Hari Minggu telah tiba, hari di mana seluruh umat manusia bisa beristirahat dengan tenang tanpa harus memikirkan semua masalah yang ada.
Entah itu pekerjaan kantor, tugas sekolah yang gak ngotak, sampai masalah pribadi yang tak bisa dipecahkan sekalipun.
Kebanyakan orang pasti lebih memilih menghabiskan waktu di hari minggu dengan berlibur bersama keluarga atau mungkin bersama teman.
Beda lagi kalau saya. Saya libur cuma rebahan didepan tv sambil nyemilin kerupuk.
Sama halnya dengan bocah manis yang satu ini, niat hati ingin menghabiskan waktu dengan bermain game sepanjang hari eh tiga manusia titisan abu lahab sebelah datang dan mengajaknya pergi.
Takemichi yang pada dasarnya anak baik-baik terpaksa ikut keluar bersama Sano sepaket dan si gadis titisan Gojou.
"Takemichi, ayo kita pergi kesana! " Ajak Senju sembari menarik lengan kanan Takemichi.
"Tidak! Ayo kita kesana saja, Takemichi! " Ucap Mikey dengan tangan yang sudah memegang lengan kiri Takemichi.
"Ck, menjauhlah dari Takemichi cebol pinggiran! "
"Apa maksudmu cebol pinggiran?! Dan harusnya kau yang menjauh dari Takemichi!! "
Shinichiro yang melihat itu hanya menghela nafas, bingung dan kasihan pada Takemichi yang hampir meneteskan sebulir air mata.
Bibir mungil itu sudah bergetar pelan, air mata kini telah menumpuk di kelopak mata dan siap untuk diterjunkan.
Dan tak butuh waktu lama, Takemichi pun menangis dengan kencang. Kedua lengannya sakit karena menjadi bahan untuk ajang tarik tambang yang dilakukan oleh dua cebol tak sadar diri itu.
"Hueee..... Waka kun!! " Tangis Takemichi sambil menyebut nama Wakasa.
Shinichiro pun kalang kabut, sedangkan dua cebol tadi sudah panik karena tangis Takemichi.
"H-hei Takemichi, tenang oke? " Ujar Mikey menenangkan Takemichi.
"Michi chan, maafkan kami" Senju dengan tangan yang menggenggam kedua telapak tangan Takemichi.
Namun bukannya mereda, tangisan Takemichi malah semakin menjadi-jadi. Kedua tangan yang digenggam Senju tadi telah ditepis oleh Takemichi guna mengusap kedua matanya.
"Aaaaaa..... Hueee...... Waka kun"
Seolah mendengar tangis Takemichi, dari arah jalan raya terlihat sosok pemuda bersurai perak tengah berlari menuju ke empat manusia tadi dengan sebuah tang yang berada dalam genggamannya.
"Bajingan! Apa yang kalian lakukan pada Takemichi!! " Teriak Wakasa tanpa memperdulikan tatapan orang-orang.
Sontak Takemichi beserta para babunya terkejut dan segera menoleh ke Wakasa. Dua cebol serta Shinichiro sedikit merinding ketika melihat tang yang Wakasa bawa, sedangkan Takemichi menatap penuh harap.
Segera setelah Wakasa sampai pada tempat merek berdiri, dengan cepat badan kecil Takemichi telah ia bawa dalam gendongannya.
Tangan besarnya telah sibuk mengelus punggung kecil itu, bibirnya terlihat merampalkan sebuah mantra guna menenangkan Takemichi.
"A-ano Wakasa, k-kami bisa jelaskan" Ucap Shin sedikit gagap. Wakasa hanya menatap malas, tang yang ia bawa tadi diletakkan pada bangku di sana.
"Jelaskan" Ujar Wakasa dengan tatapan yang setajam silet.
Shin pun segera menjelaskan apa yang terjadi. Mikey dan Senju sudah berkeringat dingin ketika Wakasa menatap keduanya.
"Bukankah aku sudah bilang? Takemichi itu milikku"
Ketiga manusia itu hanya diam, di luar memang terlihat ciut namun didalam hati mereka, saat ini tengah memaki Wakasa dengan perkataan yang sungguh sangat baik untuk dicontoh.
'Tiang listrik sialan! Akan ku gorok lehermu nanti!! '
'Macam tolol-eh tutul bajingan! '
'Bismillah, santet Wakasa besok'
Kira-kira seperti itulah isi hati mereka saat ini. Wakasa hanya menatap datar dirinya lebih memilih untuk melihat wajah Takemichi yang sembab karena menangis.
Dengkuran halus Takemichi terdengar sangat tenang dan menghanyutkan. Wakasa tersenyum tipis, ingin mengecup bibir si bocah tapi masih ada tiga manusia yang menatap Wakasa dengan tatapan nyalang.
"Kau mau kemana, Wakasa? " Tanya Shin ketika melihat Wakas yang berjalan menjauh dari sana.
"Pulang, Takemichi tertidur " Jawab Wakasa sambil melambaikan tangannya.
Mikey menatap sendu kepergian Takemichi, Senju hanya mendengus kesal. Harusnya ia ajak Takeomi tadi, kan bisa adu mekanik sama Wakasa nanti.
"Sebaiknya kita juga pulang, ini sudah sore. Kalian tak mau diculik ih oh kan? " Ucap Shin.
"Ih oh? Apa itu? " Tanya Senju yang bingung.
"Hantu" Balas Shin.
Kerutan halus muncul di kening Senju. Kenapa nyebut hantunya mesti ih oh?
(Biasanya itu buat nakutin anak kecil, bilangnya bukan setan tapi ih oh:D)
Akhirnya ketiga manusia tadi berjalan dan kembali menuju habitat masing-masing. Sedangkan Wakasa tengah berbunga-bunga karena Takemichi bergantung padanya.
Bukan bergantung sih, tapi ya itulah.
Masih hidupkah kalian?
Cara menguruskan badan tanpa diet dan olahraga?
Berta badan aing tu ideal, cuma 48 kg kok:)
Pinterest.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise || Wakasa x Takemichi --
Random[Discontinued] Awal pertemuan yang berakhir dengan kebahagian. . . . . semua karakter bukan milik saya!!