Hanya 13 dari 20 pemain yang tersisa. Rasanya pemain berkurang sangat cepat. 7 orang tereliminasi dalam empat hari. Sungguh mengenaskan.
Debat ketiga akan di mulai. Para pemain baru saja selesai makan malam. Mereka hanya memakan makanan yang di sediakan. Tidak ada yang bisa di masak, bahan makanan di kulkas sudah habis.
“malam keempat”
“debat di mulai”
"Sekarang apa? Kita cuma tinggal 13 orang, 4 di antara kita mafia. Itu artinya 9 orang doang yang warga." ucap Renjun.
Mark tampak diam saja. Ia memperhatikan wajah satu persatu pemain yang ada di ruang tengah. Ia harus menanyai identitas orang yang tidak di curigai sama sekali.
"Gue tau satu mafia." ucap Yeonjun.
Yeonjun menjadi pusat perhatian karena ucapannya. Ia menatap satu persatu pemain dengan senyuman penuh arti.
"Siapa?" tanya Haechan.
Yeonjun melihat ke arah Seungmin. Seungmin yang di tatap cuma menampilkan wajah datar.
Hueningkai langsung menatap Seungmin yang duduk di samping nya. "Lo mafia?" Tanya nya.
Melihat Seungmin yang cuma diam, ia langsung tertawa. Lalu menatap Seungmin tidak suka. "Tadi lo ngelarang gue masuk kedalam kamar tamu yang ada di lantai empat dengan alasan kunci ada di lantai 1. Lo bohongin gue kan? Lo nyuruh gue ke bawah biar gue ga bisa temuin kunci rumah." ucap nya.
Seungmin cuma diam. Ia menatap balik Hueningkai, kemudian dia tersenyum. "Gue broker." ucap nya. "Gue juga bilang sama lo kalau kunci ga ada di dalam kamar karna itu fakta nya." tambahnya lagi.
Hueningkai mengangkat salah satu alisnya. "Lo bilangin fakta, atau jauhin gue dari posisi kunci?" Tanya Hueningkai.
Yang lain cuma menyimak. Seungmin sama seperti Lino, sangat tenang walau sudah ketahuan kalau mereka adalah mafia.
"Gue, broker. Chat yang gue kirim ke lo tadi itu bohong." ucap Seungmin pada Yeonjun.
"Chat? Kalian berdua saling bertukar pesan?" Tanya Han.
Seungmin mengangguk. "Kalau lo berani nunjukin chat kita tadi, gue rela mati sekarang."
Yeonjun terdiam mendengar apa yang di ucapkan oleh Seungmin. Di chat tersebut dia juga menunjukkan identitas nya. Para mafia bisa saja membunuhnya saat tahu apa identitas nya.
"Identitas gue private."
"Berarti benar, kalian berdua chatan." ucap Han.
Hyunjin menatap Han. "Apa salahnya mereka chatan? Mereka cuma mau bertukar pikiran tanpa di dengar oleh mafia, ya ga salah dong."
Han menggeleng. "Bukan itu, kalau emang tujuan nya itu, wajar mereka chatan. Tapi bisa aja kan mereka chatan buat ngatur rencana siapa yang bakal di bunuh selanjutnya? Dengan kata lain, sekarang gue nuduh kalian berdua mafia." ucap Han.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 2. Mafia Game
Fanfiction[NCT DREAM × TXT × SKZ] ❝hanya sebuah permainan biasa yang bisa merenggut nyawa❞ [read ‹petak umpet› first]