malam ke-5
"Para mafia silahkan menuju kamar Jay."
"Cuma kita berdua?"
Yang nomor 2 mengangguk. "Bunuh Mark, Haechan gugur gara gara dia." ucap nya.
"Oke!" Si nomor 5 dengan semangat masuk kedalam kamar Jay.
"Gue kira lu sama Haechan yang bakal tinggal, terus ngebuat team mafia menang." ucap yang nomor 2 sambil menatap foto Mark yang ada di depannya.
Si nomor 5 ketawa canggung. "Sayang nya pemikiran lu salah. Kita cuma tinggal berdua. Plus cuma kita berdua yang sama sekali gak di curigain."
Nomor 2 tersenyum miring. "Mark." katanya.
"Silahkan menuju kamar masing masing."
Nomor 2 dan 5 kembali ke kamar mareka masing masing. Kalau begini kan asik, semuanya tidur sendiri, jadi mereka gak akan terlalu di curigain.
"Dokter silahkan menuju kamar Jay."
Tak lama setelah mendengar pengumuman, pintu kamar Jay terbuka. Menampilkan sosok dokter yang selalu salah menyelamatkan orang.
"Siapa?" tanya orang yang berada di dalam kamar Jay.
"Em.. Jisung?"
Dokter tampak tak yakin akan jawabannya sendiri.
"Baiklah."
"Polisi silahkan menuju kamar Jay"
Mark masuk ke dalam kamar Jay. Dia langsung duduk berselo di lantai.
"Gue curhat dulu boleh ga?"
"Silahkan."
"Gue gak ngerti, kenapa mereka bisa jadi kaya gini? Mereka rencanain ni permainan dan ngebunuh keluarga mereka? That's like, they're hate us."
"Permainan cuma di minta oleh satu du antara kalian." balas orang bertopeng itu.
Mark langsung ngeliat orang itu. Dia ngangkat satu alisnya, sebagai tanda dia nanya siapa orang nya.
"Haechan."
"Shit."
"Oke, to the point. Siapa?"
"Em, Jisung?"
"....."
Mark membulatkan matanya tak percaya.
"Oke, silahkan keluar dan menuju kamar mu."
Mark cuma nurut. Sambil jalan ke kamarnya, dia masih gak percaya sama identitas Jisung.
"Broker silahkan menuju kamar Jay"
Sang broker masuk kedalam kamar Jay. Dia natap orang yang make topeng di depannya gak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 2. Mafia Game
Fanfiction[NCT DREAM × TXT × SKZ] ❝hanya sebuah permainan biasa yang bisa merenggut nyawa❞ [read ‹petak umpet› first]