnya yang tadinya sudah rapi kini berantakan lagi berkat sang bola

"Sialan, jadi cape dua kali kan" Ucap solar kembali memunguti barang barang yang terjatuh dari tempatnya.

setelah solar selesai merapihkan kamarnya dengan banyak gerutuan serta umpatan yang tidak seharusnya keluar dari mulut bocah berusia sepuluh tahun, akhirnya solar kembali mempertanyakan prihal keberadaan sang bola basket sang tersangka pembuat berantakan itu

Karena Waktu Bisa Melakukan ApapunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang