Saat ini Wakasa tengah berada di depan kediaman Hanagaki untuk menjaga dan menemani putra tunggal mereka selagi kedua camer itu pergi untuk urusan bisnis selama 2 minggu.
Jika ditanya bagaimana kepala keluarga Hanagaki itu bisa kenal dan tahu wujud dari Wakasa jawabannya adalah karena Takemichi, putra tersayang mereka pernah membawa remaja berumur 17 tahun itu datang ke kediaman mereka.
Karena hal itulah kedua orang tua Takemichi menitipkan putra mereka pada Wakasa. Tidak ada perasaan curiga ketika ibu Takemichi meminta remaja bersurai perak itu untuk menjaga putranya.
Padahal Wakasa ini tipe manusia yang memiliki sifat sedikit liar akan anak berumur kurang dari 15 tahun.
Bel di tekan sebanyak 3 kali, menunggu sambil melihat bagaimana besar dan luasnya kediaman calon kekasih masa depannya itu. Masih calon oke jangan belagu!
Belum ada 1 menit, gerbang pun terbuka dan terlihat wanita paruh baya yang tersenyum pada Wakasa.
"Ah, anda sudah datang. Silahkan masuk. "
Wakasa pun membalas senyum itu dan mengangguk paham. Langkah kakinya mengikuti kemana wanita paruh baya itu pergi. Disepanjang perjalanan mereka tampak tengah membicarakan berbagai hal, termasuk Takemichi tentunya.
Hingga langkah wanita paruh baya itu terhenti di sebuah ruangan dengan pintu bercat biru laut, diketuk nya pintu itu dan terdengar lah suara manis yang begitu familiar di telinga Wakasa.
"Tuan muda, ini bibi." Ucap wanita paruh baya sambil mengetuk pintu.
"Iya!! Masuk saja, Bibi! " Teriak Takemichi dari dalam.
Wakasa yang berdiri di belakang wanita tadi hanya tersenyum kecil.
"Silahkan masuk." Ucap wanita tadi dengan hormat.
Wakasa sedikit membungkuk memberi hormat pada wanita berumur tadi. "Terima kasih."
Wanita tadi hanya membalas senyuman, meninggalkan Wakasa sendiri di depan ruangan yang Takemichi tempati. Diketuknya pintu itu lagi sebelum dirinya masuk untuk menemui bocah laki-laki manis yang selalu mengisi pikirannya.
Kriet......
Dibukanya pintu itu dan terlihat lah Takemichi yang tengah tengkurap dengan buku yang terbuka didepannya. Tangan kecilnya itu tampak sibuk menulis apa yang ada di buku cetak penuh akan materi.
Wajahnya terlihat lucu ketika melihat soal yang membuat kepalanya harus berpikir lebih keras dari biasanya. Mulut kecil itu nampak merampalkan sumpah serapah yang entah itu untuk siapa.
Wakasa yang melihat itupun segera menghampiri Takemichi, duduk disampingnya dan mengangkat tubuh kecilnya agar duduk dipangkuan macan tutul itu.
Takemichi yang sibuk dengan tugasnya pun terkejut. Menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang mengangkat tubuh mungilnya. Dan mata biru itu segera melebar ketika melihat Wakasa yang tersenyum padanya.
"Waka kun?!" Heboh Takemichi.
"Ya? "
"Kenapa kau di sini? " Tanya Takemichi ketika dirinya sudah berada di pangkuan Wakasa.
"Untuk menemanimu, ibu memintaku untuk menjagamu selama 2 minggu." Jelas Wakasa.
Takemichi yang mengerti pun mengangguk paham. Pria bersurai perak itu sibuk mencium wajah serta surai pirang milik bocah laki-laki itu. Yang membuat Takemichi terkekeh geli dan berusaha menyingkirkan wajah Wakasa darinya.
"Mau ku bantu?" Tanya Wakasa lembut.
"Huh? Itu sudah selesai tadi." Jawab Takemichi.
Wakasa mengangguk paham, mata nya terlihat sibuk memindai kamar yang Takemichi gunakan. Ruangan berwarna biru laut dengan ornamen astronot yang menghiasi kamar itu.
"Kau ingin menjadi astronot?" Tanya Wakasa lagi.
Nanya mulu dah si jamet.
"Hmm? Tentu saja! Aku ingin pergi keluar angkasa!! " Jawab Takemichi.
Tubuh kecil itu berdiri dengan tangan yang menunjuk plafon rumahnya, lebih tepatnya langit luas yang berada jauh di atas sana.
"Benarkah? "
"Ya!! Aku ingin segera pergi ke sana bersama Waka kun! " Ucap Takemichi tersenyum manis.
Wakasa yang mendengar itu sedikit tertegun. Tak lama bibir itu terlihat melengkung ke atas. Senyum yang jarang Wakasa tampilkan terbit di sana. Matanya menatap Takemichi yang masih sibuk berbicara tentang luar angkasa.
"Kalau begitu cepatlah besar dan segera menikah denganku." Wakasa sambil mengangkat Takemichi ke atas.
Takemichi sedikit bingung dengan 'menikah denganku' namun dia hanya mengangguk semangat, "ya, aku akan tumbuh besar dan menikah dengan Waka kun!!"
Wakasa pun tersenyum. Tubuh besar itu ia bawa untuk memeluk Takemichi yang kini sudah berada di gendongan nya. Berharap jika yang mereka ucapkan itu akan terjadi di masa depan.
Harapan yang mungkin akan pupus karena saingan Wakasa itu banyak:v
Wassup bruh:v
Pinterest.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise || Wakasa x Takemichi --
Acak[Discontinued] Awal pertemuan yang berakhir dengan kebahagian. . . . . semua karakter bukan milik saya!!