Chapter 7 : Konsekuensi

1.2K 77 16
                                    

Seorang wanita muda terlihat berlari histeris mencoba keluar dari lorong yang tak berujung. Wanita itu adalah Laura. Ketakutan terlihat pada raut wajahnya. Sesekali ia menoleh kebelakang berharap tak ada lagi ancaman. Akan tetapi semua sia sia, mahluk hitam besar terus mengejar nya hingga ia terpojok di sebuah ruangan. Dengan bersusah payah ia mencari kontak untuk menyalakan lampu kamar. Setelah ia berhasil meraih nya, lampu kamar menyala dan tampak jelas memperlihatkan isi dalam kamar tersebut.

Tubuh wanita itu menggigil saat melihat seseorang terbaring di lantai dengan pola bintang yang terbuat dari darah manusia di bawah tubuhnya. Ia jatuh tak berdaya dengan apa yang dilihatnya.Ia menyaksikan dirinya sendiri terkapar seperti hendak di tumbalkan.

"Gak! Gak mungkin..." Tangis nya pecah seraya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa jadi begini?" Menunduk Meremas kepalanya

"Ayaah... Ayaah... AYAAAH..." Jerit histeris semankin menjadi.

Pikirannya kalut bercampur rasa takut terus membahasi tubuhnya. Ia berlari ke luar tanpa memperdulikan sekitarnya. Ruangan menjadi gelap mencekam sepanjang pelariannya. Hingga pada akhirnya dia menemukan sebuah pintu.

Begitu di buka, suasana nya persis sama seperti halaman rumahnya. Akan tetapi yang aneh adalah, tak ada seorangpun yang lalu lalang melewati jalan besar di depan rumahnya. Padahal jalan itu selalu ramai akan kendaraan.

Ia berteriak tanpa henti memanggil semua orang di sekitarnya. Akan tetapi itu semua percuma. Tak ada satupun yang menjawab panggilannya. Barulah beberapa saat ia tersadar dengan keanehan itu. Tak ada kehidupan yang di rasakan di lingkungannya. Laura terus berlari mengelilingi kompleks perumahan berharap ada bantuan. Sampai keluar jalan utama pun tetap tak ada satupun manusia yang terlihat.

"Kenapa Ayah lakukan ini padaku" Ia berlutut dan kembali menangis

"AYAAH! AKU INGIN KEMBALI! KENAPA KAU LAKUKAN INI PADAKU? INI BUKAN PERJANJIAN NYA... KAU INGIN MEMBUANGKU BEGITU SAJA? AKU JANJI AKAN MEMPERBAIKI SEMUANYA..." Ia berteriak histeris memanggil ayahnya.

"Aku... Mohoon... Jangan bunuh aku... Ayaah..." Isak tangis belum mereda. Laura Menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sesekali ia mengusap air matanya.

Ditengah putus asanya, sepasang tangan mengerikan muncul di balik punggungnya, dan tanpa ragu mendekap wajah Laura.

"AAAAAAAAKKKKHHH" Pekikan suaranya mematikan lampu penerang di sekitarnya.

Di sebuah kamar kosong, Laura tergeletak di lantai tanpa nyawa dengan mata terbelalak mengekpresikan ketakutan, serta mulut mengeluarkan darah segar. Yaaa... Itu persebahan terakhir yang di lakukan orang tuanya karena gagal mengorbankan Intan.

Keesokan harinya di rumah yang sama. Sebuah keluarga terdiri dari sepasang suami istri paruh baya dan sepasang anak muda, tengah menikmati sarapan pagi. Semua menikmati makanan dengan lahap, seakan tak terjadi sesuatu di rumah tersebut.

Raut wajah yang terlihat tenang terpancar di antara mereka kecuali pada anak perempuan mereka. Ia cemas dan terlihat tidak berselera untuk makan.

"Kenapa kau tak habiskan makananmu?" Ucap ibunya menghentikan gadis itu berdiri.

"Aku sudah kenyang mah."Jawab nya mencari alasan.

"Duduk! Ayah mau bicara sama kamu!" Ayahnya menyela dengan tegas.

Setelah selesai makan, semua orang bergegas pergi melakukan aktifitas nya masing masing. Hanya tersisa ayah dan putrinya saja yang masih menyantap makanan.

"A... Apa yang ingin ayah katakan?" Ucapnya penuh cemas.

"Ayah peringatkan kamu supaya lebih berhati-hati dalam memilih persembahan. Jangan sampai kau melakukan kesalahan jika tidak ingin seperti kakakmu Laura." Ucap ayahnya dengan nada ancaman.

Pasangan Siluman HarimauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang