STUCK 02

36 7 12
                                        

•Selamat Membaca•

Samudra membantu Mentari untuk duduk disalah satu ranjang UKS. Meskipun tidak mendapati luka fisik, Samudra memilih untuk membawa mentari kesana karena baju gadis itu yang sudah basah.

Samudra tak ingin melihat tatapan kelaparan laki-laki yang melihat Mentari dengan keadaan yang seperti ini.

"Lo ga kenapa-napa kan Tar?" Tanya Samudra memecah keheningan.

Mentari tersenyum kecil melihat raut kekhawatiran diwajah Samudra.

"Iyaa gue ga kenapa-napa berkat lo"

Samudra menghela napas, ia panik ketika ada teman sekelas Mentari yang memberi tau bahwa Mentari dibully saat itu.

Tanpa berpikir panjang langsung saja Samudra bergegas menuju Toilet, dan melihat keadaan menyedihkan Mentari yang terduduk lemas dilantai dengan air mata yang mengaliri pipinya.

"Lain kali kalo ada apa-apa kasi tau gue atau Bara ya, Tar. Jangan sampai kejadian kayak gini terulang lagi untuk yang kesekian kalinya."

Mentari mengangguk dengan senyuman yang terlukis indah diwajahnya, ia lega karena Samudra telah menyelamatkannya untuk yang kesekian kali.

Saat Samudra maupun Mentari sibuk berbicara. Tanpa mereka sadari ada Bara yang berdiri di depan pintu UKS, Bara berdiri menatap keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lagi-lagi gue gagal jadi yang pertama hadir saat lo butuhin Tar" ujar Bara yang tentu hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri.

Dengan langkah gontai, Bara memilih untuk kembali kekelas karena bel pertanda jam istirahat berakhir telah dibunyikan dua menit yang lalu.

***

Mentari memasuki rumahnya begitu Samudra sudah tak terlihat dipandangannya. Mentari diantar pulang oleh Samudra setelah mendapat izin untuk pulang terlebih dahulu.

Namun saat masih berada dipintu rumah. Mentari terdiam menatap pertikaian kedua orang tuanya. Ia sedih, dan merasa hancur begitu melihat kejadian yang dua tahun ini selalu ia saksikan.

'pranggg'

Wijaya melempar vase bunga yang ada dihadapannya kelantai.

"Udah aku bilang jangan bahas itu lagi!" Bentak Wijaya kepada istrinya.

"Tapi emang begitulah nyatanya! Kamu selingkuh dengan wanita jalang itu!"

'plakk'

Wijaya menampar Asih..

"MAMA!" Teriak Mentari langsung menghampiri mamanya yang terhempas kelantai akibat tamparan papanya.

"Ma. Mama gapapa kan?"

Bukannya jawaban, namun Asih malah mendorong Mentari agar menjauh darinya. Sehingga Mentari yang kehilangan keseimbangan malah terjatuh kelantai.

"Hahaha. Dasar ga waras kamu Wijaya!" Teriak Asih memegangi sebelah pipinya yang terasa panas.

"Kamu yang ga waras Asih! Kalau bukan karna Mentari dan Figo, sudah lama aku ninggalin wanita gila kayak kamu!"

"Pa!"

Namun tidak dihiraukan.

"Iya! Aku memang selingkuh! Harusnya kamu introspeksi diri, bukannya malah menunjukan kebodohan seperti ini!"

Sejurus kemudian, Wijaya pergi begitu saja meninggalkan Mentari dengan Asih, seperti biasanya.

"Wijaya! Jangan pergi kamu. Wijayaa!"

Stuck [in friendshit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang