chapter 6

1.1K 72 1
                                    

Typo...
         jungkook melajukan mobilnya dengan senyuman yang tidak bisa lepas dari wajah tampannya saat dia melirik seorang yang tertidur lelah disampingnya.

Happy reading

     Jungkook memandang wajah memerah jimin yang tidur menghadap kearahnya dengan bantal beralaskan tangannya.senyum kecil tidak jungkook tutupi saat melihat jimin membuka mata saat tersadar dari tidurnya.
  "Selamat pagi sayang"jungkook berucap sambil mengecup kening jimin . membuat jimin membulatkan matanya saat sadar dia tidak berada di kamarnya, apalagi saat mendapati wajah tampan jungkook dipagi hari.
       Dengan kesadaran yang sudah terkumpul jimin terlonjak kaget menjauh dari tubuh Jungkook.
"Akk..aww..
Jimin bercicit kecil sambil memegang bagian belakang tubuhnya yang terasa sangat sakit dan perih.dia kembali mengingat mimpi panasnya kemarin yang terasa berulang kembali,,tapi jika itu hanya mimpi kenapa lubangnya terasa sakit dan kenapa pula dia bangun dipagi hari langsung berhadapan dengan wajah tegas jungkook?jimin membatin dalam hati saat menyadari keanehan sekarang.
     "Kenapa mimpi ini terasa begitu nyata?dan kau jeon kenapa kau keluar dari mimpi gue dan berada satu ruangan dengan gue?jimin bertanya dengan nada lirih yang masih dapat didengar oleh jungkook.
   Mendengar jimin yang menganggap ini hanyalah mimpi membuat kekehan kecil keluar dari mulutnya.
   "Ini nyata sayang,,semua bukanlah mimpi,,kita memang melakukannya kemarin sampai kau jatuh tertidur setelahnya."
Jungkook mencoba menyadarkan jimin pada kenyataan yang sebenarnya.jimin yang mendengar jungkook pun langsung meraba lubangnya,,dan itu emang terasa ngilu dan perih.

         "Kau memperkosaku jeon keparat Jungkook?!!"nada suara jimin naik keras saat mengingat fakta bahwa ini semua bukanlah mimpinya.
Jimin meringis pelan saat berdiri dari kasur jungkook.jungkook yang melihat jimin kesakitan langsung menghampirinya.belum sempat menyentuh tangan jimin, Jungkook sudah meringis saat jimin menepis tangannya.
    "Kau jangan coba-coba menyentuhku atau dekati aku lagi,aku membencimu jeon sialan"jimin berjalan perlahan sambil berpegangan ke dinding kamar Jungkook.dia akan segera pergi dari apartemen jungkook.
Tapi sebelum berhasil meraih gagang pintu,tubuh jimin sudah menegang saat tangan kekar dengan urat yang menonjol itu telah melingkari perut ramping jimin.

     "Jimin..sayang kumohon maafkan aku.aku tidak bermaksud seperti ini tapi aku tidak bisa mengendalikan diriku jimin,aku menyesal.tapi jangan pernah memintaku untuk menjauh darimu aku tak bisa jimin."
Suara parau jungkook terdengar bergetar saat kalimat itu memasuki gendang telinga jimin.jimin sedikit menoleh kesamping untuk melihat keadaan jungkook, betapa terkejutnya dia saat mata jungkook sudah memerah menahan air matanya.melihat jimin yang memandangi wajah memerahnya membuat jungkook malu, segera dia alihkan pandangan nya kekanan.
       "Sayang.. dengarkan aku, apapun yang terjadi aku tidak akan pernah melepaskanmu.aku sudah jatuh cinta pada saat tahun pertama kita sekolah menengah ini."jungkook semakin mengeratkan pelukannya pada jimin.
    "Aku tau kau juga menyukaiku jimin,,aku tau karena tatapanmu mengatakan begitu"
Air mata sukses menganak sungai di pipi tirus jungkook.
"Aakuu...akuu.a-aku ingin pulang Jungkook,, orangtuaku pasti khawatir sekarang."jimin berucap pelan dan melepaskan pelukan Jungkook diperutnya.

        "Baik,tapi aku akan mengantarmu"nada jungkook tidak bisa dibantah jimin sehingga dia hanya mengangguk sambil sesekali meringis saat paha Jungkook tidak senyaja mengenai bokongnya.

        "Terimakasih sudah mengantarku pulang"jimin berucap pelan dengan nada datar.heii...siapa yang tidak akan marah dan kesal saat diperawani di tempat tidak layak seperti kemarin.setidaknya itu lah alasan kuat jimin marah pada Jungkook karena dia juga sudah merelakan lubangnya untuk dicicipi Jungkook.
     "Sayang.. berjanjilah untuk tidak menghindari ku,,"
Jungkook memegang bahu jimin dengan sedikit keras karena jimin yang memberontak.
   "Oke...tapi kau jangan memanggilku sayang lagi,aku risih mendengarnya."
Syarat yang diajukan jimin sedikit memberatkan jungkook,,tapi karena takut kehilangan jimin, Jungkook hanya mengiyakan saja.
    

      Jimin memasuki rumahnya dan mendapati rumah yang sunyi,hanya ada beberapa pembantu rumah tangga yang sedang bekerja sesuai tugasnya.
   "Bunda sama ayah dimana bi?"jimin bertanya pada kepala pembantu dirumahnya.
"Tuan dan nyonya sedang perjalanan bisnis keluar kota nak jimin"
Jawaban yang keluar dari mulut bibi sudah cukup bagi jimin.dia menaiki anak tangga dengan perlahan sambil berpegangan pada pegangan tangga.

        Jimin  kembali dari menjalankan hukuman setelah ketahuan oleh guru bk bahwa dia datang terlambat ke sekolah.jimin melangkah menuju kantin sekolah untuk mengisi perutnya.bel pulang telah berbunyi dari tadi membuat jimin kini sedang menunggu taksi untuk pulang kerumahnya.
      Jungkook yang baru selesai latihan basket, melihat jimin sedang berdiri di samping jalan.ia juga sempat memperhatikan kalau jimin masih berjalan tidak normal karena ulahnya.
Ketika hendak mendekati jimin,dia melihat seorang gadis cantik dengan rambut lurus sebahu yang menghampiri jiminya.
    "Hai..jim,kamu mau pulang sama siapa sekarang? Cindy mengajukan pertanyaan pada jimin.jimin yang ditanya hanya menjawab seadanya jika dia sedang menunggu taksi.
    "Mau gak lo pulang sama gue aja?gue hari ini juga balik sendirian."Cindy dengan nada manja langsung menarik tangan jimin agat lekas menghampiri mobilnya.dia  menyerahkan kunci mobil dengan gantungan miniatur Doraemon itu pada jimin.
  

     "Lo aja yang bawa cin,gua lagi gak enak badan"jimin memberi alasan pada Cindy.lubang jimin masih berdenyut nyeri,, bagaimana tidak jika yang menerobos menghentak lubangnya adalah penis besar berurat dan panysi jeon keparat.
   Cindy hanya mengangguk saja menerima alasan masuk akal jimin.
Mobil yang membawa mereka berdua kini telah melaju membelah jalanan ibukota yang padat.
 
    Dari kejauhan terlihat seorang pemuda yang menggeram marah karena jimin pergi dengan orang lain.
Dengan langkah cepat dia berlalu memasuki mobilnya Mercedez nya dan menancap gas pulang kerumahnya.

                                        🌺🌺🌺

     Sepekan telah berlalu, sekarang tiba waktunya bagi tim basket sekolah jungkook untuk bertanding dengan tim basket sekolah sebelah.sorakan penonton sudah memenuhi lapangan basket sekolah elit ini.
   Jungkook memandang kearah pemuda yang duduk di tribun penonton,,namun jika diperhatikan lagi wajah jimin terlihat sangat pucat.
"Jimin,,sayang apakah kau sakit??wajahmu sangat pucat"Jungkook berujar lirih menatap wajah jimin lama.
       
     Peluit yang ditiup tanda berakhirnya pertandingan telah berbunyi menghasilkan teriakan keras siswa-siswi yang menjadi tyan rumah tempat acara itu berlangsung.ya,benar jika tim basket jungkook lah yang berakhir memenangkan pertandingan.
       Euphoria dari para anggota tim basket sangat kentara terasa.jungkook pun tak luput dari rasa senang itu,tapi rasa senang itu langsung teralihkan saat menyadari jimin tidak ada lagi di barisan penonton.dengan langkah lebar dia menyandang tasnya dan berlari keluar lapangan untuk mencari keberadaan jimin.
       Dia melihat siluet seseorang yang mirip jimin berjalan sedikit tergesa kearah toilet dengan memegang perutnya dan terlihat menahan sesuatu yang akan keluar dari mulutnya.
    "Jimin... tunggu aku"jungkook berteriak keras memanggil jimin dan berlari cepat kearah nya.
Setibanya didalam toilet jimin sudah mengeluarkan semua isi perutnya di wastafel tetapi yang keluar hanya cairan putih kental dan pahit.jimin memegang kepalanya yang pusing dan hampir merosot jika tidak ada tangan jungkook yang menahan badannya.
    "Perutku mual jeon, kepalaku juga berputar-putar"
Jimin tanpa sadar mengadu pada Jungkook dengan tangan yang memegang lengan Jungkook erat.
   "Heii..kau kenapa? badanmu panas jimin,kau begadang semalaman?kau demam?
Wajah jungkook terlihat sangat khawatir akan keadaan jimin.rasa khawatirnya berganti bingung saat jimin mendekatkan hidungnya pada badan jimin.

           "Jeon,baumu sangat enak aku suka"jimin berucap lirih sambil mendekap erap tubuh tegap jungkook dan menghirup aroma Jungkook yang menenangkan.
Ini benar jika jimin pasti sedang sakit,,kalau tidak gak mungkin dia akan bertingkah manja seperti ini batin Jungkook.
   Jungkook menikmati saat-saat seperti ini,saat dia bisa memeluk erat jimin dan menghirup aroma jimin dalam dan semakin mendekap erat jimin,dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti ini.
   Rasa mual yang jimin rasakan mulai reda saat dia berada dalam pelukan hangat jungkook.
    "Jim,,ayo aku antar kamu pulang"jungkook membawa jimin kearah mobilnya saat dirasa jimin tidak menolak ajakan pulangnya.
        

Chapter 6 end

      

my beloved badboy(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang