"Rumor adalah tipuan paling mulus di dunia manusia."
🌆🌆🌆
Semua orang yang berada di koridor nampak membelah, membiarkan seorang gadis berjalan ditengah sebagai pusat perhatian. Kulit putih Dan bersih, rambut panjang bergelombang yang indah, wajah cantik dan pakaian mahal dan branded yang membuat iri semua perempuan di kampus itu.
Bianca Damian, dia terlalu hot untuk dilewatkan begitu saja. Jika bukan karena rumor yang beredar tentangnya mungkin Bianca akan menjadi dewi kampus mereka meski sekarang dia sudah menjadi dewi kegelapan dikampus ini.
Bianca terus berjalan, mengabaikan tatapan sinis dan tajam yang mengarah padanya. Sesekali dia akan memberikan jari tengahnya kearah kumpulan perempuan yang sedang bergosip tentangnya.
Retina hitam pekat milik Bianca melihat tubuh yang tidak asing dihadapannya. Tanpa basa basi Bianca langsung memanggil orang itu, "Mark!"
Suara Bianca menggema di seluruh koridor kampus, membuat semua pasang mata beralih menatap seseroang yang dipanggil Bianca. Mark yang merasa namanya dipanggil dibuat terkejut karena Bianca yang tiba tiba sudah merangkulnya seperti teman lama.
"Bagaimana lukamu?"
"Su-susah sembuh sepertinya," ucap Mark terbata bata. Dia tidak terbiasa menjadi pusat perhatian dan sekarang dia sedang menjadi pusat perhatian satu kampus karena Bianca yang bersamanya.
"Baguslah. Apa aku boleh bermain kerumahmu lagi?" Tanya Bianca dengan spontan.
Wajah Mark sudah memerah tanpa sadar, dia menundukkan pandangannya karena tidak berani menatap wajah Bianca, "Te-tentu, kau bisa datang kapan pun."
"Aku akan datang," ucap Bianca yang kemudian pergi meninggalkan Mark begitu saja.
Kepergian Bianca malah membuat Mark semakin menjadi pusat perhatian. Semua orang yang berada di koridor mulai menyebarkan rumor dan gosip tentang hubungan Mark dan Bianca.
Mark mempercepat langkahnya menuju ruang kelas. Tidak mau berlama lama diantara tatapan penuh keingin tahuan sekitarnya.
Mark masuk kedalam ruang kelas dan sepertinya rumor itu sudah tersebar dengan begitu cepat.
"Lihat, ada si cupu." Bisik bisik mereka, melihat Mark memasuki ruangan.
Semua pandangan mengejek dan meremehkan terlihat jelas. Mark kembali menundukkan kepalanya sedalam dalamnya, haruskah dia ijin untuk hari ini.
"Hahaha, dia ksatria si gadis gila," Tawa seroang gadis yang melirik kearah Mark dengan jijik.
"Bukankah selera gadis gila itu mulai menurun?" ucap salah satu dari mereka lagi yang nampak senang membicarakan hal itu.
"Sudah sewajarnya Ellie. Gadis gila dengan si cupu, sangat romantis," ujar Bella tertawa puas.
Kumpulan gadis itu terus berbicara dengan suara tawa yang menggelegar diruangan itu, mengejek dan menertawai Bianca yang belum memasuki ruang kelas.
Ellie mengangguk, "Yah, dia tidak cocok bersama Jay."
Beberapa gadis lain ikut mengangguk, menyetujui ucapan Ellie, "Jay terlalu tampan untuknya."
"Mungkin Jay sudah sadar hingga mencampakkan gadis gila itu." Suara tawa kembali menggelar diantara mereka.
Mark duduk dipojok ruangan, mendengarkan semua hinaan pada Bianca yang mereka ucapkan. Apakah dia sudah salah langkah, apakah seharusnya dia diam saja seperti mereka hingga Bianca tidak akan dihina lebih dalam karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanderlust
Romancelet's find a beautiful place to get lost in together 🏞 Mark nct🦁