Bagian 3

2.5K 364 23
                                    

❪ LUKISAN ❫


Bel pulang berbunyi semua murid langsung berhamburan berlari menghampiri gerbang yang terbuka lebar.

Hari ini semua murid terlihat lemas dan lesu di karena kan kondisi cuaca yang sangat panas. Begitupun dengan Riki yang sedari tadi tidak memiliki energi saat belajar sampai selesai belajar.

"Woy kok lu lemes banget?" tanya Junghwan.

"Gimana gak lemes, cuacanya aja kayak gini udah di kelas tadi sumpek banget lagi," balas Riki yang langsung di angguki junghwan.

Tiba-tiba mata elang Junghwan melihat sesuatu yang menggiurkan di momen panas seperti ini "eh di sana ada eskrim beli yuk," ucap Junghwan menunjuk salah satu warung yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Lu aja gua gak bawa duit," balas Riki singkat.

"Dih, yaudah gua duluan ya," ucap Junghwan lalu pergi meninggalkan Riki.

Riki menghela nafas setelah melihat Junghwan pergi. Sebenarnya ia ingin sekali membeli eskrim bersama Junghwan tapi cuaca yang tidak mendukung ini membuat Riki malas bergerak.

Riki berjongkok di depan gerbang untuk menghindari matahari yang terus membakar kulit mulusnya.

Riki berjongkok untuk menunggu matahari pergi, jika cuaca sudah tidak panas dia akan segera pulang.

"Apa yang tuan lakukan di sini?" tanya Heeseung yang terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Riki.

Riki langsung mendongak ketika mendengar Heeseung menyebut namanya "lagi istirahat, lu sendiri ngapain di sini?"

"Menjemput tuan," balas Heeseung.

Riki mengubah posisi nya menjadi berdiri lalu menatap wajah bingung Heeseung "udah gua bilang gua bisa pulang sendiri, tapi karna elu udah di sini yaudah lah ayok pulang bareng," ucap Riki lalu merangkul pundak Heeseung yang lebih tinggi dari nya.

Mereka berdua pun berjalan meninggalkan sekolah. Namun di tengah-tengah perjalanan Riki berhenti saat melihat warung eskrim yang di bicarakan Junghwan tadi.

Riki ingin sekali membeli nya tapi uang nya sudah habis tidak ada sisa sama sekali.

Heeseung bingung kenapa Riki berhenti dan dia terus melihat ke arah kiri. Heeseung pun langsung mengikuti arah pandangan Riki dan Heeseung langsung sadar jika Riki ingin membeli eskrim.

"Mau saya beli kan tuan?" tanya Heeseung yang langsung mengalihkan pandangan Riki.

"Gak usah, lagian gua gak punya duit."

Heeseung tersenyum mendengar ucapan Riki. Riki bingung kenapa Heeseung tersenyum padahal tidak ada hal yang menyenangkan sama sekali dari ucapannya.

Heeseung langsung berjalan meninggalkan Riki dan masuk ke warung yang di tatap Riki dari tadi.

"Woy lu mau kemana!"

Terlihat dari jauh Heeseung mengambil sebatang eskrim dari lemari es lalu memberikan selembar uang ke pemilik toko.

Heeseung kembali ke hadapan Riki dengan eskrim di kedua tangannya.

"Ini untuk tuan," ucap Heeseung sembari menyodorkan kedua eskrim tersebut.

"Buat gua?" Heeseung mengangguk.

"Dua-duanya?" Heeseung kembali mengangguk.

"Makasih," ucap Riki lalu mengambil eskrim yang di pegang oleh Heeseung.

"Lu gak mau?" Heeseung hanya menjawab dengan gelengan.

Riki tersenyum bahagia dan langsung melahap kedua eskrim tersebut. Namun tiba-tiba matahari yang tadi tertutup awan kini muncul kembali dan membuat pandangan Riki silau.

"Anjir matahari nya silau banget, mana panas."

Heeseung sadar jika tuan nya ini kepanasan jadi dia langsung mengambil sebuah kayu kusam lalu mengubahnya menjadi payung yang bisa melindungi tuannya dari sinar matahari.

"Supaya tuan tidak kepanasan," ucap Heeseung sembari memayungi tubuh Riki.

Sementara itu Riki masih membeku dan berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Lu, lu tadi baru aja..." Riki menjeda kalimat nya karena tak percaya dengan momen di hadapan nya "lu baru aja ngubah kayu jadi payung?" tanya Riki.

Heeseung mengangguk di ikuti senyuman sumringah dari wajahnya.

"T-tapi gimana caranya?"

"Sebentar lagi hujan, ayok kita pulang," ucap Heeseung sambil menunjuk langit yang sudah di penuhi awan gelap.

Riki terkejut saat Heeseung menggandeng tangan nya "lebih baik kita bergandengan agar saya tidak kehilangan tuan," ucap Heeseung yang berhasil membuat Riki baper.

"Heleh gua bukan anak kecil yang bakal lari ke sana ke sini" Riki menepis tangan Heeseung namun Heeseung kembali menarik tangan Riki dan menggandeng nya dengan kuat.

"Tapi tetap saja saya tidak ingin kehilangan tuan," ucap heeseung sambil menatap riki tajam.

Riki menghela nafas lalu mengiyakan ucapan Heeseung. Dari pada nanti urusan nya tambah panjang dan suasana semakin mencekam.

Heeseung pun tersenyum saat Riki mengiyakan ucapan nya. Dengan senang hati dia membawa tuannya ini pulang ke rumah.

❪ LUKISAN ❫

Mereka sudah sampai di rumah. Dan benar saja saat sampai di rumah hujan deras pun turun dan membuat suasana menjadi dingin.

Jika hujan seperti ini biasanya apa yang akan di lakukan? ya pastinya tidur kan? tapi tidak untuk Riki. Riki malah sibuk mengerjakan tugas-tugas yang sempat tertumpuk.

Sementara itu Heeseung sibuk bermain game di handphone riki sambil rebahan di kasur. Kata Riki dari pada gabut mending main game di handphone nya tapi kalo kesel sama game nya jangan handphone nya juga yang di banting, nanti dia rugi.

Tapi Heeseung sudah bosan dengan handphone Riki. Ia pun melirik Riki yang sibuk berkutat dengan buku tulisnya, rasa ingin membantu tapi Riki harus berusaha sendiri, tapi dia sangat bosan jadi apa yang harus dia lakukan agar tidak bosan lagi.

Hujan di luar sana semakin deras dan udara semakin dingin, sedingin es. Heeseung khawatir jika Riki akan kedinginan karena Riki manusia. Sedangkan dia bukan, jadi dia tidak akan kedinginan.

Ia pun berdiri lalu berjalan menuju lemari pakaian. Ia pun mengacak-acak isi lemari nya untuk mencari jaket yang tebal dan hangat. Tak lama jaket tersebut ketemu dan dia langsung memakaikan jaket itu ke tubuh Riki.

Riki yang sibuk sama tugas terkejut saat ada sesuatu yang menyentuh tubuh nya. Untung saja dia tidak mengeluarkan jurus patokan ular.

"Tuan tidak kedinginan kan?" tanya Heeseung dan langsung di angguki riki.

"Nih orang kelewat perhatian njir"

"Makasih jaket nya, sana main game lagi," suruh Riki tapi Heeseung tidak mau, katanya dia bosan.

"Saya akan di sini menemani tuan sampai selesai," ucap Heeseung sambil duduk di samping Riki.

Riki mengangguk pasrah. Jujur kadang ada enak dan kadang ada tidak enak nya bersama Heeseung, kadang Heeseung berguna dan kadang sangat menganggu.

Rasanya ia ingin mengusir Heeseung jauh-jauh dari rumahnya agar hidupnya tenang dan tidak ada yang mengganggunya.

"RIKI KAMU DI KAMAR SAMA SIAPA?" teriak ibunda tercinta nya Riki.

"Mampus."


─── 〔 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐀𝐌𝐁𝐔𝐍𝐆 〕 ───

lukisan ★ heeki✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang