1

1.1K 19 0
                                    

"APA ALASANMU MENIKAHIKU?"

#PART1

.

.

.

HAPPY READING

Bugh!

Ransel yang melingkari apik lengan kekarnya itu terjatuh begitu saja, tatapannya seketika kosong saat mendapati pelukan hangat yang berhasil menjalari keseluruhan tubuhnya.

Tanpa bersusah-payah membalikkan tubuh gagahnya, pria tampan itu akan dengan mudah menebak siapa gerangan pelakunya.

Bagaimana mungkin dia tidak hafal dengan aroma khas yang menguar dari tubuh gadis di belakangnya yang begitu membuatnya candu setengah mati.

Sepasang maniknya perlahan mengembun, sudut bibirnya tertarik lemah.

Kebisingan yang awalnya menyelimuti, seolah dipermainkan oleh sang waktu.

Semuanya mendadak pasif, detik jarum jam pun tidak lagi bergerak.

Pria itu membalikkan badannya secara perlahan tanpa berusaha untuk melepaskan rengkuhan dari gadis yang memeluknya dengan posesif.

"Kumohon jangan pergi."

Suara itu melirih, bisa ditangkap oleh rungu sang pria jika gadisnya sekarang sedang berusaha menahan isakannya.

Pria itu tersenyum tipis menyadari gadisnya begitu enggan mengurai pelukannya, meski sekadar hanya untuk merenggangkannya.

"Ke-kenapa?"

"Ak-aku sudah nyaman bersamamu."

Pria itu menggigit bibir bawahnya sendiri. Sejujurnya, dia teramat ingin mendapatkan jawaban lebih dari kalimat itu.

"Apakah hanya itu alasannya?"

Gadis itu bergeming.

"Jika hanya itu, tolong biarkan aku pergi sesuai dengan kontrak yang telah kita berdua sepakati."

Gadis itu menggeleng brutal. Air matanya tumpah seketika.

"Hiks, aku tidak mau. Kumohon jangan pergi, aku tidak akan sanggup hidup lagi jika kamu harus pergi meninggalkanku sendirian," tuturnya tanpa ragu.

Percuma juga kalau gadis itu berusaha berbohong, kenyataannya di balik sikap angkuhnya, gadis itu sama sekali tidak bisa jauh dari pria di hadapannya.

Dia tidak mau munafik lagi, meskipun awalnya dia sangatlah membencinya, tetapi sekarang semua perasaannya berbanding terbalik, saat mereka menjatuhkan pilihan untuk menjalani hari demi hari bersama.

Status 'pacar kontrak' yang mengikat mereka sebelumnya, telah berhasil membuka kembali hati mereka berdua yang pernah sengaja dikunci karena tidak mau merasakan seperti apa sakitnya terluka kembali.

Senyum pria itu merekah, tidak lagi bisa ditutupi, kedua lengannya terbuka untuk membawa pelukan hangat di sana.

Keduanya saling berpelukan di tengah-tengah kerumunan orang-orang yang sedang berlalu lalang hendak memasuki gerbong masing-masing.

Deru napas itu terlihat memburu, hidung keduanya tengah kembang kempis dengan pelupuk mata yang di banjiri crystal bening.

Mereka berdua masih tidak sadar, jika tempat mereka berdiri saat ini telah menjadi penghalang para penumpang lain.

Bahkan hampir seluruh pasang mata memperhatikan keduanya.

"Aku mencintaimu, Araya Park."

"Hiks, ak-aku juga mencintaimu."

AAM 🔞[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang