Chapter 37 | Rangkulan AOF86

2.1K 263 27
                                    

halo, selamat malam semuanya.
gimana kabar kalian?

masih pada nungguin ARKANO?

jangan lupa tinggalkan jejak ya, ajak temen kamu untuk ikutan baca.

kira-kira gimana ya kelanjutan cerita Dear?

author note ;
aku update next chapter berdasarkan feedback ya teman-teman, bisa yuk be respect each others, kalau kalian males vote, aku juga jadi malas update dong, sekedar meninggalkan vote gak sulit kok, menghargai yang sudah mengetik panjang dan spend waktu untuk mikir.

dimohon pengertiannya ya.🙏🏻

happyreading!

***

Hari berganti, sesuai janji Dokter Kinan — siang ini Dee sudah diperbolehkan pulang, dengan syarat dia harus rajin mengontrol ke rumah sakit. Tentu saja sosok induk kanguru petakilan bernama Dee itu gembira luar biasa, bahkan Yuna yang hari ini sengaja minta izin untuk tidak masuk sekolah untuk menemani Dee pun heran.

"Bahagia banget kayanya, mau heran tapi ini induk kanguru." komentar Yuna sambil menyilangkan tangan di depan dada

"Hehe, iya dong Yuna. Akhirnya Dee bisa meneruskan misi nyeret Ardan ke pelaminan." Dee nyengir tanpa rasa bersalah, perempuan itu bertepuk tangan heboh, bahkan tubuhnya tidak bisa diam membuat Dokter Kinan yang tengah melepas perban yang melekat di kepala Dee, tertawa pelan.

"Anaknya aktif ya Bun."

Yuna tertawa, "Saya kalo punya anak kaya gini sih mending direbus aja, Kak."

Mata Dee mengedip beberapa kali, "Jahatnya si pendek."

"Ngomong-ngomong," setelah akhirnya Yuna tidak lagi berkomentar, Dee yang dari tadi sibuk menatap wajah Dokter Kinan mengernyit pelan. "Kayanya Dee familiar deh sama kamu, Kak Dokter."

Dokter Kinan tertawa pelan, "Hmmm? Siapa emang?"

"Haish." Dee memukul kepalanya pelan, "Kak Kinan yang dulu jadi ketua putra altar di gereja, ya?"

Yuna meringis melihat Dokter Kinan tertawa, kalau saja kambing bandot bernama Angga itu belum menjadi pacarnya, pasti dia akan dengan senang hati menggebet Dokter Kinan, apalagi ternyata ...

"Baru sadar ya?" Dokter Kinan menyentil kening Dee pelan, "Selain petakilan, kamu pikunan juga ternyata."

"Wah!" Dee menatap takjub, "Keren udah jadi Dokter!"

Fyi, dulu Dee sangat mengagumi Kinan semasa menjabat ketua putra altar di gerejanya. Selain ganteng, Kinan keren banget pokoknya.

Ingat, kagum loh ya. Soalnya Dee masih bocil dulu, masih SD dan saat itu Kinan kelas dua SMA. Berapa tahun tidak ketemu, dan sekarang Kinan sudah menjelma menjadi dokter muda yang ganteng.

"Nah, udah selesai." ucapnya sembari membereskan peralatan dokternya, "Minum obatnya jangan lupa, jangan cokelat mulu, terus nanti dua minggu lagi ke sini untuk cek kondisi, dijadwalkan sama Dokter khusus THT ya, ini kebetulan Kakak lagi bagi tugas aja."

Dee manggut-manggut, "Ganteng tapi bawel."

Pletak!

"Aw! Kening cantik Dee!" Dokter Kinan lagi-lagi menyentil keningnya

"Nakal."

"Pacal!" dari arah pintu, Vero grasak-grusuk berlari ke arah Dee, cowok berjambul itu mengusap keningnya yang berkeringat. "Maap Pero telat! Huh, dasar Bu Nunuk solimi, Pero tadi hampir gak bisa izin keluar untuk jemput Pacal!"

[#ADWS2] ARKANO - [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang