23.| Rencana

118 29 29
                                    

-------

Rachel, ayna maupun nara tengah berjalan menuju kantin, bell istirahat 5 menit yang lalu berbunyi.

Setelah sampai di kantin, pandangan mereka menyusuri namun tak mendapat tempat yang kosong.

" Hel, sini " panggil reno disudut ruangan, rachel menoleh menatap tepat reno yang lumayan pojok dan memang cukup luas bisa menampung 3 orang bahkan lebih namun itu dalam meja yang sama.

Rachel menatap ayna, gadis itu sepertinya tak menyukai tempat itu dilihat dari mimik wajahnya.

" Ay- ".

" gue balik aja hel, udah penuh tempat duduknya ".

Rachel menahan lengan ayna yang hendak berbalik, ayna menghela nafas lalu manatap rachel.

" ay, kenapa sih? Kalau loe emang punya masalah pribadi sama al dan teman temannya gue bisa toleran, tapi ini untuk sekedar makan, nggak lebih ".

Sekali lagi, gadis berkuncir kuda itu menghela nafas " oke " putusnya pada akhirnya.

Nara yang awalnya heran dengan tingkah aynapun menghela nafas lega seperti rachel, mereka berjalan menuju tempat kosong disamping 3 pria itu.

Rachel hendak duduk disamping reno namun tanganya mendadak ditarik oleh alex dan didudukan disampingnya.

Tingkah alex membuat ayna memutar bolamata malas, merasa jengah dengan tingkah lebay sepupu yang tak diakuinya itu.

Termasuk membuat seisi kantin menatap kearah meja mereka dengan bisikan dan gasak grusuk berbagai presepsi, ada yang pro ada juga yang kontra.

Ayna masih, diam nara yang memang orang yang sedikit penakut dengan wajah dingin arkan yang tak pernah tersenyum dengan cepat duduk disamping reno, tinggallah ayna yang merasa canggung, kaku ketika tubuhnya hendak mendekat kearah arkan yang asik dengan ponselnya.

Arkan memang rajin namun bukan kutu buku, jadi dia bisa menempatkan diri dimana dia akan belajar dimana dia akan melakukan aktifitas lainya tanpa menganggu yang lain.

Tak lama, renopun memanggil pelayan dikantin itu dan menyebutkan semua menu yang akan mereka pesan.

" Oh ya, nama loe siapa? " tanya reno pada nara, nara gugup ditanya orang yang dikaguminya, apalagi ditatap sedemikian rupa membuat jantungnya tak aman.

" Em-Emm ".

Reno mengangkat sebelah alisnya heran " nama kamu em em? ". Pria itu menggaruk alisnya bingung " namanya lucu ya " ujarnya tersenyum aneh.

Mata nara melotot, lalu menggerakkan kedua tanganya dengan cepat " nggak kak, nama nara itu nara, itu tadi nara deg deg an sama gemeteran jadi gitu ". Ucap nara membenarkan, reno terkekeh dengan gemas mengacak rambut nara yang dilapisi bando ping.

" kamu lucu banget sih, kayak anak TK ".

Nara tersenyum malu, dengan wajah yang memerah sampai ketelinga " kak reno juga ganteng kok ".

Reno takjub dengan tingkah lugu namun berani nara " O-oh ya jelas, kakak genteng, udah dari lahir itu ".

" Iya ganteng, tapi playboy " ujar nara sarkas namun dengan nada lucu, membuat rachel ikut tertawa mendengarnya alex yang awalnya asik dengan ponsel ditanganya menurunkan ponselnya dan menatap rachel yang tertawa.

Tawa yang begitu terlihat tulus, natural dan indah dimatanya.

Tak lama pesanan merekapun datang, mereka makan dalam diam dalam keheningan, hingga kemudian tanpa diduga rachel tersedak karna sambal yang dimasukkan kedalam baksonya terlalu banyak.

Don't PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang