Seharian kamu nyariin (Your Cat Name). Dia nggak ada di rumah dari pagi, bikin khawatir banget. Nggak ada jawaban setelah dipanggil atau dipancing dengan bunyi makanan.
Kamu menyisiri sekitar lingkungan rumahmu, memerhatikan setiap sudut. Berharap kucing kesayanganmu ada di sana.
"Meong..! MwwwEEEOOOOOOOOOOONGG!!"
Suara cempreng itu!! Tak salah lagi, itu suara kucingmu!!
Saat mendongak, kamu menemukan kucingmu ada di atas pohon jambu. Entah apa yang dilakukannya di sana. Makan jambu? Nggak mungkin. Kucingmu sukanya whiskey.
"Hey!! Puss! Ngapainn! Turun sini!!"
"HISSS!"
LAH GALAK. DITOLONGIN MALAH MARAH-MARAH?!
MAJIKAN MACAM APA KAMU CING!!
"Sini lompat! Aku tangkap!" Kamu merentangkan tangan, siap menangkap kucingmu. Tapi jelas kucing tidak mengerti kamu ngomong apa. "Ishh tinggi banget, banyak semut merahnya pula.." Kamu mengurungkan niat untuk memanjat pohon.
Kepala menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari pertolongan pada orang yang lewat. Bersyukur tak lama ada seorang laki-laki yang lewat. "KAK, TOLONG!"
Venti
Seorang laki-laki berambut kepang menoleh saat kamu memanggil. Wajahnya manis dan terlihat seperti anak kecil, namun badannya sedikit lebih tinggi darimu. "Apa dek..?" tanyanya mengeluarkan bau alkohol.
Kamu mengibas-ngibas tangan di depan wajah, menghilangkan aroma aneh yang keluar dari napas pemuda itu. "Kak bisa tolong ambilin kucing saya?"
Dia terdiam sebentar. Eh enggak, cukup lama. Bengong. Mendongak menatap kucing di atas, terus bengong lagi. Plonga-plongo.
"Kak?" Kamu dadah-dadah di depan wajahnya. Apa orang ini sedang teler ataupun ngefly makanya diem begini? "Kak kalo gabisa gapapa deh.."
"Oh maaf. Bisa-bisa.."
"Beneran kak? Kaki kakak nyampe nggak nanti turunnya?"
"Kamu meremehkanku, ya? Heheh.." Tawanya kedengaran serem.
"M-MAAF, SAYA NANYA DOANG! GAK BERMAKSUD KAK!" Kamu panik betul. Mengerucutkan tangan sambil berujar maaf berkali-kali."
"Huh ya sudah, gak apa-apa." Dia menyerahkan tas biola padamu, kamu lantas menerimanya dengan wajah bingung. "Pegang biolaku sebentar, aku bakal naik pohon.."
"O..oke.. hati-hati kak.."
Hup!
Dengan cekatan dia memanjat dan mengambil kucingmu lalu melompat lagi ke bawah. Kamu kagum dengan kecepatan dan ketangkasannya. "Nih..!" ujarnya menyerahkan kucing, sambil menjauhkan wajahnya.
"Makasih.." Kamu memeluk kucingmu erat, menukarnya dengan tas biola yang sedaritadi dipegang.
"HUACHHIIII HACHI HACHI HUWAAAAAAAAAAAAACHHHEENNN WAHEEEEEEEEEEN!"
Kamu mundur selangkah sambil menutupi hidung, kaget mendengar bersin si kakak yang hebohnya luar biasa. Nyaring pula, seperti bersin bapak-bapak.
Kamu seketika jadi was-was. Takut kalau kakak ini ternyata mengidap virus yang sedang viral, berbahaya, dan mematikan itu. Kamu cepat membungkuk dan berterimakasih, nggak mau ketularan dan masih mau hidup lama.
"MAKASIH YAH KAK! DADAH! SEMOGA KAKAK SEHAT SELALU, KALAU GAK ENAK BADAN KE PUSKESMAS. TERUS MAKAN BANYAK VITAMIN C DAN BERJEMUR YA KAK! JANGAN LUPA VAKSIN JUGA YA, DADAH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Genshin Impact Headcanons (Genshin Impact Boys x Reader)
Fiksi PenggemarKumpulan headcanon tentang kamu dan dia. Manis, asam, asin, banyak rasanya! Diluc, Childe, Kaeya, Zhongli, Xiao, Thoma, Kazuha, Bennett, Scaramouche, Razor, Venti, Albedo, Chongyun, Xingqiu, Dainsleif, Gorou, etc. Seluruh karakter disini bukan milik...