2 Minutes [Luwoo]

739 40 1
                                    

Jangan lupa vote dan komennya

Typo : Anugerah

"2 Minutes"

Bagi Lucas 2 menit cukup untuk merubah segalanya

Luwoo ft Kunwoo

Mpreg

Happy Reading

***

Baru kali ini Lucas menganggap kesialannya adalah anugerah. Hari ini Lucas memutuskan naik bus kota karena fasilitasnya di cabut untuk sementara waktu.

1 menit sebelumnya Lucas masih menggurutu. Namun, 1 menit kemudian Lucas bersyukur. Karena hal ini Lucas bisa bertemu dengan-- Jodohnya.

Mungkin bisa dikatakan berlebihan, Tapi Lucas benar-benar tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Matanya terus tertuju pada pria manis dengan baju oversize tak jauh di depannya. Senyumnya menawan hati.

Baru kali ini Lucas gugup bahkan hanya sekedar untuk bertanya nama. Tubuhnya sudah berkeringat dingin. Mulutnya terlalu kaku untuk menyapa.

Lucas hendak membuka suara saat Halte tujuannya di depan mata. Lucas berdecak. Ia tidak bisa membolos. Membolos sekali lagi ia habis di tangan Ayahnya.

Lucas segera turun dengan harapan semoga submisive cantik itu kembali duduk di sana.
Jika mereka bertemu lagi. Bukankah mereka jodoh?

***

Mark menatap sahabatnya dengan tatapan aneh. Gelagatnya aneh. Ok, Lucas setiap hari memang aneh. Tapi hari ini? Dia lebih aneh.

"Kau keliatan bahagia. Bukannya semua fasilitasmu di cabut?" Tanya Mark memastikan. Mengambil minuman pesanannya.

Lucas menganggguk dengan senyuman lebar. "Memang.." Jawabnya riang. Terlalu riang.

Mark terbatuk. "Kau senang?" Tanya Mark kaget.

Lucas tertawa. Mengabaikan Mark yang masih berusaha menghentikan batuknya.

"Wah, Hari ini cerah sekali.." Lucas tersenyum lebar. Yang mana sedetik kemudian suara guntur menyambar terdengar nyaring. Lucas tersenyum canggung. "Oh? Mungkin hanya hatiku saja yang cerah hari ini.." Kata Lucas sambil bersenandung riang.

Mark benar menatap Lucas horor. Haruskah ia melaporkan pada Tuan Huang apa yang terjadi pada putranya setelah fasilitasnya dicabut?

"Sekarang, ada tugas apa?" Pertanyaan Lucas yang kali ini benar-benar diluar nalar Mark. Mulut Mark menganga tidak percaya.

"Lucas? Haruskah aku membuat janji dengan psikiater?" Saran Mark khawatir. Ia benar-benar khawatir kalian tahu?!

Lucas menatap Mark heran. "Ada apa sih? Aku baik" Lucas mengacungkan 2 jempolnya.

"Moodku baik karena aku bertemu bidadari" Senyum Lucas semakin melebar ketika ingatannya kembali melayang pada submisive cantik di Bus.

"Hehe.. Bidadari.." Lucas menopang dagunya.

Ok, Mark harus lapor pada Sekretaris ayahnya ini. Anaknya benar-benar butuh bantuan psikiater.

"Kau tahu? Dia benar-benar cantik. Bahkan! Jaemin saja tidak secantik itu! Apalagi Haechan. Jangan bandingkan bidadari ku dengan gumpalan hitam itu" Lucas mulai menyebutkan nama incaran hati sebelumnya juga musuh bebuyutannya.

StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang