"Harta, Tahta dan Mati Bersama."
🌆🌆🌆
Langit nampak hitam tak seperti biasanya. Awan-awan besar nan tinggi nampak menyelimuti langit serta angin berhembus dengan kencang.
Tak lama rintik-rintik hujan mulai turun membasahi bumi, setitik demi setitik dari gerimis hingga menjadi hujan lebat yang mengerikan. Suara ranting-ranting pohon yang saling bergesekan karena tertiup angin bertabrakan dengan suara gemuruh hujan bahkan petir yang menyambar menambah suasana mencekam.
Didalam rumah yang terlihat besar nan megah terdengar suara gelak tawa yang menggelegar dari suatu ruangan. Disana ada seorang gadis yang sedang asik menonton film, tidak peduli dengan keriuhan diluar rumahnya. Televisi dengan ukuran 163 inci memenuhi ruangan itu serta suaranya yang menggema disegala sudut rumah cukup untuk melupakan betapa menakutkannya cuaca diluar.
Bianca dengan seekor kucing dipangkuannya begitu menikmati film yang ditayangkan. Bagaimana si tokoh utama pria selalu mencoba mendapatkan hati tokoh utama wanita dengan segala cara.
Bianca terlalu hanyut dalam film itu hingga tanpa sadar ada bulir air yang mengalir dari kelopak matanya padahal film itu berakhir dengan happy ending namun entah mengapa Bianca malah menangis.
Kucing yang berada dipangkuannya bergerak gerak membuat Bianca mengelus perut kucing kesayanganya. Disaat kedua orang tuanya sibuk diluar sana hanya kucing ini menjadi teman setia Bianca dan satu satunya teman Bianca.
Bianca memeluk kucingnya dan tertidur disofa itu bersama kucingnya. Terlelap begitu dalam hingga rasanya Bianca tak ingin bangun jika dunia masih membencinya.
Televisi masih terus menyala dengan keras sedangkan Bianca sudah tertidur pulas. Diluar masih hujan deras, mengurung Bianca semakin dalam.
*****
Bianca memarkirkan mobilnya dengan mulus diparkiran kampus. Sebelum keluar dari mobilnya, Bianca merapikan rambutnya yang ia biarkan tergerai seperti biasa. Saat membuka pintu mobilnya bianca sudah tidak terkejut melihat Milo yang keluar dari mobil disebelahnya.
"Aku tidak menyangka kau akan parkir disebelahku," ucap milo pura pura tidak tahu mengapa mereka bisa parkir bersebelahan.
Bianca mengabaikan ucapan tak jelas milo yang hanya akan merusak moodnya pagi ini.
"Aku tahu, kau ingin minta maaf padakukan?" ujar milo yang sudah mensejajarkan langkahnya dengan Bianca.
Kembali tangan milo bermain dengan tubuh Bianca. Secara sengaja milo mengelus punggung belakang Bianca yang langsung mendapat tepukan keras dari Bianca.Mood Bianca hancur, Bianca berhenti berjalan dan berbalik menatap tajam kearah Milo yang malah tersenyum meremehkan.
Dalam sekejap Bianca melepaskan satu pukulan tinju yang tepat mengenai ulu hati Milo membuat Milo membungkuk kesakitan.
Tak lupa bianca menendang tulang kering kaki milo dengan ujung heel nya yang tajam hingga menambah rasa sakit Milo. Bianca tersenyum sinis menatap milo yang kesakitan.
Bianca terus berjalan membelah koridor kampus. Semua pasang mata yang berada disana menatap Bianca dengan sinis bahkan tak segan segan mengatainya langsung dihadapannya.
Bianca hanya mengacungkan jari tengahnya kehadapan mereka yang terus mengatainya. Tak mempedulikannya karena itu hanya akan menguras emosi dan tenaganya.
Seseorang menghadang langkah Bianca. Suara bisikan bisikan keheranan mulai bermunculan dan sepertinya itu tidak ditujukan untuk Bianca namun orang yang berada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanderlust
Romancelet's find a beautiful place to get lost in together 🏞 Mark nct🦁