saingan

1.6K 250 94
                                    

"Hari ini~hari yang kutunggu~"

"Berkurang satu tahun usi-"

"Tidak bisakah kau diam Wakasa?! "

"Kagak"

Hari baru saja menjelang siang tapi manusia bernama Wakasa ini malah menggila duluan.

Takeomi hanya mendengus kesal, setiap hari ia harus merelakan indera pendengarnya hanya untuk mendengarkan suara cempreng dari Wakasa.

Sudah cempreng nada yang ia nyanyikan ga nyambung pula.

Sekarang kedua remaja itu tengah duduk sembari melihat teriknya panas matahari dikediaman Sano.

Sudah biasa jika kedua manusia itu selalu nongki disitu, anggap saja seperti markas kedua. Satu anggota nampak tak hadir dikarenakan sedang mengalami musibah yang cukup besar.

"Dimana Benkei, biasanya kan sama situ? " Tanya Takeomi pada Wakasa.

"Rumahnya banjir lokal tadi, jadi kagak bisa kesini" Jawab Wakasa dengan nada khas miliknya.

"Banjir lokal? "

"Iya, toren airnya pecah tadi perkara kena lempar batu"

Tak berselang lama datanglah sosok Shinichiro sembari membawa beberapa makanan untuk di buang.

Udah tau buat dimakan jadi jangan protes.

Meletakkan beberapa makanan tadi dimeja dimana kedua remaja tadi duduk sembari menyesap kopi hitam buatan Shinichiro.

Sang empu pun kini ikut duduk disamping Wakasa yang tengah sibuk memikirkan sesuatu.

Sesuatu yang menurutnya sangat penting.

"Apa aku melupakan sesuatu? " Guman Waka yang hanya didengar oleh Shinichiro.

"Apa maksudmu Waka? Kau melupakan sesuatu? " Tanya Shin dengan raut penasaran.

"Sepertinya iya, tapi aku tak tau apa itu"

Sebelum Wakasa selesai memikirkan sesuatu, kini mereka bertiga dikejutkan oleh teriakan dari kedua anak calon titisan abu Lahab.

"AKU PULANG!! " Teriak Senju sambil menggandeng tangan kecil Takemichi.

"Senju sialan!! Lepaskan tangan Takemichi, tanganmu itu tidak higenis! " Seru Mikey sambil menatap nyalang kearah Senju.

"Wlee....aku tidak peduli. Ayo Hanagaki kita kesana" Ajak Senju sambil berlari kearah tiga bujang yang sejak tadi menonton interaksi dari ketiga bocah tadi.

Wakasa yang melihat Senju membawa Takemichi pun langsung berlari dan menggendong tubuh mungil nan gempil milik sang calon masa depan.

"Senju apa maksudmu ini hah?! " Tanya Wakasa dengan nada yang sedikit tinggi.

"Apa? Aku hanya mengajak Hanagaki untuk bermain di sini, selebihnya itu pendekatan" Ujar Senju sembari menampilkan cengiran yang mana itu membuat Wakasa kesal.

"Antena bongsor! Turunkan Takemichi sekarang juga! " Seru Mikey sambil menunjuk kearah Wakasa.

"Siapa yang kau panggil antena bongsor sialan"

"A-ano Waka kun bisakah kau turunkan aku, punggungku sakit" Ujar Takemichi dengan nada sedikit ragu.

"Nah lihat itu, Takemichi saja pengen turun dari gendonganmu"

Dengan berat hati Wakasa segera menurunkan Takemichi dan saat itu pula tubuh kecil itu langsung disambar oleh Mikey dan Senju.

Sang empu pun hanya bisa menampilkan senyum penuh tekanan batin. Lelah, sejak pagi tubuh kecilnya ini bagaikan jemuran yang selalu digelayuti oleh pakaian yang masih basah.

 Promise || Wakasa x Takemichi --Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang