Arwah - MarkRen

1.8K 120 14
                                    

Inget cuman fiksi!! // 230 Words

Happy Reading

✧༺♥༻✧

Renjun membuka matanya perlahan. Menatap keluar Jendela. Langit biru dengan gumpalan Awan. Tampaknya Indah. Bunga juga bermekaran. Suasana yang baik untuk orang yang sedang berbahagia. Namun tidak untuk Renjun. Ini situasi menyebalkan.

Renjun menutup matanya. Bisakah ia menutup mata selamanya?

"Selamat Pagi, Renjun.." Sapa Mark.

Renjun kembali membuka matanya. "Pagi.." Balas Renjun pendek. Sedikit terkejut dengan kehadiran Pria kelahiran Agustus.

Mark tersenyum lembut. "Hari ini, kau ada Janji menemui Jeno. Kau lupa?" Mark mengingatkan.

Renjun membuang pandangannya. "Dia tidak bisa hari ini.." Kata Renjun ketus.

Mark tertawa pelan. "Tetap saja, Kau butuh sesuatu untuk memperbaiki moodmu.." Cetus Mark.

Renjun menatap Mark dalam dalam. "Hentikan, Mark.. Jeno tidak pernah bisa melihatku. Dia punya seseorang yang mengisi hatinya dan itu bukan aku.." Balas Renjun dengan suara serak.

Mark menghela nafas, bergerak mendekati Renjun.

"Mark.." Panggil Renjun sendu.

"Kenapa harus pergi? Kenapa meninggalkanku? Kau bilang kau hanya akan pulang? Kau bilang akan segera kembali.. Kau kembali dengan begini.. Menjadi Roh?" Seru Renjun emosi. Pertahanannya runtuh air mata itu kembali membasahi matanya.

"Renjun.."

"Pembohong. Semuanya berbohong. Aku sendiri.. Selalu sendirian.." Renjun memeluk lututnya.

"Renjun.." Panggil Mark lagi.

Renjun terisak. Hari yang cerah ini terasa mengejeknya.

"Renjun... Kita sama-sama sudah mati.." Ucapan Mark membuat tangisan Renjun sedikit mereda.

Renjun tertawa miris dengan sisa tangisnya. Benar.. Dia juga sudah mati kenapa ia bisa lupa?

✧༺♥༻✧

END

Maafkan ketidak jelasanku. See you soon!!

StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang