tempat duduk baru

198 7 0
                                    

Kami pun sarapan bersama, selesai sarapan aku kembali ke atas untuk pakain.
Tak lama kemudia aku turut dengan keadaan yang sudah rapi.
  "Ayo kita berangkat.." kata madison mengulurkan tangannya untukku.
Namun aku tetap berjalan, dan mengacuhkan madison, dan menghampiri adikku yang sudah duduk manis di sofa.
Madison pun hanya memasang wajah murung, saat kuacuhkan..
   "Baiklah ayo kita berangkat.." kata madison lagi, sambil menghampiri kami, "yuk jeremy kakak antar ke sekolah" lanjut madison, memegang tangan jeremy.
  "Tidak, aku naik bus sekolah" jawab jeremy, yang sudah berlanggan bus sekolah, sejak pertama kali mendaftar.
  "Oh ya, sekali saja naik mobil kakak yuk.." ajak madison lagi "mobil kakak bagus loh, teman-temanmu pasti akan iri samamu." lanjut madison menghasut jeremy, namun itu tidak berhasil, bakan itu cara yang salah, pikirku melihat madison sambil tersenyum.
   "Wow pasti seru, tapi untuk apa membuat orang iri? Apa itu ada artinya? Itu hanya membuat orang yang tidak mampu jadi sedih, aku tidak suka.." jawab jeremy, yang membuat madison terdiam mendengar ucapan yang keluar dari mulut adikku yang bijak. "Aku naik bus saja, lagian busnya sudah menunggu di depan.." lanjut jeremy yang tersenyum manis pada madison dan aku "aku pergi" lanjut jeremy berlari kearah bus yang sudah menunggu di depan.
   "Itulah adikku, dia seseorang yang bijak," kataku tersenyum, "pada hal dia masih kecil.. Hahah" lanjutku sambil menertawakan madison.
   "Jangan tertawakan aku!" kata madison, sambil berjalan menuju mobil yang di banggakannya, aku pun mengikutinya dari belakang.
   "Ngapain kau!" ketus madison, melihat aku yang mengikutinya dari belakang.
   "Berangkat sekolah sama kamu" jawabku, yang sudah mau telat ke sekolah.
   "Cari kendaraanmu sendiri! Bukannya kamu benci aku!!" kata madison, yang terdengar kesal, sambil masuk ke mobilnya dan menutup pintu dengan kuat, membuatku jadi kagent.
Kenapa dia jadi semakin seram..? Pikirku mulai ketakutan.
Madison pun pergi dengan mobilnya.
Tak lama kemudian jason lewat dengan kereta ninjanya, berhenti di depanku.
   " butuh tumpangan?" ajak jason, padaku.
Aku pun hanya tersenyum, namun tiba-tiba dari jauh kulihat mobil madison kembali lagi, dan berhenti di depan rumahku.
   "Kenapa, ada yang ketinggalan" tanyaku.
   "Ada," jawab madison yang menarik tanganku dengan kuat dan memasukanku kedalam mobilnya.
   "Hei!!" teriakku yang tak terima.
Namun madison hanya diam dan menyentir mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Meninggalkan jason dengan keretanya, jason pun memasang wajah yang kesal memandang mobil madison yang mulai jauh.

  "Hei!! Apa sih mau kamu? Tadi bilangnya aku harus cari kendaranan sendiri, sekarang menarik tanganku dengan kuat dan memperlakukan aku seperti barang!! Kau kira siapa dirimu!!" teriakku pada madison, namun dia hanya menyentir dan tidak memperdulikan aku, justru dia menaikan kecepatan mobilnya dan membuat aku ketakutan.
  "Heiii!" teriakku, namun lagi-lagi madison tidak peduli dan hanya diam, aku pun cape dan ikut diam.

Di sekolah

Setiba di sekolah, madison turut dan membukakan pintu mobilnya untukku dan menarik tanganku keluar,
Tak lama kemudian juga jason tiba di sekolah, aku pun langsung menghampirinya ingin meminta maaf kejadian dirumahku tadi.
  "Jason"panggilku, namun madison menarik tanganku, dan mengajakku pergi. "Hei! Apa lagi yang kau lakukan, aku ada urusan dengan jason.." kataku melepaskan tangan madison.
   "He.. Kau ini sudah punya pacar tapi tetap saja dekat dengan cowok lain" kata madison yang berubah menjadi halus sambil menyayangi kepalaku di depan banyak orang-orang mebuatku jadi malu.

Wow madison itu manis sekali ya,
Wow madison itu baik sekali.. Seperti itulah yang di pikirkan mereka yang melihat kami.

Kulihat juga jason, berjalan memasuki kelas dengan espresi cemburu.
Ya kini aku tahu jason menyukaiku dan aku merasa jadi tidak enak hati padanya.
Kemudian madison menarik tanganku ke kelas.,
Aku pun duduk di kursiku, di sebelah jason.
  "Hi" sapaku tersenyum
  "Hi..," sapa balik jason membalas senyumku.
  "Aku minta maaf saat di depan rumahku tadi.." kataku menyesal
  "Tidak masalah" jawab jason dengan lembut.
Ini orang lembut banget sih samaku? Pikirku yang memperhatikan jason terus.
Madison yang duduk di belakang pun kesal dan kembali menarik tanganku, membawaku duduk di sebelah dia.
   "Hei!!" sontakku kagent
   "Geser kau!" kata madison pada temannya, yang duduk di sebelahnya, dan mempersilahkanku duduk di sebelahnya.
   "Ini lebih baik." lanjut madison tersenyum padaku.

Jason hanya diam melihat sikap madison yang tampak seperti anak-anak, dalam hatinya dia mulai kesal pada madison, biarpun madison adalah sahabatnya.

   "Kau kasar sekali!" teriakku yang tidak terima, melihat sikap madison.
   "Lalu, kenapa? Ha!!" teriak balik madison.
Aku pun semakin tidak terima melihat sikap madison, aku berdiri sambil memukul meja dengan kuat, sehingga anak-anak lain kagent melihatku.
   "Aku tidak mau duduk disini!" kataku, yang mau pindah kursi, balik ke tempat sebelah jason.
Namun saat itu juga, madison memegang tanganku dan menatapku dengan tatapan yang merasa cemburu.
Itu yang kudapat dari tatapannya.
   "Jangan, tetaplah disini" katanya dengan sangat halus.

Madison? Pikirku yang tidak mengerti, dengan wajah yang bimbang aku tidak tahu harus bagaimana, jason terus melihatku begitu juga anak-anak lain yang memperhatikan kami.
Bertanya-tanya aku akan duduk dimana?
Namun tak lama kemudian bu guru datang.
Aku pun langsung duduk di sebelah madison, dengan segera.
Madison pun kemudian tersenyum melihat aku yang memilih duduk di sebelahnya.

●●●●

"hate in love" ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang