Chapter 3 : Mimpi Buruk

2.1K 128 16
                                    

Seminggu kemudian....

Setelah kejadian tersebut. Intan menjalani hari seperti biasanya. Meski semula aneh karena ibunya tak khawatir sama sekali saat ia hilang, termasuk pula teman temannya.

"Intan... Ibu akan pulang seminggu lagi, karena tidak ada yang bantu bibi mu pasca melahirkan. Kamu gak apa-apa kan ibu tinggal sebentar?" Ucap ibunya di telepon.

"Iya Bu, gak apa apa. Aku bisa kok sendiri di rumah." Jelas Intan tersenyum.

"Yakin? Kalo gak nanti paman Burhan jemput kamu ya?"

"Gak usah Bu... Kan aku udah mulai masuk kerja besok lusa." Jelasnya seraya rebahan di atas kasur.

"Ya sudah... Baik baik dirumah ya?" Ucap ibunya mengakhiri telepon.

"Iya Bu... Daah...." Mematikan telepon. Lalu kembali tidur.

Tidak lama hujan deras di sertai petir menambah suasana malam yang mencekam. Intan yang terganggu, segera bangun dan menuju dapur mencari cemilan.

Saat berada di tangga rumah, terdengar suara pintu di ketuk.

"Siapa yang datang di jam segini?" Gamamnya lalu pergi menuju pintu.

Begitu pintu dibuka, tak ada seorang pun yang berdiri di depan pintu.

"Loh! Kok gak ada sih?" Ucapnya heran. Ia melirik ke kanan dan ke kiri memastikan ada orang lewat.

"Aneh banget!" Mengerutkan alis.

Saat pintu akan di tutup, ia terkejut melihat sebuah paket kecil di bawah pintu.

"Apa ini?". Meraih paket dan segera menutup pintu.

Intan membawa paket itu ke dapur. Tanpa ia sadari, sesosok pria muda muncul di luar jendela mengawasinya disertai petir yang menggelegar.

"Apa ya ini?" Gumamnya kemudian Duduk  membuka paket.

Saat dibuka, Intan terkejut melihat isi paket tersebut.

"Gak mungkin? Bagiamana bisa?" Ucapnya terkejut.

Isi paket itu merupakan sebuah syal milik nya yang diberikan kepada harimau di hutan saat terluka. Rupanya tak hanya syal, di dalamnya terdapat sepucuk surat untuknya. Belum sempat di baca, listrik di rumahnya mati. Untung saja Intan membawa ponsel di saku celananya.

Hujan semakin deras dengan petir masih menyambar di iringi angin yang kencang. Tubuhnya menggigil kedinginan. Diraihnya syal lalu berjalan menuju meja kecil tak jauh dari sana, untuk mengambil lilin.

Begitu lilin dinyalakan, terdengar suara aneh saat hendak menuju kamar. Suaranya terdengar dengan jelas. Intan memutuskan turun dan menyelidikinya. Saat lilin di arahkan ke asal suara tersebut, terlihat sesosok makhluk berukuran besar sudah ada didalam rumah.

"Aaaaaaakkkhh...." Teriak Intan dan segera naik ke atas dengan cepat memasuki kamarnya.

Intan segera mengunci pintu kamarnya dan lalu bersembunyi di balik ranjang. Air matanya menetes disertai tubuh yang mengigil ketakutan.

"Braaak!!" Jendela kamar terbuka tiba tiba.

Ia mencoba melihat kearah jendela dengan posisi masih bersembunyi. Tak lama kemudian seekor harimau putih besar melompat menghampiri Intan.

"PERGI! PERGI! JANGAN MENDEKAT. PERGI!" Teriak Intan. Dengan spontan melempar bantal ke arah harimau.

Langkahnya terhenti saat menerima lemparan bantal diwajahnya. Lalu melangkah perlahan dengan tatapan garang.

Pasangan Siluman HarimauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang