perasaan madison

179 7 0
                                    

Namun tiba-tiba madison memegang tanganku, dan menahanku pergi bersama britney.
"Kau tidak bisa membawa dia.!" kata madison, pada britney.
"Kenapa?" tanya britney
"Karna aku tidak percaya kau," jawab madison, melepaskan tangan britney dari tanganku. "Apa yang akan kau lakukan.!?" tanya madison, yang mencurigai britney.
Britney pun tertawa tipis, melihat madison, yang mencurigainya.
"Kau tidak mengenalku, seperti aku mengenalmu." jawab britney.
Aku hanya diam, dengan binggu, dan tidak tahu harus bagaimana.
"Karna aku tidak perlu mengenalmu!" ketus madison dengan mata yang tajam, menatap britney seakan-akan ingin memakannya hidup-hidup.
Gila, ini pertama kalinya, kulihat madison menatap seseorang dengan setajam itu, aku saja yang sering betenkar dengan dia.
Dia tidak pernah seperti itu denganku.
"Aku juga tidak memintanya." jawab britney, yang memalingkan wajahnya dari madison, kau tidak mengerti. Bisik britney dalam hatinya, yang menahan perasaan pedih.
"Karna kau tahu, jika kau pun memintanya.. Aku tidak akan memberikannya, perhatianku padamu.!" balas madison.
"Cukup!" ketus britney, yang tidak tahan lagi dengan perkataan madison yang sangat menyiksa hatinya. "Aku tidak punya urusan denganmu!" kata britney, menarik tanganku.
Disaat bersamaan juga madison menarik tanganku dan tidak membiarkan britney membawaku.

Ini aneh, seharusnya satu wanita direbuti oleh dua orang pria, bukannya satu wanita di rebuti satu pria dan satu wanita. Pikirku yang melihat tangan mereka, menarik tanganku.

"Lepaskan tangan wanitaku!" tegas madison, yang langsung membuatku melihatnya. Dan dia menarik kuat tanganku, dan membuatku merasa kesakitan.
"Awww!" jeritku, namun mereka tidak peduli, kalau mereka sudah menyakitkan tanganku.
"Kau yang lepaskan, sebelum dia menjadi pacarmu, dia menjadi sahabatku duluan.!" tegas britney, membuatku terkejut dan langsung memutar wajahku melihat kearah dia, namun dia sama seperti madison.
Menarik tanganku dengan sangat kuat.
"Awww!" jeritku lagi kesakitan.
Dan mereka tetap tidak memperdulikannya, justru mereka saling melihat dengan mata yang tajam, dan rasa-rasanya mereka seperti mau saling membunuh! Pikirku melihat madison dan britney saling menatap dengan tajam.
"Cukup!" kataku, yang langsung melepaskan tanganku dari mereka berdua dari tanganku yang sudah mulai memerah.
Aku harus berpikir cara untuk menghentikan ini.
Ini tidak bisa di perpanjang, jangan sampai mereka akan saling memakan.
Mereka berdua sudah seperti singa yang siap untuk bertarung. Pikirku, memperhatikan madison dan britney.
"Cukup!" ulangku lagi, "tanganku sakit! Kalian kira tanganku ini tali? Yang bisa di tarik-tarik??" ketusku yang mengeluh, sambil melirik madison dan britney. "Aku akan pergi bersama britney," kataku pada madison.
"Apa? Apa aku tidak salah dengar??" kata madison, yang tidak percaya pada apa yang kulakukan. "Apa kau tidak takut, dia melukaimu, atau mengerjaimu??" kata madison, mencurigai britney.
"Jadi itu alasanmu! Tidak membiarkan aku pergi bersama maggie??" kata britney, yang kagent melihat isi pikiran madison.
"Iya, kau kagent! Aku tahu isi pikiranmu?!" kata madison memasang tawa tipis.
"Hei!! Kau keren-keren tapi pikiranmu mengerikan! Dia ini temanku! Mana mungkin kulakukan itu.!" jawab britney, membela dirinya.
"Ha, apa aku harus percaya itu??" tanya madison, melihat britney sambil mengecilkan matanya.
"Cukup madison." kataku dengan suara yang melembut, "dia temanku.. Aku akan baik-baik saja." jawabku memegang tangan britney, btitney langsung melihatku dengan tersenyum tipis.
"Baiklah." balas madison cemburu, melihat aku yang percaya pada britney, dia pun langsung pergi dengan kesal.

Aku dan britney pun juga pergi, berlain arah dengan madison.
Kami pergi ke kantin.
Sesampai di kantin, britney langsung mengambil dua ice crem kesukaanku, Magnum. Dan langsung membayarnya di kasir.
"Ini untuk temanku, ice crem kesukaanmu." katanya memberikan satu untuk, ice crem kesukaanku, Magnum
"Makasih." jawabku sambil tersenyum.
Kemudian britney mengajakku duduk di bawah pohon.
Aku tidak tahu harus berkata apa melihat britney, yang bersikap baik padaku, aku tidak tahu harus memulai bicara dari mana.
"Jadi, bagaimana rasanya menjadi kekasih madison?" tanya britney yang mengagentkanku.
"Maksudnya?" tanyaku, yang masih mencerna pertanyaan britney.
"Bagaimana rasanya menjadi pacar madison,? pria yang paling keren di sekolah kita.." jelas britney, yang masih membuatku kagent, karna aku tidak tahu harus menjawab apa.
Aku pun hanya diam sejenak dan tersenyum binggu memikirkan jawaban yang akan kuberikan pada britney.
Namun sebelum aku menjawab, britney langsung menjawabnya sendiri.
"Pasti menyenangkan." jawab britney dengan wajah yang tersenyum, dan sekilas berubah menjadi murung.
"Maafkan aku." kataku, entah kenapa aku harus minta maaf pada britney, karna aku tahu, sejak dulu britney sudah sangat suka dengan madison.
Jahatnya aku, mengambil pacar sahabatku, tapi ini bukan keinginanku! Ini paksaan! Pikirku memandang kerumput dengan murung.
"Untuk apa kamu minta maaf? Tidak perlu" jawab britney tersenyum kembali, "dulu saat kamu berantem dengan madison aku tidak dapat melihat mata yang suka itu kepada kamu, dari madison.
Tapi setelah kalian pacaran, aku melihat dari mata madison, dia sangat menyukaimu." lanjut britney melihatku, aku pun langsung melihatnya dengan binggu.
Madison? Apa benar-benar suka aku?" pikirku sekilas melihat kembali rumput-rumput yang hijau.
"Ehm, kamu sangat beruntung! Bisa mendapatkan hati pria yang cuek itu pada setiap wanita yang mengemarinya." lanjut britney, seakan-akan dia tahu banyak tetang madison. "Kamu harus bisa menjaga hati itu ya." sambung britney memegang tanganku, yang terletak di rumput-rumput.
Aku hanya diam tampa kata, melihat britney.

Lonceng berbunyi.

Kami pun langsung berlari ke kelas.
Dan pelajaran dimulai.
Aku tidak dapat konsentrasi dengan pelajaran.
Pikiranku masih di britney dan madison.
Apa benar madison suka aku? Tapi kenapa,? Dan kenapa dia suka buatku kesal..? Bukannya misi dia itu menggangu hidupku!!? Pikirku yang bertanya-tanya sambil melamun.
Jason yang ada di sebelahku, meperhatikanku dengan binggu.
Sekilas kulihat kearah belakang, melihat madison yang sedang belajar.
Madison pun langsung melihatku dengan binggu, melihatku senyum-senyum meperhatikannya.
Ternyata, madison itu keren juga, pikirku dengan senyum-senyum sendiri, melihat madison dan memajukan mulutku seperti ingin di cium.
Madison pun tersenyum, melihat tingakku yang aneh dan murid-murid yang lain meperhatikanku dengan tertawa-tawa, tampa kusadari.
Dan jason hanya diam sambil menahan rasa cemburu.
Bu guru, menghampiriku yang telah mencuri perhatian satu kelas.
"Dia pacarmukan?" tanya bu guru, pada madison.
"Iya,, dia maniskan bu?" jawabku, yang bercanda.
"Ini bukan waktunya bercanda madison!" teriak bu guru.
Dan aku masih melakukan tingak konyolku, tampa kusadari.
"Sadarkan wanita ini!" kata bu guru pada madison.
"Baik bu," jawab madison, yang langsung mengerti maksud bu guru.
"Maggie." kata madison, menepuk-nepuk pundakku. "Apa yang kau lakukan??" tanya madison, yang langsung membuatku sadar, dari tingkah konyolku, yang sudah mencuri perhatian sekelas, yang menertawaiku.
"Ha...." kataku yang binggu, dan langsung menutup mulutku, dengan takut dan malu melihat madison tepat di hadapanku.
"Kita bicara nanti." kata madison.

Plz vomment, ty

"hate in love" ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang