seseorang datang.

164 6 0
                                    

Sepulang sekolah.

Madison langsung menarik tanganku, saat hendak keluar dari kelas.
Aduh, bagaimana aku ini? Pikirku, yang mengingant kejadian konyolku di kelas.
Apa yang harusku, katakan?? Pikirku lagi, berpikir jawaban apa yang akan kuberi pada madison.
"Jadi?" kata madison, memegang tanganku sambil mengajakku berjalan-jalan di sekitaran sekolah.
"Jadi apa?" tanyaku, yang pura-pura tidak mengerti.
"Kamu sudah mulai menyukai wajah kerenku ini?" tanya madison, menghentikan langkang kakinya yang langsung berhadapan denganku.
Seketika membuat jantungku, berdegup dengan cepat.
Ada apa ini? Pikirku memegang jantungku dan melihat wajah madison, yang berada di depanku.
"Ehm??" kata madison, yang menantikan jawabanku.
"Apa-apaan sih!!" ketusku yang langsung mendorong madison, dari hadapanku.
Dan melanjutkan langkang kakiku dengan cepat.
Madison pun mengikutiku dari belakang, sambil sedikit mengganguku.
"Ehm, apa kau mulai takut jatuh cinta padaku??" tanyanya, mendekatiku, "kau tidak perlu takut jika jatuh cinta padaku, aku orang baik kok." lanjut madison, memegang tanganku, dan kembali menghentikan langkangku.
"Hei!!" teriakku, yang tidak tahu mau bicara apa.
"Apa?" tanyanya
"Kau!! Aku.." kataku yang binggu mau bilang apa, "mana mungkin aku jatuh cinta denganmu," jawabku, dengan binggu akan kalimatku, jatuh cinta? Apa iyu yang sedang kurasakan?? Pikirku merasakan gentaran hatiku ketika melihat madison, menatapku dengan berharap.
"Jadi, tadi kau tersenyum-senyum kearahku, sambil seperti ingin di cium olehku.." jelas madison, dengan malu, ketika menyebutkan kata, cium.
"Itu.. Itu.." kataku dengan memutar-mutar bola mataku, dengan memikirkan, jawaban yang harus kuberi pada madison. "Haaaa!!" teriakku tempat ke wajah madison, sehingga menimbulkan rintihan air ludahku, melonjat ke wajah madison, dan teriakkanku mencuri perhatian siswa-siswi yang sedang berjalan di koridor, tempat kami berdiri. "Lupakan saja!!" kataku dengan emosi dan langsung berlari pergi, sejauh mungkin menghindari madison.

Ha, dasar cewek yang tidak jujur akan perasaannya, jika kau tidak mau jujur, aku yang akan buat kau mengakuinya. Pikir madison, yang melihatku berlari menjauhi dia.

○○○○

Sesampai di rumah.

Aku langsung memasuki, rumahku dengan tergesa-gesa, takut berjumpa madison yang selalu mengganguku, dasar nenek sihir! Bisikku dalam hati nelihat rumah madison dengan kesal.
Aku pun langsung berjalan memasuki kamarku, yang ada di lantai dua, kulihat adiku yang baru keluar dari kamarnya tepatnya di sebelah kamarku, dan tersenyum menyapaku.
"Hi, bagaimana sekolah kakak?" tanya adikku, yang melihat rauk wajahku yang kesal.
"He, bodoh!" jawabku, yang mengingant kejadian di kelas tadu, kenapa bisa aku lakukan tindakan sekonyol itu, pikirku dengan murung.
"Bodoh?" kata jeremy, yang mencerna jawabanku, sambil menghampiriku, "maksudnya?" tanya jeremy lagi.
"Ah, sudahlah.. Kamu masih anak kecil, belum mengerti." jawabku dengan nada yang lemas, sambil menyayangi kepala jeremy, dengan senyuman paksa.
"Anak kecil? Aku memang anak kecil, tapi aku ini seperti abang untukmu, jadi di saat kulihat kakak dengan wajah lemas seperti itu, aku harus tahu apa sebabnya, supaya aku tahu apa yang harus kuperbuat." jelas jeremy dengan penuh yakin, kalau dia bisa menjadi adik sekaligus abang untukku, maklum aku anak yang paling besar, jadi tidak punya kakak atau abang untuk mengadu.
Aku hanya membalas kalimat jeremy dengan tersenyum manja dan berkata.
"Ehm, abang kecilku.." kataku yang menundukan badanku dan memeluk jeremy. "Kau memang saudara yang terbaik." kataku melepaskan pelukkanku, dari jeremy, "dan sekarang aku merasa baik." jawabku pada jeremy dan langsung memasuki kamarku dengan segera meninggalkan jeremy di depan pintu kamarku.
"Hei! Aku di tinggal" jawab jeremy, dari luar kamarku.
"Aku mau ganti baju," jawabku, "sebentar lagi, kita belajar ya." lanjutku mengingantkan jeremy.

Aku langsung, membaringkan badanku, ke tempat tidurku yang empuk.
"Huaaa!" hela nafasku yang masih terbayang cerita konyolku di sekelas tadi.
Bagaimana bisa? Apa aku mulai menyukainya? Pikirku, yang mulai ketakutan, jika seandainya aku jatuh cinta dengan orang yang sangat ku benci.
Termakan cakap, nie aku.. Lanjutku menatap langit-langit kamarku.

Tak beberapa lama kemudian, aku keluar dari kamarku, dan sudah menganti seragam sekolahku dengan kaos yang berwarna pink dan jelana jeans yang sedunkul kakiku.
Aku pun turut dari tangga, dan langsung menuju ke dapur untuk menyediakan makan siang untukku dan adikku,
Tapi sepertinya aku mencium bau makanan yang enak, pikirku yang mengedus-edus hidungku kearah dapur.
Dan ku dapati sebuah sop tahu yang masih hangat, terletak di atas meja makan.
"Wow, sepertinya ini enak!" kataku dengan kegirangan, sambil menarik kursi untuk ku duduki.
"Ya, aku tidak mau makan yang warnanya hitam lagi," kata jeremy yang datang dari belakangku, "jadi kumasak deh sop dengan tampilan sederhana tapi enak." lanjut jeremy, yang menarik kursi di sebelahku.
"Ini kamu yang masak?" kataku yang tidak yakin.
"Ya, inilah gunanya kita bangun pagi dan melihat ayah yang sedang masak." jawab jeremy yang kembali menyindirku secara halus.

Dasar anak kecil ini! Masak-masak tapi, gak jauh-jauh nyindir aku lagi. Terlintasku di pikiranku dengan memandang cutek jeremy.
Tapi, ya.. Aku harus kasih jempol untuk adikku ini, dia beda dari adik-adik orang lainnya, dia lebih bijak, bakan dari padaku, lanjutku kemudian tersenyum, sambil memakan masakan jeremy yang terasa nikmat di lidahku.

Selang beberapa menit.

Aku pergi ke lantai dua, tepatnya di depan kamarku dan adikku, ada ruangan yang dibuat ayahku.
Untukku dan jeremy, buat belajar bersama, kami sering berkumpul disini, sembari bermain dan belajar.
Namun karna cuaca sangat panas, hari-hari ini, aku pun menyalakan ac, supaya terasa dingin.
Kebetulan, adikku jeremy, yang tidak bisa kena ac belum datang menghampiriku.
Jadi aku bisa menyalakan ac sebentar untukku.
Sambil menunggu jeremy keluar dari kamarnya, mengambil buku pelajaraannya.
Tiba-tiba bell berbunyi, tiktok..
Aku pun langsung turut ke bawah, untuk membuka pintu.

Dan saat kubuka, aku langsung melihat tiket bermain di taman hiburan yang langsung di hadapkan kepadaku.
Aku pun hanya tersenyum tipis melihat orang yang memberikannya untukku, dan dia juga hanya tersenyum, melihatku dengan senyumanku.
"Hi," katanya menyapaku, "mau bermain bersama?" ajaknya kepadaku.


Plz, vomment, ty ☺ enjoy

"hate in love" ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang