Cerita Sebelumya
Sesampainya dirumah, selepas aku menaruh ransel diatas tempat tidurku, aku membaringkan tubuh untuk meluruskan punggung dan menghela nafas secara perlahan sembari menutup mata untuk mengistirahatkan pandangan semu sejenak, tiba-tiba handphone ku berdering, pertanda bahwa ada panggilan yang sedang masuk. Ketika aku membaca siapa yang saat itu menelponku diwaktu siang hari sepulang sekolah ketika tubuh sedang letih-letihnya, disaat itu juga tubuhku tidak bisa bergerak dan terasa kaku, seolah tidak percaya bahwa orang yang selalu aku pikirkan hari itu akhirnya ia mencariku
(bunyi dering tanda panggilan masuk dari robin)
Panggilan itu, telah berdering selama tiga kali, dan aku belum ingin untuk mengangkat telepon darinya, karena aku bingung, apa yang harus ku katakan nanti, aku harus jawab apa ketika dia bertanya seputar pertanyaan yang mungkin aku tidak bisa menjawabnya.
Dengan perjuanganmu yang menghubungiku terus seperti ini membuatku jadi bimbang akan menentukan sesuatu, yang tadinya semu menjadi rindu. Dan rindu itu mengakibatkan segala sesuatu aktivitasku menjadi terganggu. Makan, nonton, tidak bisa tidur pun itu karena kepikiran kamu
Kenapa kamu harus muncul sebelum waktunya? Karena aku belum sempat menyembuhkan hati yang ku lukai sendiri. Kalau sudah seperti ini siapa yang mau tanggung jawab? Karena kalau boleh jujur aku sudah tidak tahan lagi.
Semakin sering kamu menghubungiku semakin jelas hati ini mengatakan bahwa ia rindu, seolah mengisyaratkan kalau sebenarnya dia sudah tidak mau kompromi dengan keputusanmu yang labil itu.
Tidak penting seberapa jauh aku berusaha melupakanmu, karena itu akan sia-sia apabila kamu kembali mengisi hariku, berbicara tentang rindu dan menceritakan kisah kita yang dulu. Segitu murahnyalah jiwaku asal kamu tahu, karena bagiku segitu mahalnya lah sosokmu di hidupku, tidak akan pernah tergantikan siapapun sampai semesta mengijinkan kita untuk bersatu.
Tapi untuk sekarang, aku perlu waktu, aku harus bisa melewati fase ini sebagai hikmah kehidupan, anggap saja aku sedang ujian untuk menunggu liburan datang, anggap saja aku sedang puasa untuk menunggu lebaran, jika ingin menemukan kebahagiaan maka harus berjuang kan? Karena aku yakin Tuhan tidak akan memberikan hal yang berharga untuk manusia yang hanya berdiam saja, dan sebaliknya. Tuhan tidak akan memberikan yang cuma-cuma untuk manusia yang sudah berusaha. Semua akan di balas berdasarkan apa yang dikerjakannya.
Perihal upaya, aku sedang melakukannya, maka aku harap kamu juga bisa melakukan hal yang sama, sehingga kita bisa berjuang untuk melewati ini sama-sama, tentang nanti dengan siapa kita pada akhirnya setidaknya kita pernah mencoba untuk kebahagiaan yang sama. Jadikan apa yang pernah kita lakukan bukan lagi soal kehilangan melainkan sebuah jembatan menuju kedewasaan.
Iya, kita memang perlu dewasa untuk mencapai ke sesuatu hal yang lebih besar, karena kecewa saja tidak cukup. Ntah besar hasil yang di capai atau malah menambah kekecewaan yang di dapat semua itu akan menjadi pelajaran untuk kita masing-masing dalam mengatur hati untuk ke depannya. Hati yang kecil belum tentu cukup untuk menampung beban yang besar namun berbesar hati akan sangat cukup menjadikan kita insan yang penuh pendewasaan, bukan hanya tentang hubungan melainkan soal kehidupan yang terlahir didunia ini, semua akan mengalami proses gagal, coba, gagal lagi, coba lagi, lagi lagi gagal dan coba lagi sampai menemukan dimana ia harus berjuang dan dimana titik dia harus berhenti untuk mengakhiri perjuangnnya tersebut. Bukan sesuatu yang tabu namun banyak orang tidak paham akan hal yang sesederhana itu.
Esoknya ketika aku di sekolah bersama alpi dan yani, tepatnya di koridor arah ke toilet, handphone ku berbunyi panggilan whatsapp masuk, seketika aku melihat nama yang memanggiku melalui telepon genggamku waktu itu, aku langsung men-silent handphone dan menaruhnya lagi di saku rok seragamku agar tidak terdengar berisik dan menggangguku dan teman-temanku
KAMU SEDANG MEMBACA
PEMERAN PENGGANTI
Teen Fictionkisah tentang seorang perempuan yang dirundung pilu akibat retaknya rumah tangga orangtuanya. namanya Nabila, gadis remaja 16 Tahun yang harus ikut berselindung bersama ibunya demi lari dan bersembunyi dari kejaran konflik yang di hadapi orangtuanya...