Intan masih terbaring tak sadarkan diri meski luka di tubuhnya perlahan membaik berkat ramuan dan sihir Aria. Meski beberapa tulang rusuk patah akibat benturan keras.
"Raden apa tidak masalah bila Intan ada disini lebih lama lagi?" Tanya seorang pelayan kepercayaan nya.
Aria hanya terdiam dan meninggalkan kamar menuju ruang tamu. Ia terus memikirkan bagaimana caranya untuk menyembunyikan Intan agar tak di ketahui kakaknya.
Sesaat ia duduk di kursi, seseorang datang dengan tergesa gesa.
"Raden gawat!" Ucap pria paruh baya, dan mencoba mengatur nafas agar lebih tenang.
"Ada apa?" Aria hanya melirik.
"Raden Wijaya sedang menuju kemari!" Jelas nya sedikit lantang.
"APA!" Aria terperanjat lalu bergegas keluar rumah.
Ia berlari keluar rumahnya dan melihat rombongan dari pihak istana. Terlihat Raden Wijaya berjalan bersama beberapa prajurit.
Di satu sisi Wijaya memperhatikan gerak gerik mencurigakan adiknya yang menyembunyikan sesuatu di rumahnya. Tatapan sangar terlihat serta memancarkan aura yang kuat membuat Aria merasakan kemarahan Wijaya.
"Ba... bagaimana ini Raden?" Pria paruh baya itu terlihat mencemaskan Aria.
"Raden Aria Kusuma!" Panggil Wijaya dengan tegas. Begitu tiba di halaman rumah.
Aria seketika berlutut hormat pada kakaknya.
"Paduka! Tak seperti biasanya Paduka datang kemari." Sambut Aria berlutut.
"Dan kau pun tak seperti biasanya memanggilku secara formal di luar istana. Bukankah itu di luar kesepakatan kita, rayi?" Jawab Wijaya. Melangkah masuk ke dalam rumah.
"RAKA!" Panggilannya lantang dan segera berdiri.
"Ada yang kau sembunyikan dariku Aria?" Melirik Aria dengan sinis.
"I... Itu!" Gugup dan memalingkan wajah.
"Katakanlah Rayi! Apa benar rumor yang aku dengar, bahwa kau menyembunyikan seorang gadis manusia di rumahmu."
Aria tak langsung menjawab. Ia hanya terdiam pasrah saat kakaknya mengetahui keberadaan Intan. Wijaya kemudian masuk dalam rumah dan langsung menuju kamar Aria saat seorang pelayan keluar membawa bekas perban yang di kenakan Intan.
"Paduka!" Ucap pelayan itu lalu berlutut hormat.
Saat tirai di buka, terlihat Intan tak sadarkan diri dengan beberapa luka di bagian tubuhnya yang sudah di perban.
"Gadis itu bernama Intan!" Ucap Aria yang sudah tiba di kamarnya. "Dia terluka karena serangan makhluk mengerikan. Karena itu lah..." Belum sempat Aria menjelaskan secara rinci, Wijaya menyelanya.
"Katakan itu saat di istana. Dan bawa gadis ini bersamamu setelah dia siuman." Berlalu pergi.
"Tunggu Raka!" Aria menyusulnya.
Sesaat tiba di halaman rumah, Wijaya menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Aria.
"Aria! Ini bukan masalah sepele. Setiap aturan yang di buat, itu untuk kebaikan semuanya. Bila ada satu yang melanggar sekalipun itu anggota keluargaku, tentunya dia akan mendapat hukuman yang sudah di tentukan."
"Tunggu Raka! Aku bisa jelaskan semuanya...." Belum sempat menjelaskan, Aria terkejut merasakan dadanya sesak hingga membuatnya tersungkur.
Sekujur tubuhnya bergetar, merasakan ada kekuatan gaib mencoba menarik keluar kekuatannya secara paksa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Siluman Harimau
General FictionIntan Nurahmah harus menerima kenyataan pahit. Tidak hanya menjadi target pembunuhan jin pesugihan, dirinya harus menerima menjadi pasangan terpilih siluman harimau, karena melanggar pantangan saat memasuki hutan larangan. Apakah pantangannya dan si...