"Aku Menyukaimu" - Noren

1.3K 113 6
                                    

Vote, Comment, Share

Typo : Anugrah

“Aku Menyukaimu”

Jeno - Renjun

Sebuah kisah tentang 2 anak remaja yang memendam rasa.

Ib. 好きだから - Yuika

Happy Reading

***

Renjun side.

Seperti biasa, lapangan akan ramai ketika si kapten basket berlatih. Sorak sorai dari penggemarnya membuat lapangan seperti turnamen.

Renjun duduk, ikut memperhatikan dari jauh. Tersenyum.

Renjun menyukai sosok kapten itu. Selain parasnya yang tampan, Renjun mengetahui sebuah rahasia yang hanya Renjun dan kapten yang tahu.

Renjun masih mengingat dengan jelas sosok tampan itu dengan lembut membantunya mengobati anak anjing yang terlantar.
Bersisian berjalan untuk mengantarkan anjing kecil ke tempat perlindungan hewan.

Aku tidak menyukaimu karena wajahmu yang tampan. Kau seperti pahlawan untukku.

***

Renjun menoleh, seperti sang kapten lelah, Kapten tertidur dengan tangannya sebagai tumpuannya.

Kemudian kembali bangkit untuk memperhatikan guru yang mulai menerangkan. Menghela nafas lalu mulai menulis penjelasan guru.

Renjun buru buru ikut memperhatikan guru, salah tingkah karena ulahnya sendiri.

"Aku mengantuk.." Gumam sang kapten.

"Kau bisa tidur sebentar, Jeno.." Bisik Renjun lirih, bahkan sepertinya Jeno tidak akan bisa mendengarnya.

Jeno menoleh ke arah Renjun yang kali ini sibuk mengabaikan perasaannya yang semakin meluap saat tahu tatapan Jeno mengarah kearahnya.

Menyimpan sebuah stick note di atas buku Renjun.

Aku mau menjenguk anjing kecil itu. Mau ikut?

Pipi Renjun memerah, menoleh ke arah Jeno yang tengah menunggu jawaban Renjun. Renjun tersenyum lalu mengangguk.

Jeno tertawa pelan, mengangkat tangannya untuk membentuk tanda ok.

Padahal kau sangat dingin pada orang lain?
Kenapa bisa bersikap hangat seperti ini?
Aku tidak bisa berhenti menyukaimu.
Jadilah milikku..

***

Renjun tidak bisa berhenti berguling di atas kasur. Pipinya terasa panas. Meski acaranya dengan Jeno gagal karena panggilan pelatih untuk Jeno.

Jeno tersenyum lalu mengusak rambutnya pelan. "Maaf.. Kita bisa melihat anjing kecil besok.. Sampai besok, Renjun.."

Pipi Renjun sudah terasa panas, membuat lidahnya terasa keluh untuk menjawab.
Renjun ingin menjawab namun Jeno sudah berlari dengan terburu buru.

Renjun menghela nafas, bangkit berdiri lalu menatap cermin.

"Aku akan menyatakan perasaanku besok!" Seru Renjun yakin.

StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang