Fanfic for @sganodrm on twitter. Thank you for joining my giveaway!
WARNING ! Slight lemon karena ada detailed kiss. Kalau nggak nyaman, silakan skip.
"Dek.." Terdengar suara troli di dorong mendekat ke arahmu. "Boleh beli ini?" tanya Zhongli mengangkat mangkuk keramik yang tampak mewah. Sisinya bersinar memantulkan cahaya lampu supermarket. Ada motif bunga rambat kecil berwarna emas yang memberi kesan klasik pada mangkuk itu.
Zhongli jeli juga soal barang cantik begini. Padahal dari tadi kamu sibuk cuci mata — lihat-lihat sekeliling, tapi tak menemukan benda itu.
Kalau kamu lihat dari dekat, mangkuk ini makin memikat. Seolah ada pancaran energi yang membuatmu ingin membelinya.
"Hah? Satu juta cuma buat mangkuk?" Manik (Your Eye Color) membulat sempurna kala melihat harga tertera. Zhongli mengangguk semangat. Iris cokelat kekuningannya bersinar terang bak anak kecil yang mau dibelikan mainan.
"Ayo kita beli selusin, Dek? Ini lagi diskon.." Telunjuk lelaki yang lebih tua darimu mengarah ke label 'diskon 10%' yang tertempel di rak pajang.
APA-APAAN DISKON 10% DARI SATU JUTA?
Orang bodoh mana yang tertarik mau beli —
Oh, Zhongli sih mau ya.
"Tapi mangkuk di rumahku masih bagus. Yang bulan kemaren kamu beli bahkan belum aku keluarkan dari kotaknya, sayang.." Tangan mungilmu mengambil mangkuk dari Zhongli, lalu mengembalikannya ke rak.
Samar-samar kamu bisa lihat ekspresi kecewa laki-laki tersebut. Matanya tak lepas dari mangkuk cantik tadi. "Sejuta itu untuk selusin, Dek. Terus, aku juga bawa dompet. Bisa bayar sendiri.." rayunya sekali lagi.
Kamu menghela napas panjang, kemudian menarik senyum kecil dan mengangguk sebagai tanda setuju. "Oke, ayo beli." Mana bisa kamu menolak permohonan Zhongli kalau wajahnya sudah memelas begitu.
Zhongli tertawa halus, suaranya yang berat itu membuat jantungmu berdebar lebih cepat. Senyum bahagianya tergambar jelas usai kamu perbolehkan membeli mangkuk tadi. "Belanjaan adek udah lengkap?"
"Bahan masaknya sudah semua. Kamu masih ada yang mau dicari? Selain barang mahal lagi, oke?" Kamu memberi penekanan di kalimat akhir.
Tujuan kalian ke supermarket sebenarnya untuk belanja bulanan. Mengisi kulkas kosong dengan bahan makanan. Plus, Zhongli minta dibuatkan sup rebung pakai daging. Dia rindu makan masakan kamu, katanya. Jadilah kalian sekalian pergi beli bahan yang dibutuhkan.
"Aku tadi cuma beli teh. Nanti kita seduh setelah makan."
"Oke, berarti sudah semua?"
Zhongli mengangguk, menarikmu mendekat dengan sebelah lengan. "Ayo pulang," katanya sembari menautkan jari kalian. Tangannya yang besar menggenggammu erat, menghangatkan.
Laki-laki itu tak melepas genggamannya meski sedang menyetir mobil. Dia malah sibuk menciumi buku-buku tanganmu tanpa melepas pandangan dari jalan raya.
Kamu terkekeh geli. "Hati-hati nyetirnya!"
"Tenang, aku sudah biasa." Zhongli melirik ke samping, tersenyum lembut.
Tak lama mobil sampai di rumahmu. Tanpa istirahat, kalian langsung mulai memasak. Saling bantu mencuci, memotong, dan mencampurkan bahan.
"Dagingnya harus direbus satu jam?"
"Kalau mau empuk dan enak, jawabannya iya."
Panci berisi daging kembali ditutup usai Zhongli menambahkan beberapa bumbu dan rempah. Aroma lezat yang kamu cium barusan cukup menggambarkan betapa gurih dan nikmatnya daging itu saat dimakan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Genshin Impact Headcanons (Genshin Impact Boys x Reader)
FanfictionKumpulan headcanon tentang kamu dan dia. Manis, asam, asin, banyak rasanya! Diluc, Childe, Kaeya, Zhongli, Xiao, Thoma, Kazuha, Bennett, Scaramouche, Razor, Venti, Albedo, Chongyun, Xingqiu, Dainsleif, Gorou, etc. Seluruh karakter disini bukan milik...