Rosaline [Yuwin]

636 38 10
                                    

Inget cuman fiksi, Happy Reading!!

Cw// mention of mpreg and cheating

*

"Jika ada kehidupan selanjutnya, Tolong jangan cintai aku lagi.."

*

Winwin baru saja kembali dari aktivitas aktornya. Dia baru saja mendapatkan libur dan hendak beristirahat. Namun pemandangan apartemen miliknya dan kekasihnya itu membuatnya mematung.

Melihat dua orang yang tampak mengobrol dengan mesra. Dengan sang dominan yang memberi afeksi manis hingga lawannya tersipu malu.

Koper yang dibawa ia genggam lebih erat, kemudian dengan hati yang remuk ia berbalik pergi. Tidak apa apa.. Winwin baik baik saja..

Winwin merasa air matanya lolos, menghentikan langkahnya untuk mengusap air matanya kasar.

Kenapa dia menangis?

Mungkin memang Yuta merasa dirinya tidak cukup baik, sibuk dengan karirnya, tidak bisa membalas cinta Yuta hingga dia bosan. Winwin terlalu memiliki banyak kekurangan.

"Winwin?" Satu suara familiar memanggil ragu. Winwin tidak berbalik. Winwin tidak akan pernah berbalik, pertahanannya belum siap untuk itu.

"Winwin!" Panggilan itu lebih keras, Winwin bisa merasa tangannya tertarik membuatnya berbalik.

Rambut yang ia ingat masih terpotong pendek itu kini sudah tumbuh lebih panjang. Sudah berapa lama ia pergi? Bukannya ia hanya pergi selama sebulan saja?

Winwin tarik senyumnya perlahan.
"Kau kembali.." Senyum lega tampak muncul di wajah tegas sang dominan.

Winwin menoleh mendapati yang lain tersenyum sopan padanya. "Kau tampak sibuk, Aku akan kembali nanti.." lembut Winwin mengucap.

"Winwin.. Biar ku kenalkan, Ini temanku, Yuki.." Dominan itu mengenalkan si cantik.
"Yuta.. Aku akan kembali nanti.." masih dengan kata yang sama Winwin tersenyum.
"Tidak perlu, Saya akan pulang sekarang.. Senang bertemu dengan Anda, Tuan Winwin.." Yuki membungkuk sopan lalu pergi meninggalkan Yuta dan Winwin berdua.

"Yuki cantik ya?" Tanya Winwin sambil menyeret kopernya masuk ke apartemen mereka.

"Ey, Kau lebih cantik.." Yuta tertawa.

"Sudah berapa lama kau dan Yuki berhubungan? Dimana kalian bertemu?" Pertanyaan beruntun Winwin membuat Yuta mengernyit heran.

"Tidak ada teman yang berciuman seperti itu Yuta, tidak ada.." lemah Winwin berkata.
Tubuh Yuta menegang. "Winwin.. Aku bisa jelaskan.."

"Yuta.. Kau tahu, Aku tidak bisa seperti ini. Aku rasa hubungan kita memang tidak akan berhasil.." Winwin menunduk, meremat bajunya.

"Winwin.."

"Ingat yang aku ceritakan tentang Romeo? Dulu Romeo sangat mencintai Rosaline hingga rela mati, Namun akhirnya dia jatuh pada Juliet hingga kisah mereka menjadi legenda.." ucap Winwin dengan senyumnya.

"Sudah aku bilang, Aku selalu menjadi Rosaline.. Aku cinta pertama semua orang tapi akhirnya orang akan pergi meninggalkanku dengan cinta yang lain yang lebih megah.." Air mata lolos membasahi pipi Winwin.

"Winwin.. Sungguh, Aku tidak.." elak Yuta menggeleng.

Tangan Winwin bergetar, menyentuh wajah tegas Yuta. "Katakan padaku, kau mencintai Yuki bukan? Kau jatuh pada pesonanya sama seperti Romeo yang jatuh pada Juliet.."
"Aku salah, Winwin.. Aku berjanji ini tidak akan terjadi lagi.." Yuta menggenggam tangan Winwin erat.

"Jika kau tidak sadar aku ada disana? Kira kira apa yang akan terjadi? Aku akan melihat kalian bercinta disini? Ada Wine di sini, Aku tidak sepolos itu untuk paham apa yang terjadi di sini Yuta.." Winwin menunjuk 1 botol Wine yang sudah habis setengahnya.

"Tolong, Jangan mengelak.." mohon Winwin.

Yuta mengusap wajahnya kasar. "Aku tidak mungkin melakukan hal bejat di apartemen kita.."

Winwin tercengang. "Apa itu artinya kau akan melakukannya di tempat lain?" Tanya Winwin tidak percaya.

Yuta tersentak, dia salah bicara. "Winwin, bukan itu maksudku.. berhenti menyimpulkan sesuatu tanpa tahu sudut pandang orang lain.."

"Aku menyimpulkan sendiri? TIDAK ADA TEMAN YANG BERTINDAK SEPERTI ITU YUTA!" teriak Winwin frustasi. Dia lelah, tapi yang ia terima di tempat yang ia sebut rumah adalah hal seperti ini?

"Kau berkali-kali bilang kau mencintaiku, hanya aku satu satunya, percayakan saja padamu dan berikan hatiku padamu. Lalu ini balasanmu? Memang seharusnya aku tidak percaya siapapun.." suara Winwin semakin melemah.

"Winwin.." Yuta berusaha menggenggam Winwin namun tangan itu, Winwin tepis kasar.

"Mari jangan bertemu lagi.. Bahkan jika ada kehidupan selanjutnya, Tolong jangan cintai aku lagi hanya untuk sebuah luka.." Winwin bangkit lalu menarik kopernya.

Winwin berjalan cepat, mengusap air mata yang entah kenapa turun tanpa henti. Sialan.. Kenapa air matanya tidak bisa berhenti. Tubuhnya merosot pelan.
Tangannya bergetar merogoh sakunya. "Dia bahkan tidak mengejarku.. Padahal, Aku ingin memberinya kabar bahagia.." Winwin menatap gambar hitam putih itu.

Tangis Winwin semakin kencang, tidak peduli dengan kondisi lorong yang mungkin saja ada orang disana.

Hatinya sakit seperti tercabik. Lalu apa arti dengan semua cinta jika Yuta pada akhirnya meninggalkannya?

Winwin mengerang, Hatinya sakit. Terlalu sakit.. Tolong, siapapun.. Bawa Winwin sakit Winwin pergi. Winwin merasa lemah dengan hatinya.

Pelan ia mengusap air matanya meski masih ada tetes yang lolos membasahi pipinya. Bangkit berdiri. Tidak apa apa.. Semuanya masih akan baik baik saja.

Winwin menarik nafas, mengusap perutnya. Mulai saat ini. Hanya akan ada Baby dan Baba.

Tidak apa apa sayang, Baba akan melakukan segalanya untuk kita agar bisa hidup bahagia. Berdua..

***

END

Yuwin angst era 🙂🙂🤟🏻
Makasih banyak yang udah mau baca luv luv banyak buat y'all ♡

04 Desember 2022

StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang