Bagian 6 - Teman Baru

19 6 0
                                    

Jangan khawatir tentang kabarku, aku disni baik-baik saja. Aku hanya seorang kutu buku yang biasa melampiaskan segala halnya melalui pena dan buku diary yang selalu ku bawa kemana-mana, mulai sekarang aku akan banyak cerita, aku akan memulai kata demi kata sebagai lawan berbicara di ceritaku. Karena hanya pena ini nanti yang akan menulis isi hatinya, dan diary ini yang juga akan mengerti tentang perasaannya.

Kriiiinggg.. Krriiiingggg......

bunyi dering alarm pagi ini, pertanda pukul enam tigapuluh waktu Indonesia bagian tengah telah membangunkanku. Aku lupa bahwa kota ini lebih cepat satu jam dari jogja, sehingga aku harus bergegas membersihkan tempat tidur lalu mandi agar tidak terlambat ke sekolahanku yang baru nanti. Iya sekolah baru, akhirnya aku kembali sekolah dengan memaksa ragaku untuk bisa terus berjalan, usai mandi, make up & dan memakai seragam aku pergi ke dapur untuk sarapan. Dan benar saja, seperti biasa, ibuku selalu bangun lebih awal dan mempersiapkan hidangan pagi untuk tuan putri nya.

"Good morning sayang, ibu sudah siapin sarapan pagi ini, kamu makan duluan, ibu ganti baju bentar ya" ritual ciuman kening pagi ini tanpa ciuman kening dari sosok ayah. Aku hanya membalas dengan senyuman tipis sebagai salam pagi ini untuk ibu

sepuluh menit kemudian, ibu keluar dari kamar dengan dandanan rapi nya untuk mengantarkan aku ke tempat sekolahku yang baru

"sayang sudah selesai sarapannya?" tanya ibu dengan nada sedikit keras karena sambil berjalan dari arah kamar menuju ke dapur

"sudah bu" jawabku

"ayo kita pergi sekarang ya" ujar ibuku

"ibu nggak sarapan dulu?" tanyaku

"sudah, gampang itu, tadi ibu sudah cicip-cicipi ketika sambil masak, ayok buruan nanti kamu terlambat loh" kata ibu

Oh iya, sembari perjalanan menuju ke sekolah, akan aku ceritakan sedikit kenapa aku bisa terlihat baik-baik saja dan seolah tidak merasa begitu menyesali keadaan yang baru saja semalam terjadi. Kalian mungkin berpikir bahwa aku begitu mudah melupakan sesuatu yang terjadi, kalian mungkin merasa aku perempuan yang begitu gampang menyepelekan cerita rumit yang belum genap sehari aku hancurkan.

Terlepas dari itu, bagian ini tidak seperti yang kalian bayangkan, bisa tinggal dan sekolah di tempat yang baru. Apa kalian melihat itu sebuah liburan? Apakah yang aku lakukan bagian dari pelarian? Lari dari masalah yang aku ciptakan? Tidak tidak tidak! aku harap kalian tidak pernah berpikir seperti itu, karena sebenarnya yang harus kalian tahu adalah disini aku tidak punya pilihan.

Aku hanya wanita bodoh yang tidak tahu harus apalagi yang dilakukan, aku hanya manusia lemah yang tidak punya kekuatan untuk melakukan banyak hal, aku tidak ingin jalan di tempat, apalagi berjalan namun pandangannya ke belakang , aku hanya ingin terus berjalan maju, apa aku salah? Aku hanya ingin tahu, Tuhan akan memberikan kejutan apalagi setelah ini, itu saja, tidak lebih.

Perihal robin, ia akan ku simpan dalam-dalam sebagai sebuah pelajaran, bukan barang usang yang harus dilupakan.

Lagian aku dengan robin itu bukan akhir dari segalanya, semesta itu ajaib, jadi aku percaya bahwa Tuhan akan punya rencana lebih baik ketimbang manusia, karena apabila kita berharap lebih kepada manusianya, makan kita harus siap untuk kecewa kedua kalinya, sedih iya tapi jangan terlalu, itulah yang selalu dikatakan pahlawanku, ibu.

"Nabila, kita sudah sampai sayang" ujar ibu yang mengantarku sampai ke gerbang sekolah

"Mulai sekarang kamu akan belajar disini, tuntut ilmu yang baik ya, bikin ibu bangga ya sayang" ritual cium kening kembali dilakukan

Aku telah tiba di tempat belajar ku yang baru, ibu mengantarkan ku tepat di depan gerbang sekolah. Ya sekolah baru, aku telah di pindahkan dari sekolah negeri di Yogyakarta ke sekolah swasta di Balikpapan, SMA Cipta Bangsa, konon sekolah ini adalah sekolah unggulan dan fovorit di Kalimantan, sekolah ini telah mencetak banyak siswa yang berprestasi di bidang akademik maupun non akademik. Kata ibu, sekolah ini sangat cocok untuk ku dan akan banyak menimba ilmu disini. Tapi bagiku semua sekolah itu sama saja, terlalu ramai dan berisik, dan aku selalu risih dengan hal itu.

Keerrrriiiiingggg!!!!!

(Alarm bell masuk telah dibunyikan)

Aku diarahkan oleh guru bidang kesiswaan untuk menuju ke kelasku yang baru

"selamat pagi anak-anak!" salam dari guru bidang kesiswaan ke siswa-siswi yang ada di kelas itu

"pagi buu!!" jawaban salam siswa-siswi tersebut

"hari ini kita kedatangan siswa baru. Nabila, silahkan perkenalkan diri ke teman-teman barumu"

"baik bu" jawabku

"Hallo! Selamat pagi teman-teman, namaku Nabila Savana Putri, biasa di panggil nabila, aku murid pindahan dari jogja, salam kenal untuk semuanya" ujar perkenalanku ke semua murid yang ada di kelas

"Hai Nabila, salam kenal!" jawaban dari murid yang ada dikelas

"Baik anak-anak, tolong teman barunya di bimbing dan dibantu ketika ada kesulitan, silahkan tunggu guru yang mengajar hari ini, Nabila, silahkan cari bangku yang kosong ya nak, ibu tinggal dulu" ujar guru kesiswaan

"baik bu!" jawaban semua anak-anak yang ada di dalam kelas

Ketika guru kesiswaan pergi dari kelas, tidak selang beberapa menit guru yang akan mengampu pelajaran datang, dan aku masih berdiri, karena bingung harus duduk di mana. Ketika aku sedang merasa bingung dan panik, ada salah satu perempuan yang memperhatikanku dan berkata

"Hai! Cewek, sini!" orang itu memanggilku sambil mengayunkan tangannya untuk mengajakku duduk di sebelahnya

"siapa namamu tadi?" dia bertanya namaku lagi

"Nabila!" jawabku

"oh iya, nabila, aku putri alfiah, kamu duduk di sebelahku aja"

"Hmm.. nggak papa aku duduk disini?

"it's oke, di kelas ini aku yang berkuasa, jadi nggak usah takut" ujarnya

"thanks putri" jawabku dengan senyum perkenalan

"sama-sama, by the way, jangan panggil aku putri, panggil aja aku alpi, karena nama putri terlalu feminim buat aku, dan mereka juga nggak tahu disini putri tuh siapa, mereka tahunya alpi." terangnya

"oke alpi, thanks."

Suatu kejadian tak terduga, bahwa aku telah di kenalkan dengan sosok perempuan yang unik, namanya alpi orangnya suka bicara dan berisik, berlawanan sekali denganku, Namun aku punya firasat bahwa dia akan menjadi teman yang baik, lagian dia yang menerima aku dari awal, terus dia juga bilang kalau dia penguasa di kelas, berarti dia salah satu orang yang paling di segani disini. Suatu kehormatan bisa kenal dan berteman dengan dia.

Dan setelah ku pikir-pikir, ternyata Tuhan itu adil, ketika kita menjadi sosok yang anti sosial dan benci akan keberisikan, maka kita akan diberikan hal yang demikian, ketika kita membenci sesuatu yang menurut kita itu hal yang buruk untuk kita maka kita akan di hadapi dengan hal terburuk yang mungkin itu lebih buruk dari yang kita pikirkan. Tuhan telah menjanjikan bahwa apa yang kita lewati itu tidak akan lebih dari batas kita, maka Tuhan memberikan sesuatu yang kita tidak suka itu adalah salah satu tujuan agar kita tidak membenci rencana Tuhan yang telah di kasih, namun bisa mengerti bahwa manusia harusnya bisa memahami apa yang Tuhan beri itu ada maksudnya, bukan malah menyalahkannya.

PEMERAN PENGGANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang