"Semesta terlalu kejam, untuk mereka yang lemah dan mati dalam kesengsaraan."
🌆🌆🌆
Bianca terkapar diatas kasur kamarnya. Menatap langit langit kamar yang kosong, berbeda sekali dengan kamar Mark. Pikiran Bianca berputar putar hingga keluar angkasa dan buyar saat tiba tiba terdengar suara ledakan dari luar kamar.
Bianca langsung berlari menuju sumber suara dan melihat Jay yang terduduk dilantai rumah dengan wajah terkejut.
"Ada apa?" Tanya Bianca panik melihat wajah Jay yang terlihat pucat pasih.
"Aku tidak tahu, tiba tiba saja mesin cucinya meledak," adu Jay dengan wajah panik dan menunjuk kearah Mesin cuci yang diam.
"Hahaha, apa yang kau masukkan kedalamnya," ujar Bianca mendekati mesin cuci dihadapan Jay yang terlihat baik baik saja tapi suara ledakan tadi memang cukup keras.
"Semua baju kotormu. Hampir saja jantungku berhenti berdetak." Jay memegang dadanya, memeriksa detak jantungnya yang tak beraturan.
Bianca membuka pintu mesin cuci dan mulai mengeluarkan semua pakaian didalamnya, dan tetawa dengan apa yang dia temui.
"Bagaimana tidak meledak jika kau memasukkan gunting kedalam sini," ujar Bianca yang tertawa puas, menunjukkan kearah Jay barang yang menyebabkan mesin cuci itu meledak seperti bom.
"Tunggu, bagaimana ada gunting disana? Aku hanya memasukkan baju kotor dari kamarmu." Jay menatap tidak percaya pada gunting yang berada di tangan Bianca. Jelas jelas dia hanya memasukkan khusus baju milik Bianca dan mengapa ada gunting disana.
"Mungkin dari kantong sweaterku minggu lalu," ujar Bianca yang berlalu melewati Jay. Memutar mutar gunting yang berada ditangannya.
Jay mengikuti langkah Bianca hingga keruang tamu, "Kenapa kau mengantongi gunting?"
"Tentu saja untuk memotong kertas," jelas Bianca acuh tak acuh.
"Berhenti mengantongi barang barang berbahaya." Jay langsung mengambil gunting yang berada ditangan Bianca dan menyembunyikannya kedalam laci bawah televisi.
Jay tidak suka Bianca memegang benda tajam dan berbahaya karena dia suka bereksperimen dengan mengetesnya pada tubuhnya. Oleh karena itu, Jay tidak pernah membiarkan Bianca memasak didapur, terakhir kali Bianca memasak adalah saat dia dengan sengaja menggoreskan pisau ke telapak tangannya hanya untuk melihat apakah tangannya akan berdarah atau tidak.
Sungguh masa kecil Bianca penuh dengan drama aneh. Bahkan Bianca pernah memotong rambutnya dengan gunting dapur dan menyebabkan rambutnya panjang sebelah.
Sungguh Jay tidak bisa melupakan dua hal itu dari kenangan masa kecil mereka.
"Itu tidak sengaja, aku lupa mengeluarkannya," ucap Bianca yang melihat Jay kembali posesif padanya.
Jay menyandarkan tubuhnya dengan lemas, jantungnya benar benar berhenti berdetak dalam sekejap tadi. "Aku harus menghubungi service mesin cuci Sepertinya," keluh Jay dengan pasrah.
"Kenapa tidak beli baru saja? Bukankah itu lebih mudah dan cepat?" Ujar Bianca dengan santai. Jay menepuk dahi Bianca agar berpikir dahulu sebelum berbicara.
"Kau harus belajar menghemat. Kau tidak tahu berapa biaya yang kau habiskan hanya untuk dirimu sendiri," omel Jay seperti seorang ibu yang memarahi anaknya.
Bianca menatap acuh mendengar ucapan Jay yang menyinggung tentang uang bulanannya, "Tidak tahu dan itu bukan urusanku."
"Kau selalu berpura pura tidak peduli padahal diam diam kau selalu menghemat uang bulananmu," cibir Jay yang selalu tahu tentang Bianca, termasuk hal hal kecil yang bianca sembunyikan dari kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanderlust
Romancelet's find a beautiful place to get lost in together 🏞 Mark nct🦁