Chapter 9

621 81 5
                                    

"tentu aja lo bisa percaya sama gue. Kita kan teman" ucap Andin

"gue sama erik dulu teman dekat. Semester pertama, gue selalu bareng sama dia. Gue kira dia cowok yang baik jadi gue percaya sama dia. Gue..." ucap Riko

Riko terdiam sejenak...

"gue suka sama dia" ucap Riko

"kok bisa lo suka sama cowok seperti dia? Dia benar benar brengsek" ucap Andin

"gue tahu. Gue memang bodoh" ucap Riko

"seseorang seperti dia sangat jago berbohong. Ini bukan salah lo kalau waktu itu lo percaya sama dia karena dia teman lo" ucap Andin

"gue ga hanya suka sama dia sebagai teman. Gue punya perasaan sama dia" ucap Riko

"hah??? Gue ga ngira bakal seperti itu. terus dia tahu?apa yang dia lakuin?" tanya Andin

"hm waktu itu dia ngerti ngerti aja gue suka sama dia. Tentu saja dia ga suka ke gue seperti yang gue rasain tapi dia baik baik aja dengan itu semua. gue ga pernah kasitau ke siapa siapa. Dia satu satunya orang yang buat gue nyaman ngobrol bareng tapi semuanya ga bertahan lama. Erik punya banyak komplotan geng nakal. Dia pikir kalau dia bergabung dengan geng seperti itu, dia bisa dapat uang yang banyak. Dia minta gue bantu dia. Gue percaya sama dia tapi dari kejadian itu akhirnya gue tahu kalau dia cuma manfaatin gue. Gue gamau pertemanan kita hancur karena gue nyaman temenan sama dia tapi perlahan lahan dia bersikap sangat jauh. Dia mulai terlibat dengan orang yang berbahaya dan narkoba. Orang orang tersebut juga suka membunuh. Heroin, sabu sabu, nikotin" ucap Riko

"jadi obat itu yang dia kasih ke Jennie" ucap Andin dalam hati

"bagaimana orang orang bisa menjual hal seperti itu ke seseorang? Padahal itu barang yang tidak baik" ucap Andin

"karena itu gue minta kalo gue gabisa ikut terlibat" ucap Riko

"terus lo masih bantu dia sampai sekarang karena lo gamau dia tanya ke semua orang kalo lo gay?" tanya Andin

"ga, bukan gue. Gue ga peduli dengan hal itu lagi. Ini untuk pacarku. Gue gabisa biarin Erik ganggu pacarku. Gue menolak dia ikut terlibat. Gue gabisa biarin Erik hancurin hubungan gue" ucap Riko

"kayaknya gue ngerti" ucap Andin

"gue akan baik baik aja. Lo harus hindarin dia ok. Dia ga selalu ganggu gue kok" ucap Riko

"dia akan dapat ganjarannya setelah semua yang dia lakuin" ucap Andin

"gue harap ndin" ucap Riko

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah ngobrol bareng Riko, Andin pergi ke rumah Megan untuk mengerjakan essaynya dengan Aldebaran

*Di Rumah Mcmillan Bersaudara*

Andin mengetuk pintu rumah tapi tidak ada yang membuka. Andin mencoba membuka ternyata tidak di kunci jadi Andin langsung masuk berharap ada orang di dalam....

"halo???" ucap Andin

Lampu rumah nyala dan Andin bisa mendengar suara gitar dan orang bernyanyi dari belakang. Andin mencoba mengecek asal suara tersebut. Andin mencari lalu tiba di asal suara tersebut yang dimana berasal dari kamar Justin. Andin mendengar orang bertengkar dari dalam tapi memilih tidak ikut campur jadi Andin menunggu di depan pintu. Saat hendak menunggu, Aldebaran tiba tiba keluar dari ruangan tersebut...

"Andin? Hai" ucap Aldebaran

"hai, aku nyariin kamu tadi" ucap Andin

"oh hahaha kita baru aja latihan lagu baru kita untuk acara nanti hari jumat. Kamu datang kan nanti?" tanya Aldebaran

Stray HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang