Sada dan Ady sudah bersantai di dalam mobil. Apa Rani begitu lama membeli camilan tadi? Kok kilat betul kakak adeknya itu belanja? Apa mereka mengerahkan bala bantuan? Tanyakan nanti saja di mobil.
"Lama amat sih dek?" Ucap Sada
"Antri tadi, sama banyak pesenan katanya." Ucap Rani setelah menutup pintu.
"Ohh, skuy pulang." Ucap Sada bersemangat
"Mau beli apa dulu nih sebelum balik?" Tanya Ady
"Telfon bunda aja." Jawab Rani sembari merapikan jok samping yang ternyata akan berisi jajan pasar yang ia beli.
"Kok kalian cepet banget?"
"Tadi daftar belanjanya udah dipisah pisah sama Ady. Jadi, kita ninggal daftar belanja sementara kita nyari daging sama sayuran." Lagi-lagi Sada yang menjawab. Ady sedang sibuk memejamkan mata setalah menenggak air mineral yang baru saja ia buka.
"Ohh, gitu.."
Rani mengambil ponselnya dan menghubungi sang bunda. Mungkin saja ada yang mau dibeli kan?
"Bunda"
"Kenapa kak?"
"Bunda mau pesen apa? Ini sebelum kita pulang."
"Bubur kacang ijo aja kak, sama bubur ayam buat ayah ya."
"Oke deh. Itu aja?"
"Iya. Bunda tunggu dirumah."
Tut.
Kebiasaan Bunda nih yang ngeselin kalo ditelfon anaknya. Sukanya matiin telfon seenaknya. Salam dulu kek, biar cakep kaya di sinetron gitu. Eh main matiin aja. Takut kuota abis apa ya?
"Beli dimana bubur ayamnya dek biasanya?"
"Depan gang ada bubur kesukaan Ayah. Beli disana aja kak." Ucap Ady sambil memejamkan mata. Keringat mulai membasahi wajah dan mulai mengatur nafasnya.
"Yaudah beli disana aja. Yok! Bismillah."
Sada men-starter mobilnya dan kembali fokus di jalanan."Kak"
"Mampir apotik dong. Beliin madu sama minyak zaitun yang biasanya."
"Oke. Nanti biar aku aja yang turun. Kalian tunggu di mobil aja."
Mobil kembali berhenti di depan apotek yang baru saja buka. Tak apa lah ya pagi-pagi nglarisi apotek. Biar beli stok yang baru lagi.
Rani turun agak buru-buru. Dan kembali dengan satu botol madu botol kaca ukuran satu liter, minyak zaitun kemasan besar, madu kemasan sekali minum satu pack, dan beberapa obat-obatan untuk pertolongan pertama sebagai stok dirumah. Tak lupa sekalian sekalian membeli bubur ayam dua porsi untuk ayah dan Ady.
"Nih dek, minum yang ini dulu. Sama abisin air nya yang kamu pegang."
Adu hanya mengangguk sebagai jawaban. Yang ada dipikirannya hanyalah bagaimana agar cepat sampai rumah. Ia ingin segera tidur.
Sesampainya dirumah Sada langsung memapah Ady yang sudah mulai berjalan pelan dengan mata tertutup. Rani mengekor dan kemudian membuka pintu kamar Ady. Rani dengan cekatan menyetel suhu kamar. Sedangkan Sada mengganti baju Ady dengan kaos oblong yang tipis dan menyerap keringat.
"Loh adek kenapa kak?"
"Kecapean kayaknya, Bun. Jadi biar Rani aja yang bantu masak. Sada temani Adek disini."
"Yasudah, tapi bantu nata belanjaan dulu ya kak"
"Iya bunda."
Suasana rumah mendadak gusar. Ady kembali demam tinggi dan sekarang masih ada di kamarnya. Tugas dibagi rata, dan bagian Ady akan diselesaikan oleh Sada dan Ayah. Rani masih bergelut di dapur untuk menyiapkan rawon kesukaan Ady. Sang bunda sedang membuat acar dan menyisihkan sebagian mentimun yang hanya diiris biasa tanpa dibuat acar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
General Fiction#KaryaTiRere _________________________________________ Adhitama dan Adhyatma ternyata adalah saudara kembar. Mereka dititipkan oleh kedua orang tuanya pada dua pasangan suami istri yang berbeda. Orang tuanya harus rela menitipkan putra kembarnya it...