7

13 6 1
                                    

Arseen menatap dinding dengan penuh kekosongan. Ia flashback dengan masa yang sangat indah, sebelum kehancuran itu datang.

Dua tahun silam,
Arseen tampak tertawa bersama seorang gadis cantik di balkon rumahnya. Mereka terlihat sedang menceritakan sesuatu bersama layaknya seorang sahabat.

"Hahahaha, kamu masih kecil. Kamu gak ngerti dek apa itu jatuh cinta," ujar gadis itu. Iya, dia adalah Arescha Raya (Caca), kakak kandung Arseen yang usianya hanya selisih 1 tahun.

"Tapi kak, kalau aku lihat teman SMP aku itu, rasanya dug dug dug," celetuk Arseen.

"Jadi, kamu jatuh cinta sama dia?" Caca menenggelamkan dagunya ke dalam dua tangan.

"Bukan kak, aku habis nyuri pensil dia pas ujian. Jadi aku takut ketahuan, hehehehe," kalimat polosnya membuat sang kakak terpingkal-pingkal.

"Arseen, itu beda lagi getarannya. Getaran lelaki jatuh cinta sama getaran maling takut ketahuan," Caca meledek adiknya.

"Tapi sen, kakak mau ngasih kamu satu hal kalau suatu saat kamu jatuh cinta atau nemuin perempuan yang benar-benar kamu sayang," Caca mengelus rambut Arseen.

"Apa itu, kak?" Arseen mendongak ke atas melihat kakaknya.

"Jadilah lelaki yang punya komitmen. Jangan pernah nyakitin perempuan, jangan pernah ngebentak perempuan, jangan pernah kasar sama perempuan, karena perempuan itu hatinya sensitif banget," Caca memandang langit yang mulai menggelap.

"Kalau perempuan itu yang nyakitin kita gimana kak?" Arseen juga ikut menatap langit.

"Itulah kelebihan seorang lelaki dan perempuan. Lelaki diberi kelebihan kekuatan fisik, bukan untuk menyakiti dan membalas perempuan. Perempuan dikasih kekuatan hati, agar bisa tegar untuk menghadapi keadaan. Tetapi, namanya manusia pasti punya ego dek, maknaya mereka bisa saling menyakiti," Arseen mengiyakan nasehat kakaknya.

"Terus kak, cara membedakan antara jatuh cinta sama kagum itu gimana?" Arseen semakin penasaran dengan cinta.

"Kalau kamu merasa seperti ada magnet, ada ikatan kuat sama dia, kamu suka sama semua apa yang dia lakuin, itu namanya kagum." Caca menatap serius adiknya.

"Bukannya itu jatuh cinta, kak?"

"Bukan, itu hanya kagum. Karena magnet bisa berkarat, dek. Jadi, ikatan itu pun bisa lepas kapan saja."

"Tetapi, kalau kamu ngerasa kepikiran terus dengan seseorang, kamu ngerasa nyaman dan tenang saat ingat dia, padahal kamu sendiri gak paham dia ngelakuin apa buat kamu, itulah yang namanya jatuh cinta," lanjut Caca.

"Kok gitu kak?" Arseen masih belum bisa menerima pendapat kakaknya.

"Iya, karena jatuh cinta itu datang tanpa alasan. Kita gak tau kenapa bisa senyaman itu. Kita juga gak perlu mencari tahu apa penyebabnya," Caca mengangkat kedua bahunya.

"Itu menurut pandangan kakak, dan kakak gak bisa nyalahin kalau kamu beda persepsi soal ini," lanjut Caca.

"Hmm, setidaknya aku tahu sedikit banyak soal cinta kak, hehe." Arseen nyengir.

"Cacaa, Arseen! Sebentar lagi mau Maghrib, masuk ke dalam gih!" Terdengar suara dari Mama mereka berdua.

"Iyaa, ma." Arseen teriak."

"Arseen, kok kamu melamun malam-malam?" Mama Arseen datang dan memeluk kecil anaknya itu.

Ars Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang