Satu.. dua.. tiga botol. Tangan Zhongli menjauhkan botol alkohol keempat yang hendak diminum Venti. "Cukup." Dia menatap dengan tatapan yang tidak bisa didefinisikan. "Sebanyak apapun kau minum, takkan membuatnya kembali."
"Aku tahu..." Suara Venti terdengar geram, namun nadanya masih pelan. "Setidaknya biarkan aku minum dan berhalusinasi. Membayangkan kalau dia masih ada di sini."
Semilir angin malam menyapa keduanya dengan lembut. Mereka terdiam, menikmati angin sejuk singgah sejenak.
"Apa itu dia..?"
Venti mengangguk senang. Senyum palsu terukir di wajahnya. "Benar! Sekarang gadis itu sudah menjadi angin yang begitu lembut, ya?" seru Venti girang.
Wajahnya sangat kontras. Berbeda dari suara cerianya, Sang Archon Anemo terlihat begitu kusut. Kantung mata tebal, wajah kusam, dan kelihatan lebih kurus. Tatapan matanya kosong, menghadap ke langit.
Zhongli ikut menatap langit cerah malam ini. Meneguk sedikit teh sembari mengamati ribuan bintang di atas sana. "(Name).. pasti sudah menjadi bintang paling terang sekarang.." Suara baritone memecah keheningan.
Venti melirik sebentar ke arah Zhongli lalu kembali menatap langit, tak mau lepas dari bintangnya."Bukankah dia memang bintang?"
Suara kekehan Zhongli samar-samar terdengar. "Kau benar. Aku hampir lupa."
"Itu karena kau tua bangka."
"Berkacalah, Barbatos."
"Wajahku kelihatan awet muda," ujar Venti disertai pose peace dan wajah imut, bergaya narsis. Gelak tawa keduanya pecah. Namun, sepersekian detik kemudian mereka kembali murung. "Kenapa (Name) lebih memilih menjadi angin ketimbang bersamaku?"
"Bukankah dia gadis yang bebas, makanya kau menyukainya? Sudah semestinya dia bebas memilih jalannya sendiri."
Venti menyentuh dadanya yang kini semakin terasa hampa. "Kau benar. (Name) gadis dengan jiwa paling bebas yang pernah ada. Aku tertarik padanya karena itu."
"Aku juga diam-diam tertarik padanya." Zhongli melirik sedikit ke arah Venti. Sahabat karibnya itu kelihatan tidak kaget sama sekali.
"Sudah kuduga, kita berdua ini saingan!"
Venti pernah menyangka kalau Zhongli menaruh hati pada (Name), namun dirinya juga ragu. Mengingat Sang Archon Geo berhati dingin, keras seperti batu begitu mana mungkin bisa merasakan cinta. Oh tapi bisa juga rupanya.
Zhongli menyeruput tehnya lagi. Senyum tipis terukir di wajah. "Dia gadis yang menarik," ucap Zhongli dengan wajah penuh karisma.
Venti menopang dagu dengan kedua tangan. Kelihatannya dia siap mendengarkan cerita panjang lebar dari Zhongli. "Kenapa kau bisa suka?"
Zhongli berdeham pelan. Pipinya sedikit memerah. "Aku suka tekadnya yang keras dan kuat seperti batu. Dia gadis yang tak kenal lelah dan tidak mau menyerah."
"Begitu, ya? Kita punya pandangan masing-masing tentang dirinya.."
"Yah..begitulah.."
Hening kembali tercipta diantara mereka. Sibuk tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Venti sedikit merasa pusing, mungkin efek alkohol yang terlalu banyak dia minum. Badannya oleng, sekalian saja dia hempaskan ke tanah. Tidur telentang menatap langit. "Kapan kita bisa bertemu dengannya lagi, ya?"
Dahi Zhongli mengkerut. Beberapa kali bibir terbuka-tertutup sebelum akhirnya mengucap ragu, "Entahlah. Suatu hari nanti.. mungkin..."
Sebab tidak mungkin Zhongli tahu apakah gadis itu bisa ditemui di dunia ini atau justru kembali ke dunia asalnya.
"Kau juga tidak tahu pasti?" Kesal, Venti menghela napas kuat. Seketika angin berhembus kencang. Inikah kekuatan Sang Archon Anemo?
"Jangan berlebihan. Kau harus mengontrol emosi, jangan menyebabkan bencana lagi."
"Iya..iya! Orang tua rewel sekali!"
"Hmph.."
"Mungkin ini terdengar egois, tapi aku ingin (Name) ada disini bersamaku.." lirih Venti.
"Kita." Koreksi Zhongli yang dibalas pukulan pelan pada punggungnya.
"Ya..ya..ya.. kita.."
Keduanya kembali terhanyut. Mengenang masa-masa ketika gadis itu masih ada. Dalam hati masing-masing menyesali rasa yang tidak akan pernah sampai karena tak sempat terucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genshin Impact Headcanons (Genshin Impact Boys x Reader)
ФанфикKumpulan headcanon tentang kamu dan dia. Manis, asam, asin, banyak rasanya! Diluc, Childe, Kaeya, Zhongli, Xiao, Thoma, Kazuha, Bennett, Scaramouche, Razor, Venti, Albedo, Chongyun, Xingqiu, Dainsleif, Gorou, etc. Seluruh karakter disini bukan milik...