Jisung dan Hueningkai sedang berjalan menuju lantai empat. Melihat para pemain yang lain yang mencari berdua dua, ga ada salahnya mereka juga mencari berdua.
Mereka berdua keluar dari lift. Karena lantai dua cukup luas, mereka mencari nya berpencar.
Hueningkai mencari di bagian kiri, Jisung di kanan. Di kiri ada 3 kamar. Di kanan juga ada 3 kamar. Perpustakaan letakknya di tengah tengah tangga.
Hueningkai menatap ketiga pintu kamar tersebut. Ia lebih baik mulai mencari di kamar tamu.
"Ning?"
Hueningkai langsung menoleh ke arah suara. Ada Seungmin yang baru saja mencari di dekat tangga.
"Kenapa, bang?" tanya Hueningkai.
"Lo ngapain?" tanya Seungmin.
Hueningkai tampak panik. "Gue mau nyari kunci bang." Balas nya.
Seungmin menyiritkan alisnya. "Kunci ga ada di dalam kamar."
"Lo tau dari mana?"
"Gue broker, waktu itu gue nanya ke orang yang ada di kamar Jay, 'kunci ada di kamar apa engga' orang itu jawab 'engga ada'." jelas Seungmin.
Hueningkai hanya diam. Seungmin orang kedua yang mengaku broker padanya setelah Jisung.
"Apa tujuan lo ngasih tau gue?" tanya Hueningkai.
"Gue yakin kalau lo bukan mafia." Balas Seungmin. "Mending lo nyari di lantai bawah, kunci ada di lantai satu."
Hueningkai cuma mengangguk. Ia segera turun menggunakan tangga. Entah kenapa I merasa kalau ia harus mengikuti apa yang dikatakan oleh Seungmin.
Seungmin menatap punggung Hueningkai. Kemudian ia berjalan masuk kedalam kamar tamu tersebut.
Di dalam kamar tamu itu Seungmin menyalakan hp nya. Tadi kantong celananya bergetar. Sepertinya ada yang memberinya pesan.
Bang Yeonjun
|Gue (sensor ya)
|Kalau lo apa?
(10.29)Gue?|
Gue mafia|
/Read
"kenapa kita ga coba keluar lewat balkon?" tanya Changbin.
Mark yang mendengar usul Changbin menatap pria itu malas. "Lo mau mati?" tanya nya.
"Kita kabur lewat kolam belakang aja. Manjat tembok pembatas sama rumah tetangga itu." Beomgyu mengusulkan pendapat.
Bangchan menatap Beomgyu. Ide Beomgyu tidak seburuk ide milik Changbin. "Boleh tuh di coba." ujar nya.
Mereka berempat segera menuju ke dekat kolam renang. Mereka menatap tembok yang lumayan tinggi itu.
"Tinggi banget. Emang bisa manjat nya?" tanya Mark.
Beomgyu menggeleng. Ia menyentuh tembok tersebut. Tiba-tiba ia merasa ada sengatan pada tangan nya. "Gue berasa abis di sentrum." ucap nya sambil menarik kembali tangan nya.
Mark, Bangchan dan Changbin juga ikut memegang tembok itu. Benar saja, ada sengatan listrik.
Mark berpikir keras. Di dekat tembok sama sekali tidak ada kebel listrik bagaimana biasa tembok ini mengandung listrik?
"Kayanya ini kena sihir deh." ucap Beomgyu.
Ketiga nya langsung menatap Beomgyu mereka jadi teringat akan Hueningkai yang melayang ke kamar milik Jay pada saat malam pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 2. Mafia Game
Fanfiction[NCT DREAM × TXT × SKZ] ❝hanya sebuah permainan biasa yang bisa merenggut nyawa❞ [read ‹petak umpet› first]