bagian 2

5.4K 668 191
                                    

JANGAN LUPA
VOTE DAN COMMENTNYA
TERIMAKASI💚

Enjoy!

"Sialan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sialan!"

Cowok beperawakan kekar dan rambut hitamnya yang cukup lebat mengumpat dengan pandangan mata tertuju pada benda pipih kecil dipegangannya.

"Jon, lo lagi jelek banget mainnya" desis temannya yang duduk tepat disampingnya sehabis membantingkan ponsel dengan tenaga yang kecil. "Kalahin aja udah!"

Satu temannya lagi terkekeh. "Santuy masi ada Tiway"

"Kampret gue berjuang sendiri" gumam Tiway kesal. "Go Tiway go Tiway go!" seru Kiming dari depan yang membuat Tiway, Jonathan, Ten dan Dema mendelik jijik.

"Bangsat! Ngelawan Haidar and the geng sendirian sama aja gua bunuh diri" gerutu Tiway, kedua mata maniknya semakin mengunci pandangan terhadap permainan antara hidup dan mati untuk dompetnya.

Jadi, Tiway, Kiming, Jonathan, sama Ten diajak main papji sama anak kelas 10 yang bernama Haidar dan kawan-kawannya. Nah mereka membuat perjanjian yang menang akan memberitahu keinginannya dan yang kalah harus menanggung itu semua.

Karena Jonathan sedang tidak berada dalam fase terbaiknya dalam bermain papji, sehingga teman setimnya gugur dalam permainan itu kecuali Tiway yang masih berusaha membawa kemenangan untuk timnya meskipun kemungkinannya kecil.

Tim Haidar itu masih komplit, sedangkan tim Tiway tersisa dia sendiri. Apakah mungkin untuk menang? Kalau Dewi Keajaiban memihak mereka ya bisa aja.

"Siap-siap gue kagak jajan dua bulan lagi" ujar Ten pasrah. Kiming ikut merasa pasrah dan ia menghela nafas.

Masalahnya gini, Haidar sama temen-temennya itu kalau udah meminta sesuatu pasti gak akan nanggung. Mereka pernah merasakan baru beberapa minggu yang lalu, dimana Haidar meminta dibelikan sepatu brand ternama dengan keluaran terbaru dan teman-temannya hanya meminta traktir dua minggu penuh.

Gimana gak kekuras dompet mereka? Makanya di permainan kali ini mereka berempat bertekad untuk memenangkannya, namun karena keajaiban tidak memihak sepertinya mereka akan kalah pada permainan ini.

Jonathan memasang wajah cemberutnya, dia merasa dirinya begitu sial hari ini. Tadi pagi di pelajaran kedua dia ketauan lagi nyebat sama temen kelasnya di belakang sekolah, dan sekarang? Sedih emang.

Tiway melempar ponselnya ke meja yang mereka tempati dan tentu saja membuat Ten, Kiming dan Jonathan terkejut. "Ga lagi main sama tu para bocah"

"Yeee kalah hahahaha" Kiming tertawa paksa.

Tiway, Ten, Kiming dan Jonathan menatap kosong sorot pandang mereka masing-masing. Mungkin masih belum menerima fakta bahwa mereka kalah untuk yang kedua kalinya, tau apa yang lebih lucu? Mereka dikalahkan oleh bocah dua tahun dibawah mereka alias adik kelasnya.

aquarius✔| JAEROSÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang