chapter 3

1K 67 3
                                    

Typo....

Happy reading

                   ***********

Setelah balap motor itu usai tepat pukul satu pagi,jimin pun menancap gas kembali pulang kerumahnya karena dia sedikit khawatir bunda liona akan cemas dan marah karena dia tidak pulang dari tadi siang.jimin menikmati kecepatan sedang motornya hingga saat melihat gerbang rumahnya,dia mulai mematikan motor karena takut ketahuan oleh bundanya.dia memarkir motor dan mengendap-endap masuk kerumah tanpa ketahuan.

  Setelah keluar dari kelasnya dan sedikit menggoda jimin, jungkook melangkah menuju keruang rapat tim basket.

  "Maafkan aku terlambat"

jungkook memasuki ruang rapat yang telah diisi oleh para anggota dengan wajah yang kelewat santai untuk ukuran seorang yang terlambat.

     Namjoon memandang jengah kearah Jungkook, bisa-bisanya Jungkook terus terlambat dan lihatlah wajah tanpa dosanya itu, ingatkan Namjoon untuk memberikan hukuman pada Jungkook nanti.

  "Baiklah, karena ada beberapa anggota yang baru datang,maka saya akan mengulangi hasil rapat kita tadi"
Namjoon berucap sambil memandang sinis kearah Jungkook yang menatap tidak minat kearahnya.

    "Dikarenakan sekolah kita akan mengadakan pertandingan basket antar sekolah,maka kita semua sudah memutuskan bahwa latihan akan dilakukan setiap pulang sekolah. agar hasil yang maksimal, diharapkan kepada kalian semua untuk serius mengikuti latihannya".

Namjoon berucap tegas sambil mengedarkan pandangannya ke arah pintu masuk kelas.dia mendapati seorang pria manis tengah berdiri sambil memainkan benda elektronik pipihnya.
     Tubuhnya tinggi dan putih,tapi sangat manis untuk ukuran pria.

"Kak?ada lagi yang akan disampaikan?"

seorang siswa membuyarkan lamunan namjoon.

"Ohh...yaa..tidak ada lagi,kalian semua boleh pulang"

namjoon mengakhiri kalimatnya dengan sedikit melirik keluar,, tatapan kecewa terpancar dimatanya karena pria manis tadi sudah tidak ada lagi disana.  Jungkook yang menyadari perubahan raut wajah namjoon hanya terkekeh pelan diujang ruangan sana.

         "Saya percayakan semuanya pada kamu namjoon"

bapak kepala sekolah mengakiri kalimatnya dengan sedikit menepuk bahu tegap Namjoon.
Seokjin yang juga disana mulai membaca name tag didada kiri namjoon dan menghafalkan nama itu dengan cepat.

     Dia terkekeh saat mendapati namjoon yang curi pandang padanya.dia cukup yakin kalau namjoon tertarik padanya.
Seokjin juga pernah mendengar rumor bahwa namjoon adalah sosok yang sangat pintar dan bertanggung jawab.namjoon adalah tipe idamannya, melihat namjoon melirik kearahnya membuat semburat merah menghiasi pipi seokjin.

     Seokjin yang dipanggil oleh kepala sekolah yang bertugas sebagai perawat jika ada  korban yang cedera saat pertandingan basket sekolah mereka telah menyelesaikan urusannya dari tadi.tapi dia belum keluar dari sana karena belum ada titah dari kepala sekolah.

   "Kalian berdua boleh keluar,saya harap kalian mampu menyukseskan acara kita"

Setelah diperbolehkan keluar,mereka berjalan berdampingan.bamjoon menghela nafas gugup saat akan mengajak seokjin berkenalan.

  "Emm...haii aku namjoon"
namjoon tersenyum canggung saat seokjin hanya menatapnya dan diam saja.merasa diacuhkan Namjoon kembali melangkah ingin menuju kelas.

    "Eii.. namjoon..kenap kau meninggalkanku? kupikir kau tertarik padaku?"

seokjin menyeringai nakal pada Namjoon saat pemuda itu tersentak kaget mendengar ucapannya.

"Kau selalu melirik dan kemarin saat diruang rapat kau juga memperhatikanku".

seokjin berucap ringan pada Namjoon yang sudah malu.

  "Dan jawabannya adalah ya aku mau jadi pacarmu"

seokjin memandang namjoon penuh minat sedangkan namjoon langsung melotot saat mendengar pernyataan Namjoon.

"Ehh... sorry?"
namjon tergagap saat mengucapkannya.

"Ya aku mau jadi milikmu,kurasa aku cukup yakin untuk berpikir kau menyukaiku namjoon".

seokjin berujar sambil menyeringai nakal pada namjoon.

"Ya.. baiklah aku akan jujur kalau aku memang menyukaimu seokjin.mau kah kau bersamaku?"
namjoon menatap mata jin saat mengutarakan hatinya.

    "Ya tentu saja namjoon"
terkekeh pelan saat menjawabn pernyataan Namjoon,, seokjin mulai melangkahkan kaki meninggalkan Namjoon menuju lantai atas untuk kembali keruang kelasnya.namjoon yang melihat seokjin telah meninggalkannya,segera menyusul seokjin dan mengamit tangan seokjin.

    "Kau meninggalkanku saat kita baru saja jadian?"
namjoon sedikit merajuk saat telah tiba didekat seokjin.

"Itu tugasmu untuk mengejarku namjoon-shi"

Seokjin memeluk tubuh tegap Namjoon dan menariknya menuju ruang kelas.
   Seokjin terkekeh kecil melihat ekspresi wajah namjoon saat ini.dia berpikir bagaimana bisa orang  secerdas namjoon bisa dia lewatkan begitu saja.

  "Terimakasih jin,,kau jau lebih mengerti aku"

namjoon menarik seokjin kedalam pelukan hangatnya.ini akan menjadi hari yang bersejarah bagi Namjoon dan seokjin.

Tbc....

my beloved badboy(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang