5

9 1 0
                                    

Malam semakin larut untuk mendampingi anak-anak mereka memeluk alam mimpinya.  Banyak hari ini banyak kesan yang mengejutkan sekaligus membahagiakan bagi Indra.  Sonia telah kembali ke kamar beberapa menit yang lalu,  dan sekarang sudah bergelut dengan skincare-nya.  Indra masuk kamar setelah ia selesai membasuh wajahnya dengan air wudhu. 

Indra duduk bersandar di kepala ranjang melihat istrinya dengan senyum tulus.  Merasa diperhatikan,  Sonia mempercepat kegiatannya dan segera mendekati suaminya. 

"Ada apa, Yah?  Kok keliatan aneh begitu?" Tanya Sonia hati-hati

"Kamu tahu kalau Ady punya usaha catering dan penyewaan kos?" Ucap Indra

"Hah? Sejak kapan?" Sonia terkejut

"Ayah tidak tahu,  lupa tadi mau tanya."

"Terus terus?" Kadar ke-kepo-an Sonia meningkat tajam 

Indra menjelaskan apa yang ia peroleh tadi diruang tengah bersama anak laki-laki mereka.  Tanpa ada yang dikurangi,  tanpa ada yang ditambah. Sonia makin terkejut ketika Indra mengatakan bahwa anak bungsunya berminat untuk melanjutkan studinya di Akademi Militer. 

Sonia dan Indra memang tak pernah menentukan kemana anak-anaknya harus melangkah.  Mereka paham karena tidak  setiap waktu mereka bersama.  Dan Sonia yakin anaknya akan lebih terbuka bercerita dengan kakak-adiknya.  Dan itulah kenyataannya.   Dan rahasia sebesar ini baru saja terungkap malam ini. 

"Terus kamu izinkan Ady daftar Akmil,  Yah?"

"La iya, wong anaknya semangat begitu. Ayah ngga pernah tega melarang anak-anak untuk mengejar impiannya.  Apalagi menurut ayah anak-anak sangat pengertian dan mereka cerdas.  Mereka tahu apa yang boleh dan ngga boleh mereka lakukan."

"Anak-anak sudah besar.  Rasanya baru kemarin aku membedong mereka.  Menimang mereka di ayunan karena harus aku tinggal mencuci dan memasak untukmu dan mereka. " Air mata haru luruh seketika dari wajah ayu Sonia Resnamanda. 

Indra segera memeluk Sonia, kabar ini cukup mengejutkan dan membahagiakan dalam satu waktu.  Wajar Sonia sebagai seorang ibu menangis haru menyadari putra putrinya sudah beranjak dewasa.  Mereka bisa mengendalikan kemampuan mereka,  bisa beradaptasi dengan cepat di berbagai tempat. Indra menenangkan istrinya dan memintanya untuk segera tidur karena malam sudah begitu larut. 

Setelah Sonia tertidur,  Indra justru tak bisa tidur sama sekali meskipun sudah memaksa diri untuk memejamkan mata. Ia justru memikirkan bagaimana nasib ayah kandung Ady yang sampai sekarang belum ia temukan sejak menyerahkan Ady padanya.  Rezvan Qutb.  Sosoknya menjadi misterius.  Bahkan makan istri Rezvan yang meninggal setelah melahirkan  putra-putranya juga belum bisa ia temukan meski sudah 17 tahun lamanya. 

☘☘☘

Malam berganti dengan dinginnya dini hari.  Entah mengapa setiap pukul setengah tiga,  Ady selalu terbangun.  Entah lapar,  entah untuk buang hajat dan lainnya.  Namun kali ini rasanya berbeda.  Seperti panggilan alam yang lebih sejuk dari sebelumnya.

Ady menuruni tangga menuju ke dapur.  Jujur ia lapar,  ingat bahwa masih ada stok bakso yang baru kemarin digilingkan.  Ia mengeluarkannya dari freezer.  Sementara ia kembali duduk di ruang tengah menikmati ceriping singkong yang dicampur dengan bumbu balado.

Lima belas menit berlalu,  ia tak kunjung mengantuk.  Ia membuat saus tomat untuk beberapa bakso untuk ia nikmati sendiri.  Ditambah sayuran tentunya.  Ady pecinta tomat,  akan selalu menggunakan tomat. 

Setelah menyelesaikan aksi masak diadakannya ia menikmati itu di depan TV ditemani ceriping singkong.  Entahlah sebenarnya ia kenapa.  Perasaannya tak karuan,  ia hanya ingin makan pedas dan hangat.  Mungkin cuacanya memang tidak menentu yaa.  Sudahlah kita temani saja Ady. 

Masih pukul tiga lebih seperempat.  Ia mengambil air wudhu dan segera menunaikan sholat.  Sayang kan udah bangun tapi ngga dipakai buat ibadah?  Itu menurut Ady sih.  Pendapat aja. 

Ady benar-benar tak tahu harus apa.  Ia tak fokus dengan hafalannya dan dzikirnya. Hampir satu jam ia mencoba mengembalikan fokusnya tapi tidak bisa.  Baru kali ini dia merasakan hal yang tak biasa. 

Untunglah adzan subuh segera berkumandang dengan jelas di masjid kompleks.  Ia kembali ke kamar Sada.  Melihat kakaknya masih tidurr maka ia mencoba membangunkannya. 

"Kak. Dah subuh.  Ayo subuhan di masjid."

"Kak!"

"Anugrah Persada!"

"Ih sama aja kayak Rani.  Kebo banget. Kak!  Bangun woy!"

Yapp.  Ada sedikit pergerakan. 

"Bangun kuy.  Temenin jogging."

"Eeunnggh. Ngapa sih dek?"

"Subuhan terus temenin aku jogging.  Cepet!  Keburu Iqomah ntar!"

"Iya." Setengah sadar Sada beranjak dari ranjang tidurnya dan bergegas mengambil air wudhu.  Sementara Ady langsung merapikan tempat tidur sang kakak tanpa diminta. 

"Kak, tunggu aku di bawah yaa.  Aku ganti baju dulu!" Teriak Ady dari luar kamar mandi milik Sada. 

"Ya!" You know lah bangun tidur biasanya ritualnya ngapain?  Hehehe

Berangkat ke masjid bersama dan pulang bersama juga. Ady dan Sada memang ada kemiripan.  Bahkan dikira kembar,  padahal yang kembar adalah Rani dan Sada.  Ady sih terima-terima aja.  Lagian ngga ada ruginya kan? 

Sesampainya dirumah mereka berdua sama segera berganti pakaian lagi.  Training panjang dan kaos warna navy sudah menempel di badan  Sada. Sementara Ady training hitam dan kaos warna maroon  bergaris kuning.  Sepatu?  Sepatu mereka warnanya netral.  Warna? Hitam dengan aksen warna putih di beberapa bagian. Kalau bosen kadang juga saling meminjam.  Wajar kan?

Saatnya keliling kompleks sampai setengah jam kedepan. Seperti yang direncanakan,  Sada menemani sangat adik jogging pagi ini.  Tak ada ruginya juga kan?  Lagian lumayan juga bisa nambah jam olahraga karena kemarin makan berat semua.  Pagi makan omelet, nyemil sotong  goreng,  ceriping singkong,  belum lagi kerupuk + bakso di malam harinya.  Mantap kan?  Kalau ngga olahraga yaaa badan berasa berat.  Jadi males deh.  Jangan sampai lah yaa,  project lagi banyak,  ngga boleh males,  semangat nambah uang jajan. 

"Dek, aku tunggu disana ya.  Lanjutin aja kalau masih kuat.  Tapi jangan maksa." Ucap Sada pada Ady

Tanpa menjawab,  Ady mengacungkan jempolnya  ke arah sangat kakak.  Ia melanjutkan lari paginya.  Sementara Sada mulai dengan gerakan-gerakan ringan untuk pendinginan. 

Tak lama, Ady datang. Keringat mengucur deras di badan mereka berdua.  Sada duduk menunggui sangat adik.  Ia pun juga membantu untuk menjadi beban sangat adik saat push up dan memegangi kaki sangat adik kalau sit up

Sada tersenyum puas dengan sang adik.  Semangatnya ketika sudah punya keinginan,  pasti akan segera di eksekusi dengan baik dan terencana meski dalam diam. 

"Semangat adekku.  Kamu bisa mencapai segala impian kamu.  Kakak akan selalu support kamu dalam segi apapun.  Jangan pernah merasa sendiri.  Aku,  Rani,  papa dan mama akan selalu ada buat kamu.  Kamu akan selalu unggul dimanapun kamu berada." Batin Sada sembari berdoa. 

"Haahh! Mantap. Makasih yaa udah ditemenin olahraga pagi." Ucap Ady sembari mengatur nafasnya.

"Untung aku dibangunin.  Kalau enggak ketendang kau nanti sampe depan pos jaga sana." Kelakar Sada

Keduanya tertawa kemudian bersiap untuk pulang ke Rumah Bapak Indra.  Kali aja Bakso semalam masih kan?  Ahay.  Paling menyakitkan sarapan pagi ini adalah sup brokoli dan wortel plus bakso dilengkapi kerupuk.  Nikmat mana yang kamu dustakan?

10112021
Hai double update deh hari ini
Thank you yaaa buat yang udah baca,  vote,  dan komentar cerita aku
Masih dapat kan feel-nya?  Semoga yaaa.  Aamiin.
Sehat selalu semuaa dan bahagia terus yaaa
Jangan lupa bersyukur!  🌻

KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang