"APA ALASANMU MENIKAHIKU?"
#PART29
.
.
.
HAPPY READING
♡Link Part28
https://www.facebook.com/groups/204914080349809/permalink/977507356423807/?app=fbl***
Mataku terpejam merasakan lidahnya bergerak aktiv dalam rongga mulutku, Tangan kanannya mulai berhenti meremas asetku dan beralih melepas kancing kemejanya sedangkan tangan kirinya sedari tadi masih setia merengkuh pinggangku dengan sesekali mengusapnya lembut"Egghhh mmmpphhh mppphhh"
Usapannya seolah menghadirkan gelenyar aneh yang membuat tubuhku kembali meremang, Kenapa pria ini semakin sering menyentuhku!
Tanganku mengalung dengan indah saat tubuhku di angkatnya dengan mudah lalu di masukkannya ke dalam bathup kosong. Dengan bibir masih saling berpagutan menyesap penuh kenikmatan
"Mpphhhhh Mpphhhhhh"
Bibirnya sangat manis
Bahkan manis sekaliBenang saliva itu terulur indah saat posisiku menjadi terduduk di pangkuan Jungkook di dalam bathup. Mataku mengerjap beberapa kali saat melihat Jungkook tersenyum ke arahku, Sungguh saat ini fikiranku sudah tidak bisa berfikir rasional
Sedangkan Jungkook terus saja memandangiku dengan senyum menawannya, Sambil jemarinya mengusap lembut sudut bibirku
"Kamu sangat cantik.."
Blam!
Rasanya aku ingin menghilang mendengar kalimat yang barusaja Jungkook lontarkan, Saliva itu tertelan kasar, Pipiku bahkan memanas dan entah seperti apa warnanya sekarang yang jelas kalimatnya begitu membuat jantungku berdebar dengan perut mengeluarkan ratusan kupu-kupu
Aku harap ini bukan mimpi!
Jangan, Jangan sampai hanya mimpi. Karena aku sudah terlalu jauh membawa perasaanku ke dalam hubungan ini
"Oppa..." Merengek dengan suara melirih membuat Jungkook terkekeh lalu beralih mencubit hidungku gemas
"Wajahmu memerah? Kamu malu pada suamimu? Hmm..."
Kepalaku hanya merunduk untuk menyembunyikan rona di wajahku hingga tangannya perlahan menaikkan daguku, Membiarkan keempat bola mata itu saling bertukar kontak beberapa saat hingga akhirnya benda kenyal itu kembali menyatu untuk saling bertukar saliva hingga kami menyudahinya dengan mandi bersama
.
.
.
.
Setelah mandi kami berdua turun untuk makan malam, Sebenarnya ini masih jam 6 sore tapi tubuhku sekarang mulai terasa lelah mungkin karena perjalanan siang tadi. Kami makan berdua seperti hari-hari biasanya namun di meja makan kali ini Jungkook mulai mencairkan suasana"Besok kamu ada acara?" Tanya Jungkook di sela kunyahannya
"Besok? Tidak ada oppa.. Ada apa?" Tanganku menghentikan laju sendok tepat depan mulutku saat irisku melirik ke arahnya
"Mmm.. A-Aku ingin mengajakmu keluar kalau kamu tidak sibuk" Terdengar suaranya samar-samar seolah tertahan karena kegugupan, Bahkan bola matanya merolling ke sisi kiri agar tidak bersitatap denganku
"Mm.. Apa oppa tidak ke kantor?" Alihku karena tidak mungkin juga jika aku langsung mengangguk spontan, Meskipun di dalam hatiku rasanya ingin berjingkrak riang mendapat ajakan dari suamiku
Ahh.. Jika saja aku melakukan kekonyolan seperti itu, Tentulah aku akan terlihat seperti Mimi di depan Jeon Jungkook
"Aniyo.. Besok aku tidak ke kantor jadi ada waktu untuk bersantai" Jungkook menarik lembut tanganku untuk di genggamnya perlahan
Apa Jungkook sedang mengajakku berkencan?
Dengan susah payah menelan salivaku sendiri, Hingga jawaban itu keluar dari mulutku
"Ba-Baiklah oppa.." Kepalaku mengangguk lemah dan sekali lagi senyumannya berhasil menghujam jantungku
.
.
.
.
Malam ini aku memilih tidur lebih awal karena sepertinya lelah perjalanan itu mulai menjalari seluruh tubuhku"Kamu sudah tidur?" Jungkook masuk ke dalam kamar dengan membawa laptop tangannya. Setelah makan malam tadi Jungkook memang sibuk di ruang kerjanya
"Aku sangat lelah oppa" Gumamku dengan mata terpejam karena jujur sulit sekali untukku membukannya
"Mmm..Ya sudah tidurlah.."
Tubuhku memiring untuk membelakanginya saat Jungkook menaiki sisi ranjang satunya. Menyandarkan kepalanya pada kepala ranjang dengan laptop yang menyala di pangkuannya
Bisa ku dengar ketikan keyboardnya dengan jelas. Jungkook bilang besok tidak kerja namun sampai sekarang masih bergelut dengan laptopnya
Apa dia tidak lelah?
.
.
.
Chup!Chup!
Chup!
Aku benar-benar sudah terlelap dan memasuki alam mimpiku saat telapak tangan besarnya dengan tiba-tiba memelukku dari belakang, Mengusap lembut perut rataku dengan bibir tak berhenti mendaratkan kecupan bertubi-tubi di ceruk leherku
"Eunghh..."
Aku melenguh tertahan namun Jungkook malah semakin mengeratkan pelukannya, Sembari menyapukan hembusan nafas hangatnya pada tengkuk belakangku
"Tidurlah dengan nyenyak, Aku suka tidur dengan memelukmu seperti ini.."
Setelah mendengar gumamannya aku tak berusaha melepas pelukannya melainkan menaruh tanganku di atas tangannya karena posisinya sekarang benar-benar membuatku nyaman. Hingga membuat kesadaranku pun perlahan menghilang
"Aku juga nyaman tertidur di dalam pelukanmu oppa.." Gumamku tanpa sadar
..
.
.
.
Sinar matahari mulai mengintip dari celah-celah gorden yang masih tertutup dengan sempurna di kamar iniEntah sejak kapan posisiku dan Jungkook menjadi saling berhadapan, Yang jelas posisi kami berdua sekarang tengah berpelukan
"Good morning.."
Netraku terbelalak melihat wajah tampannya tepat berada di hadapanku
Sejak kapan pria ini bangun?
Kenapa tidak membangunkanku?
Chup!
Jungkook mengecup singkat bibirku. Sekarang aku benar-benar menyadari perlakuan dinginnya sudah berubah 180°
"Morning too oppa.."Balasku dengan nada rendah khas bangun tidur, Berusaha tidak menghancurkan mood pagi ini dan mulai mengikuti alurnya yang sepertinya memang gunung Es di antara kami berdua sudah benar-benar mencair
"Bagaimana tidurmu semalam?" Tanyanya dengan mengusap pipiku pelan
"Nyenyak, Bahkan sangat nyenyak oppa..."Lirihku dengan tangan berada di atas punggung tangan Jungkook untuk menghentikan usapan tangannya
Memandang dalam untuk menyelami bayanganku sendiri yang ada pada bola matanya. Lalu mengambil alih tangan Jungkook untuk ku kecupnya singkat
Bagaimanapun caranya
Aku akan mendapatkanmu Jeon Jungkook.
.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
AAM 🔞[✔]
FanfictionADULT⛔ Tidak ada REVISI❌ Kang Mirae, wanita cantik itu harus menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak ia kenali sebelumnya. Tidak bisa menolak, lantaran pernikahan itu memang harus dilaksanakan, mengingat itu semua adalah wasiat terakhir d...