adikku

155 9 1
                                    

Sepulang sekolah.

Madison menghampiriku, sambil membawa ice cream.
   "Ini untukmu" katanya dengan lembut, memberikan ice crem kesukaanku.
   "Aku tidak mau, nanti ada racunnya." jawabku yang melihat madison dengan curiga.
   "Hei! Apa maksudmu!?" kata madison kembali marah.
   "Ha, kau ini di bilang begitu saja langsung marah!" kataku mengambil ice cream yang diberikan madison.
Madison pun kembali tersenyum melihatku mengambil ice cream yang di berinya.
   "Kejadian di kelas tadi, bukan berarti aku lebih memilih duduk di sebelahmu." jelasku yang tak ingin madison salah paham. "Itu karna bu guru datang, dan aku tidak tahu harus bagaimana. Jadi jangan berpikir yang tidak-tidak!" ketusku sambil memakan ice cream yang di beri madison.

Apa? Maksudnya dia tidak serius?? Sialan! Pikir madison menatapku dengan mulai kesal.

   "Hahaha.." tawa madison, "kau kira aku serius! Tidak! Itu tadi hanya menjijikan sekali, aku tidak serius!" ungkap madison mulai marah,

Apa? Pikirku, yang tiba-tiba merasa kecewa.

   "Ice cream ini juga tidak serius!" lanjut madison mengambil ice cream yang sedang kumakan, dan langsung membuangnya dengan kesal.
   "Hei!" teriakku kagent. "Kau! Sesuka hatimu saja!!" kataku dengan kesal.
   "Ia, kenapa!!" teriak madison tepat di wajahku.
   "Menyebalkan!" kataku mengambil ice cream yang di buang madison dan melemparkannya  tepat ke wajah madison.
   "Aw!"kata madison yang merasa dingin di wajahnya, dan langsung melap wajahnya dengan tangannya sendiri. "Dasar cewek ganas!" ketus madison
   "Nenek sihir!!" balasku
   "Jahat!" balas madison
   "Sombong!" balasku kembali.
   "He..!
   "He..!" selentak kami dua, memandang dengan tajam satu sama lain.
   "Aku membencimu!" kataku yang langsung pergi.
   "Aku mencintamu" bisik madison dalam hatinya, melihatku pergi berlari, "ha, kenapa aku bisa suka dengan gadis semacam ini.?" tanya madison dengan kesal. "Ha, biarin, biarin saja.. Jalani saja perasaan ini, suatu saat nanti perasaan ini akan hilang juga." lanjut madison pergi ke parkiran, mengambil mobilnya.

□□□□

Di rumahku..

Aku di dapur memasak, makanan siang untukku dan jeremy.
Jujur, dapur bukanlah sahabatku.
Aku sangat langkah di dapur, karna sepertinya dapur sangat tidak suka aku.
Kenapa setiap masakan yang kumasak selalu berunjung dengan warna hitam.
Seperti saat ini! Pikirku melihat makanana yang kumasak menjadi hitam dan dapur penuh dengan asap.
   "Ada apa ini?" tanya jeremy, menghampiriku di dapur.
   "Ha! Jangan kesini,," kataku mendorong jeremy keluar dari dapur, aku tidak ingin asma adikku kambu lagi.
Karna mencium asap gosong dari makananku.
   "Hitam lagi ya?" kata adikku yang sudah tahu,
   "Hmm" jawabku lemas menundukan kepalaku kebawah,
   "Sudah jangan sedih." jawab jeremy memelukku.
Dia tidak marah jika aku memasak dan hasilnya gosong, dia tahu aku sudah mencoba.
Jeremy pun dengan manis memelukku.
   "Lebih baik kita pesan makanan saja, untuk hari ini" jawab jeremy, mengambil hp dari kantong jelananya.
   "Asik!!" teriakku senang, "pesan pizza, burger dan yang enak-enak deh.." kataku yang sangat semangat.
   "Hanya boleh pesan satu!" jawab jeremy, "kita tidak boleh boros-boros. Kita baru saja membuang makanan begitu saja." lanjut jeremy, mengukit makanan gosongku.
Aku pun memasang wajah mutung melihat jeremy.
Inilah adikku, dia bisa sangat bijak dan baik, tapi dia juga suka menyindirku dan mengukit kesalahan yang kulakukan.
Dimaafkan ia, tapi kemudian dia ungkit lagi, seperti yang tadi.
   "Kita pesan pizza saja, okey" kata jeremy, langsung memesannya.
Terkadang aku binggu, siapa yang lebih tua di antara kami, kenala justru adikku yang mengantur, hanya karna dia lebih bijak.?

Plz vommemt, ty

"hate in love" ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang