bertemu

1.8K 287 136
                                    

Seperti hari biasanya, Wakasa selalu pergi ke sekolah Takemichi untuk menjemput sang calon masa depan.

Dirinya tak pernah absen barang seharipun. Selalu memastikan Takemichi pulang dengan selamat tanpa ada luka maupun lecet.

Tentunya acara jemput-menjemput itu tak diketahui oleh Senju. Bisa berabe jika Senju tau.

Gadis bersurai perak itu secara terang-terangan mengibarkan bendera perang demi mendapatkan hati seorang Hanagaki Takemichi.



Kini seperti biasa pula Wakasa selalu menunggu Takemichi keluar dari lingkungan sekolah.

Jam sudah menunjukan pukul 13.00. Menandakan bahwa seluruh murid akan keluar sebentar lagi.

Dan benar saja, sekarang gerbang sekolah telah di penuhi oleh segerombolan anak manusia yang saling berdesak-desakan untuk keluar dari lingkungan sekolah.

Saling mendorong dan menjatuhkan satu sama lain. Tak peduli bahwa si teman akan terluka karenanya.



Yang penting pulang itulah tujuan mereka.

Sudah muak karena seharian penuh otak mereka dipenuhi oleh susahnya rumus matematika. Yang awalnya hanya tambah-menambah sekarang berubah menjadi x dan y.


Sin cos tan. Rumus trigonometri. Bener kagak sih lupa aing:v


Wakasa terus mengamati kawasan gerbang sekolah, menunggu datangnya kelinci kecil miliknya itu.

Dirinya takut jika Takemichi terjepit oleh salah satu manusia bongsor di sana.

Wes gepeng malah tambah gepeng:)

Dan tak lama kemudian terlihatlah sosok manusia bertubuh kecil, bersurai kuning yang terlihat kesusahan saat berusaha keluar dari pelukan teman-temannya.

Wakasa yang melihat itu hanya bisa tertawa kecil. Segera saja ia beranjak dari tempat duduknya dan pergi menghampiri kelinci kecilnya.

Takemichi yang menyadari itu segera melepas pelukan maut dari teman-temannya dan berlari menuju Wakasa yang masih saja tertawa.

"Terus saja kau tertawa Waka kun! " Seru Takemichi sambil menggembungkan kedua pipi gempilnya.

Bukannya berhenti Wakasa malah semakin menjadi-jadi. Sungguh ingin rasanya Takemichi menampol burung Wakasa.

Sudah cuaca hari ini sangat panas, ini malah tambah dipanas-panasi. Kan anjeng.

"Terserah saja, aku mau pulang! " Kesal Takemichi.

Dirinya memilih berjalan menjauh dari Wakasa, daripada dirinya terus menjadi bahan tertawaan dari manusia berwajah malas itu.

Wakasa yang melihat Takemichi berjalan menjauh segera menghampirinya. Mendekat dan mengangkat Takemichi kedalam gendongannya.

"Kau marah Michi chan? " Tanya Wakasa dengan nada sedikit menggoda.

"Kau pikir saja sendiri" Ketus Takemichi.

"Ahh padahal hari ini aku ingin sekali bermain denganmu, tapi karena kau marah sepertinya itu akan tertunda" Wakasa yang sedikit dramatis.

"Kau bisa main denganku Waka kun?! " Tanya Takemichi dengan mata yang berbinar senang.

"Tentu, tapi karena kau mar-"

Sebelum kalimat Wakasa selesai, Takemichi sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Tidak. Aku tidak marah padamu! " Ucap Takemichi.

"Benarkah? "

"Iya!! "

 Promise || Wakasa x Takemichi --Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang