9. Dinners Together

11 3 0
                                    

"Manusia butuh makan untuk bertahan hidup. Tapi terkadang mereka lupa, bahwa kehidupan tidak bertahan meski kamu makan."

🌆🌆🌆

Bianca terbangun dari tidur panjangnya, untuk pertama kalinya dia merasa senang dapat tidur dengan puas. Bianca tersadar bahwa dia sudah berada dikamarnya, pasti Jay yang membawanya pikir Bianca dan benar.

Bianca berjalan gontai keluar dari kamarnya, dia masih mengantuk namun perutnya lapar. Saat keluar dari kamar Bianca tidak melihat siapa dirumahnya, bukankah memang tidak ada orang dirumahnya.

Perlahan Bianca berjalan menuju dapur dan mengubrak-abrik lemari pendingin untuk mencari apapun yang bisa dia makan, sayangnya lemari pendingin rumahnya kosong.

"JAY!!!" Teriak Bianca namun tidak ada sahutan.

"JAY HAKSEN!!"

"JAY.... YUHUUU.... ANYBODY HERE???"

Bianca terus berteriak sambil berjalan menuju kamar Jay yang tak jauh dari dapur. Suara panggilan Bianca sudah menggema diseluruh penjuru rumah namun tetap tidak ada sahutan dari Jay.

Perasaan takut mulai menghampiri Bianca, pikiran pikiran buruk mulai menyerangnya. Apakah Jay pergi? Apakah Jay menghilang lagi?

Bianca mempercepat langkah menuju kamar Jay dan langsung masuk dengan terburu buru hingga hampir membuat pintu kamar Jay lepas.

"JAY!!"

"JAY HAKSEN!!"

Suara pintu terbuka dibelakang Bianca, segera bianca berbalik dan bernafas lega karena melihat Jay berada dipandangannya. Jay dari balik pintu hanya dengan menggunakan handuk yang terbalut dipinggangnya, hingga menampilkan bagian atas tubuhnya.

Jika ada orang lain dirumah ini pasti akan berteriak histeris, sayangnya hanya Bianca yang melihat karya seni indah tubuh seorang  Jay Haksen.

"I'm here, baby," ucap Jay yang tahu kekhawatiran Bianca.

Bianca langsung memeluk Jay dan memukul tubuh tegap Jay yang tak terbalut apapun, "Kenapa kau tidak menjawab panggilanku."

"Hahaha... aku baru selesai berendam. Aku tidak mendengar panggilanmu," ujar Jay yang berbalik memeluk Bianca dengan erat.

Pantas saja tubuh Jay dingin, bisa bisanya dia berendam di cuaca dingin seperti ini.

"Kau akan sakit jika berendam dicuaca seperti ini," omel Bianca kesal dengan kebiasaan buruk Jay.

"Itu menyenangkan. Kurasa kau yang akan membuatku sakit jika terus seperti ini," goda Jay yang membuat Bianca melepas pelukannya.

"Aku lapar, ayo makan sesuatu," ujar Bianca yang malah duduk ditempat tidur Jay bukan malah keluar dari kamar Jay.

"Sebentar aku pakai baju dahulu," ucap Jay yang membuka lemari pakaiannya dan mengambil salah satu bajunya dengan rapi tentunya.

Jay melirik kearah Bianca yang tetap duduk di atas tempat tidurnya, "Kau tidak ingin keluar?"

"Ah iya." Bianca langsung keluar dari kamar Jay.

Jay hanya tersenyum melihat tingkah Bianca yang selalu saja membuatnya ingin tertawa. Sangat menggemaskan bukan. Setelah selesai berpakaian rapi, Jay keluar dan menemukan Bianca yang terduduk didepan pintu kamarnya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Menunggumu," jawab Bianca datar.

"Ayo berangkat," ujar Jay berlalu meninggalkan Bianca. Tentu saja Bianca langsung bangkit dan melompat kepunggung Jay.

Wanderlust Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang